PERUSAHAAN, ORGANISASI AGAMA dan PEMERINTAH: TRITUNGGAL DALAM PEMBUNUHAN BUMI
(Ditulis berdasarkan
Pengantar
Awal mula Perusahaan, Agama dan Pemerintah (PAPA)
Tujuan
Wujud Penguasaan
Agama sebagai alat penguasaan benak manusia
Pemerintah sebagai Alat Pengatur dan Pelindung Proses Pembunuhan Bumi
Perusahaan sebagai Alat Pembunuh Pembunuhan Bumi
Apa tujuan akhir semua ini?
Apa yang Dapat Anda Buat

0. Pengantar

Salah seorang tokoh penduduk asli benua Amerika pernah katakan begini: "This earth is dying because it is being killed,..." (Bumi ini akan musnah atau mati bukan karena alasan lain, tetapi karena dia sedang dibunuh.) Ini bukan ucapan seorang professor, bukan seorang pendeta, bukan seorang politisi, bukan seorang ahli lingkungan hidup. Kalau kita merenungkan sejenak ucapan orang "kampungan" ini, kita akan bilang, "Boleh juga e, pace kampungan tapi, dia pu pikiran kaya orang sekolah besar saja sampe!"

Ini ucapan yang mengajar kita semua agar kita tidak menjadi bodoh dan dibodoh-bodohi terus-menerus sampai mati bodoh-bodoh. Di dalam ucapan ini terdapat hikmah, yaitu bahwa sebenarnya kita lebih dari bodoh kalau kita tidak mengenal "siapa sebenarnya" yang membunuh kita.

Menurut pengamatan pribadi: TRITUNGGAL di atas, yaitu: organisasi agama, pemerintah dan perusahaan adalah nama-nama mereka yang sebenarnya membunuh "kita", yaitu "kita" sebagai manusia yang berada dalam tingkat peradaban ini dan tingkat-tingkat sebelumnya.

Tritunggal ini memiliki ciri-ciri yang kita perlu kenal dan lacak lalu bertanya, "Hmm, menarik. Siapa sebenarnya mereka ini?" (Dalam hal ini, dalam hal agama saya akan soroti organisasi agama dan gereja Kristen Protestan, pemerintah Indonesia dan perusahaan asing. Sorotan bukan terhadap agama itu sendiri, tetapi terhapda praktek-praket agama sebagai organisasi atau institusi agama, yang jelas-jelas sudah menyalahgunakan inti pengajaran agama itu sendiri.)

1. Awal mula PAPA

Kalau kita mau melirik ke belakang dan menilik awal mula "tritunggal perusak alam" ini, kita lihat muncul di Timur Tengah dan Eropa. Perusahaan, agama dan pemerintah (PAPA) muncul sesudah manusia belajar untuk hidup dalam perkampungan-perkampungan dan kemudian berkembang menjadi hidup dlam perkotaan-perkotaan. Dengan kata lain, waktu manusia hidup secara kelompok kecil, mereka hanya punya agama, tetapi tidak pernah punya perusahaan atau pemerintah, tetapi setelah mereka berkumpul, mereka mulai cari akal untuk mengatur diri dan orang lain. Pikiran mulai muncul untuk memilih salah seorang sebagai pimpinan dengan pembantu-pembantunya.

Jadi, orang sering bilang bahwa tritunggal ini adalah hasil dari interaksi sosial di dalam suatu kelompok masyarakat yang jumlahnya banyak. Ketika orang banyak berkumpul, mereka perlu menemukan jalan untuk mempertahankan tatanan hidup bersosial, dan asal-usul PAPA muncul dari pandangan ini.

Kalau kita tilik mengapa orang mulai belajar mendirikan perusahaan-perusahaan, mengapa orang mulai ciptakan organisasi agama, dan mengapa orang mulai mendirikan pemerintah, maka kita agak tidak percaya, bahwa mereka punya mama dan bapa satu, dan namanya: kekuasaan atau power.

Ada yang percaya bahwa agama adalah korban dan bukan pelaku dari permainan kekuasaan, tetapi teori konsiprasi percaya bahwa mereka PAPA justru bekerja-sama dalam rangka penaklukan bumi. Pesan-pesan paling jelas dapat dilihat di dalam bunyi Alkitab seperti disebut di bawah nanti.

2. Tujuan

Tujuan tritunggal PAPA ini yaitu UNTUK MENGUASAI atau kuasa. Sekarang kita baru bertanya "Siapa dan apa yang dikuasai? Kita kembali menjawab dari Alkitab karena saya kenal bunyinya. Kejadian 1:28 berkata begini: "Penuhi dan taklukkanlah bumi. Beranak-cuculah dan bertambah banyak." Ini baru contoh kitab suci orang Kristen. Barangkali agama lain memberi perintah serupa. Jadi, yang dikuasai adalah bumi dan segala isinya. Lalu, "Siapa yang menguasainya?" Yang menguasai adalah manusia. Ini perintah Alkitab, kalau kita mau berbicara dari kacamata itu. Dan lebih khusus lagi, "manusia" itu berasalah dari satu benua di bumi ini, yaitu Benua Eropa dan lebih khusus lagi negara yang bernama "Inggris." Merekalah yang mulai keluar menguasai dunia ini. Walaupun pemerintah Yunani dan Romawi telah memulai usaha penguasaan ini, kuasa mereka hanya terbatas di Eropa dan Asia Kecil. Tetapi sejak kerajaan Inggris, Belanda, Perancis, dll. mulai menguasai bumi ini, mereka betul-betul mulai menghancurkan segala kekayaan bumi ini.

Mereka tidak hanya puas menguasai bumi seperti perintah Alkitab, tetapi mereka menambah perintah itu dengan menguasai manusia-manusia lain pula di seluruh dunia.

Tujuan dari menguasai itu adalah KEUNTUNGAN, atau PROFIT. Karena itu anda jangan bingung kalau PT Freeport itu tidak cepat-cepat menanggapi jatuhnya ribuan korban di wilayah penambangan dan sekitarnya. Karena itu jangan pernah berharap Freeport dkk. akan punya pikiran sedikitpun untuk menolong manusia Lani, Mee, Moni, Amungme dan Nduga. Karena itu jangan pernah mimpi bahwa perusahaan-perusahaan perlu masuk supaya menolong manusia. Karena itu jangan sangka bahwa Proyek-Proyek Pengembangan Masyarakat di wilayah Timika dan sekitarnya itu dijalankan sebagai ucapan terima kasih dari Freeport. SEMUANYA TIDAK AKAN JADI, KALAU TIDAK ADA UNTUNYA secara finansial.

Keuntungan dimaksud bukan dalam bentuk moral atau psikologis, tetapi selalu dan harus dalam bentuk finansial. Karena itu jangan heran kalau Freeport dikritik tidak manusiawi, merusak lingkungan, dll, tetapi selalu membela diri. Jangan jadi bodoh di sini. Sepanjang hal-hal yang dilakukan tidak mendatangkan kerugian, Freeport akan turun tangan. Kalau sebaliknya, Freeport akan berusaha selalu "cuci tangan".

Di sini jangan kita paksa Freeport bertingkah laku seperti gereja atau orang Papua yang konon terlalu jujur sampai rahasiapun bisa dia buka sama musuh. Mereka lain, yang mereka cari itu bukan Anda, bukan suara Anda, bukan keluh-kesah Anda, tetapi UANG.

3. Wujud Penguasaan PAPA

Apa yang terjadi lebih dari sekedar menaklukkan bumi, binatang dan tumbuhan. Penguasaan itu terjadi juga terhadap manusia lain. Manusia hitam di Afrika, manusia asli di Amerika Serikat, manusia asli di Australia dan sekitarnya, manusia asli di Malaysia, Thailand, Filipina, India, dll, sampai di New Guinea telah berhasil dikuasai dan ditaklukkan. Penaklukkan dilakukan dengan cara social-engineering, perbudakan, intimidasi, pemboman, pemburuan, peracunan makanan pokok seperti babi dan sagu, peracunan sumber minuman, peracunan melalui kontrasepsi Keluarga Berencana, peracunan melalui obat-obat, dan lain sebainya yang bisa ditempuh untuk menguasai manusia asli di seluruh dunia. Termasuk manusia asli Jawa adalah sisah-sisah manusia asli yang sudah dicabik-cabik oleh Belanda selama 3,5 abad.

Bayangkan saja, Anda seorang diri mau pergi berburu serta menangkap anak burung kasuari dan mau menjinakkannya. Apa yang Anda perbuat dan Anda butuhkan? Anda akan menjawab A, B, C dst. Mungkin saya perlu anjing pemburu, orang lain, dan berbagai alat lain untuk menolong penangkapan. Kalau kita menangkap seekor kasuari hutan, kita punya alat untuk menjinakkannya. Alat itu bernama "kandang". Ini diperlukan agar kasuari dapat dikuasai dengan baik. Setelah dikandangkan, kasuasi perlu dikasih makan, dipegang-pegang dan diajak berkomunikasi. Kasuari harus merasa bahwa manusia tidak berbahaya baginya. Beberapa waktu kemudian, kasuari akan menjadi apa yang disebut "jinak."

Nah, sekarang coba pikirkan "Apa yang dapat diperbuat kalau manusia yang satu berencana untuk menjinakkan manusia yang lain?" Pada mulanya sulit dipikirkan, tetapi saat ini gampang saja ditemua. Alat-alat itu disebut saat ini dengan PERUSAAHAAN, AGAMA DAN PEMERINTAH (PAPA). Merekalah alat-alat yang sudah dipakai oleh para PENGUASA, dan telah ditemukan sangat ampuh bagi penguasaan salah satu jenis binatang yang disebut "manusia."

Orang-orang penemu PAPA telah duduk berpikir dan menghabiskan biaya, tenaga dan waktu yang cukup banyak untuk mencari, menemukan, menguji-coba dan mempromosikan serta mempertahankan PAPA sebagai suatu perkakas yang ampuh bagi penguasaan dan penaklukan dunia ini. Dan hal ini tidap perlu diragukan lagi akan khasiatnya.

4. Agama sebagai alat penguasaan benak manusia

Agama telah dipakai sebagai alat untuk menguasai bidang rohani manusia sejak agama muncul di dalam peradaban manusia. Kini kita kenal nama agama tradisional dan agama modern seperti Kristen dan Islam. Semua agama mempunyai satu misi, yaitu menguasai rohani manusia. Tujuan menguasai adalah agar manusia bertingkah-laku sesuai dengan kehendak si "pencetus ide" agama itu.

Siapakah pencetus ide itu? Kita tidak heran mendapati bahwa mereka itu adalah penguasa-penguasa di bumi ini. Kita dengan mudah melihat apa yang terjadi pada saat Tuhan Yesus berada di bumi ini. Waktu beliau menantang penguasa Roma dan pimpinan agama, mereka nyata-nyata bekerja sama untuk menyeret Yesus ke kayu salib. Para penguasa telah menguasai rakyat mereka dan telah menaklukkan mereka kepada ajaran-ajaran Taurat. Kini Yesus datang dengan nyata-nyata menantang kebenaran dan kemutlakan Taurat dengan kabar: Masa Taurat sudah lewat, dan saya bawa masa baru, yaitu pemenuhan Taurat itu. Di sini sudah jelas terjadi apa yang disebut "pergulatan kekuatan" dan "adu kekuatan" antara Yesus dengan para penguasa bumi ini.

Kita juga dapat melihat dalam setiap agama modern dan agama tradisional, betapa agama itu menunjukkan "kuasa" dan "keajaiban" di dalam tokoh agamanya. Inti beritanya kemungkinan begini, "Hai manusia, di sana, di jauh sana, di sorga, di nirwana, di sana ada penguasa yang lebih kuat, lebih hebat, lebih kekal, lebih ini dan itu .. dan ia sanggup menghancurkan atau merubah sejarah dunia ini. Karena itu, setiap orang diperintahkan untuk tunduk dan menyembah kepadanya."

Akibat kabar-kabar serupa dengan ini, khususnya dalam agama Kristen kita mendengar ajaran seperti ini:

    Serahkan semua kekuatiranmu kepada-Nya. Ia akan menyelesaikannya. Ia akan memberikan kemerdekaan kepadamu, yang perlu anda lakukan adalah berdoa, menuruti perintah-Nya, menyembah dia, berpuasa, memberi yang terbaik kepada Tuhan, dan mengundang campur-tangan Tuhan secara ajaib dari sorga." dst.dst.

    Kalau paman, atau tante, atau adik, atau mama yang dibunuh sama tentara Indonesia, inilah kemungkinan besar kabar yang anda akan dengar: "Ampunilah musuhmu. Berikanlah pipi sebelahmu. Pemerintah ditetapkan oleh Allah, karena itu tunduklah kepada mereka. Kita harus serahkan semua kejahatan ini kepada Tuhan karena Tuhan akan turun tangan secara ajaib dan menyelesaikan masalah kita semua pada waktunya. Tuhanlah yang berhal melakukan pembalasan atas semua ini, dst.dst.

    Kewargaan-negara kita ada di surga. Allah sediakan segala yang kita butuhkan di sana. Yang patut kita buat adalah cuma percaya dan taat kepadaNya. Orang yang miskin di dunia akan mewarisi bumi. Orang yang menderita akan bersukacita. Orang lemah lembut akan memiliki bumi."

Akibatnya apa? Manusia tidak menjadi pejuang kemerdekaan lagi, tetapi mereka menjadi pendoa syafaat. Mereka tidak menghabiskan waktu dalam lapangan lagi, tetapi dengan membaca Alkitab dan berdoa di dalam rumah atau gedung. Mereka tidak cenderung berkumpul dan bercerita bersama rakyat biasa lagi, tetapi mereka menyendirikan diri dan menganggap dunia ini kotor dan menuju neraka, jadi mereka harus justru lebih jauh dari dunia ini dan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka tidak melihat ke sekeliling untuk mencari pertolongan lagi, tetapi mereka melihat ke atas, ke somewhere to someone, somehow a helping hand will hopefully come.

Apa yang dicari agama? Agama membutuhkan orang yang "LOYAL", yaitu patuh atau tunduk dan taat. Orang yang tidak bertanya, "Aduh mama, kenapa saya pu Bapa dapat tembak baru saya trabalas?" Tetapi yang bilang, "Syukur kepada Tuhan, karena ini semua terjadi menurut rencana-Nya pula!"

Setelah kondisi LOYAL ini diciptakan, berikutnya adalah langkah PENJARAHAN masal. Dengan kata lain, kalau anda sudah menjinakkan kebuasan babi hutan, maka sudah saatnya untuk bikin apa saja anda mau; entah mau piara terus, mau bunuh sekarang, mau kurung di kandang, mau ikat di bawah pohon, mau kasih makan, mau kasih minum, apa saja. Semua kini ada dalam KEKUASAAN anda. Dengan kata lain, kalau manusia itu sudah LOYAL, buat apa saja Anda mau, tenang saja. Mau todong, mau intimidasi, mau bom, mau bakar rumahnya, mau culik, mau ambil emas, perak, tembaga, hutan, ikan, dan semua miliknya, mau perkosa anak dan isterinya, BIKIN APA SAJA YANG KAU MAU, barang sudah dalam penguasaan Anda. Tenang saja dan bikin, bikin, bikin!!!!! Kalau kita merontah, ada tempatnya untuk orang merontak. Namanya "penjara" kalau belum tahu. Siapa yang tangkap? Namanya "polisi" kalau belum tahu.

Anehnya, di penjarapun, ada yang disebut "Pelayanan Penjara!" Ada konsep di balik semua ini bahwa: "Orang yang merontak-merontak itu sebenarnya belum dijinakkan betul, jadi kita harus berusaha menjinakkan supaya menjadi LOYAL." Di sana ada ceramah, ada khotbah, ada doa dan puasa. Tujuannya? MENJINAKKAN manusia supaya LOYAL. Makanya jangan heran kalau semua tokoh politik Papua, yang pernah dipenjarakan di Penjara Abepura, Kali Sosok, Cipinang, dll. sudah kop mati pasal-ayat. Jangan heran kalau sebagian mereka kini menjadi Bapak Pendeta.

Dalam hal ini saya tidak usah menjadi dosen teologia buat anda, karena anda manusia Papua yang punya adat dan otak Melanesia.

5. Pemerintah sebagai Alat Pengatur dan Pelindung Proses Pembunuhan Bumi

Setelah dijinakkan, adalah tugas pemerintah untuk mengatur agar semua yang dijinakkan itu tetap jinak dan tetap loyal. Kalau ada yang menjadi liar kembali, itu dikembalikan kepada agama lagi untuk dijinakkan. Karena itulah tidak usah heran kalau ada penghotbah-penghotbah kaliber di camp-camp pengungsi di mana-mana, jangan heran kalau ada doa dan puasa di dalam penjara, dll.

Dalam pengaturan itu, pemerintah memiliki apa yang disebut "Aparat pemerintah" atau dengan kata lain "alat-alat untuk menjalankan pemerintahan." Perkakas pemerintahan itu dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu pihak legislative, judicative, and executive. Legislative dia membikin peraturan-peraturan dan hukum-hukum untuk memerintah sebuah wilayah pemerintahan. Baru judicative yang jalankan itu barang yang sudah diatur. Kalau ada yang melanggar, judicative dia kasih hukum 10 tahun, 20 tahun, 1 hari, dll. Supaya orang itu bisa ditangkap dan dibawa kepada pengadilan, diperlukan Polisi. Polisi periksa dulu, baru kalau memang salah, ya serahkan ke pengadilan.

Kalau ada orang luar yang mau cari masalah, perlu dibentuk Angkatan Bersenjata supaya bisa serang musuh dari luar wilayah pemerintahan. Dalam hal ini kita jangan cocokkan dengan Indonesia, karena tentara Indonesia itu didirikan dengan tujuan utama untuk melawan rakyat Papua, rakyat Timor, rakyat Maluku, rakyat Acheh, rakyat Borneo, dll, yang bukan berasal dari Jawa-Bali. Jadi, peran tentara Indonesia lain daripada peran tentara negara lain berdasarkan teori militer di dunia ini.

Setelah peraturan itu ada dari legislatif, ditegakkan oleh pihak pengadilan dan keamanan (judikatif), baru pace "executive" dia yang jalankan. Mereka itu mulai dari Presiden sampai kepada Kepala Desa.

Tiga pilar pemerintahan inilah (legistlative, judicative and executive)  selalu dipertahankan di seluruh dunia.

Tetapi di Papua Barat agak aneh, karena Bas Suebu dulu hanya tunjuk tiga pilar pembangunan: Agama, Adat dan Pemerintah. Pace anggap tentara dorang, polisi dorang, pengadilan dorang macam trada saja, padahal mereka sedang berburu manusia di hutan tiap detik. Pace Suebu punya pilar ini sudah melanggar pilarnya Suharto, yaitu Trilogi Pembangunan dan Security Approach. Pace Suebu dia bagus, cuma pace belum usir keluar semua tentara dari Papua waktu itu atas dasar pilarnya ini.

Tetapi pace Suebu punya pilar ini perlu dikaji kembali karena itu merupakan tungku yang lahir dari jiwa orang Papua, yang punya adat Papua, yang menggunakan adat Papua. Semua orang Papua sebelumnya rupanya sudah tratau adat, baru Pace Suebu yang jelas tahu adat. (Hal ini dibahas dalam Tribal Democracy.)

Pemerintahan di seluruh dunia punya selera berbeda-beda. Dari perangkat pemerintahan yang ada, ada pemerintah pemerintah yang lebih banyak menggunakan peran eksekutif, ada yang lebih gunakan peran yudikatif, ada yang lebih menekankan peran legislatif.

Di Indonesia, peran eksekutif yang jusru berada di atas segala-galanya. Itu berarti justru orang yang bertugas menjalankan aturan itulah yang bikin aturan dan jalankan sendiri, lalu menghakimi baik-buruknya sendiri. Kalau ini yang terjadi, dalam bahasa pemerintahan disebut dictatorship" (kediktatoran).

Hal terbalik terjadi di Inggris. Yang bikin aturan itu orang-orang anggota parlemen. Kemudian usulan disampaikan kepada House of Commons untuk dinilai. Setelah itu dibawa ke House of Lords. Dapat juga sebaliknya. Jadi, kedua "house" inilah yang menilai peraturan dan hukum, sebelum disahkan oleh pihak pengadilan untuk dijalankan oleh pemerintah. Pemerintah punya hak hanya mengusulkan dan menjalankan. Yang menyetujui, merubah atau menolak adalah hak wakil rakyat dan pihak judikatif.

Tetapi di sini Anda jangan lupa. TIDAK ADA SATUPUN PERANGKAT PEMERINTAHAN INI yang didirikan dengan ujuan secara tulus mau menolong manusia, yaitu Anda dan saya. Semua ini bertujuan: MENGUASAI ANDA, lalu bawa keluar semua yang Anda punyai, tanpa Anda merontak dalam bentuk apapun. Bagaimana cara "bawa keluar itu harta?" Kita baca pace itu dia pu nama di bawah: "Perusahaan."

6. Perusahaan sebagai Alat Pembunuhan Bumi

Inilah alat yang melakukan pembunuhan itu, inilah jubi dan busurnya.

Lihat ini perkembangan baik-baik. Pada mulanya, segala-sesuatu diatur di dalam wadah agama. Agama memegang kekuatan dan kekuasaan mutlak di atas semuanya dan segalanya. Tetapi di dunia Alkitab Perjanjian Lama, kita agak kaget membaca orang Israel dorang minta Samuel untuk kasih seorang Raja. Dorang tidak puas hanya punya pimpinan agama sekaligus pimpinan pemerintahan. Mereka mau "tiru" bangsa lain yang rupanya sudah punya pemerintah. Setelah waktu-waktu itu sampai waktu Yesus ada di Timur Tengah, kita baca di sana ada peranan hampir sama rata atau sama derajad dimainkan oleh Tokoh Agama dan Pemerintah. Waktu Yesus diadili, kita lihat dia dibawa ke Kayafas, Anas, Herodes, dll. yang rupanya mereka punya kedudukan yang hampir sama.

Cerita itu berlanjut, tetapi pemeran utama ceritanya berubah. Sampai hari ini, peranan agama itu sudah mulai tenggelam, bahkan saya bisa bilang sudah tenggelam sudah mo. "Agama" itu di dunia Barat sudah barang muntah atau kuno. Agama tidak punya kekuatan apa-apa lagi dalam kehidupan sosial dan budaya. Agama itu sudah menjadi alat politik, terjelma ke dalam partai politik saja, yang dikenal dengan Partai Republik, Parta Konservatif atau Partai Sayap Kanan. Dengan kata lain, agama telah dikuasai atau ditelan oleh Pemerintah.

Kecenderungan terakhir di abad 19, 20 sampai 21 ini agak memprihatinkan. Pemerintah, sekaligus dengan agama yang sudah ada di dalamnya, sudah mulai ditelan secara perlahan-lahan oleh pace "Tiger" manusia bernama "PERUSAHAAN." Mereka itu dikenal dengan nama "multinational corporations." Perusahaan itu seperti Freeport, Shell, Mobil, Siemens, Microsoft, IBM, MacDolands, Coca-Cola, Fanta, Kentucky Fried Chicken (KFC - kini ada di Abepura, Kali Acai,di samping Pengadilan/Gedung Putih, sebelum Toko Buku Kalam Hidup itu).

Sekarang ini justru perusahaan-perusahaan yang kasih perintah sama pemerintah untuk bunuh orang Papua di Timika. Dulu pemerintah yang atur, kini perusahaan yang atur.

Pemerintah sudah punya departemen lingkungan hidup, tetapi itu barang mati total, karena dibunuh sama perusahaan. Tujuan akhir perusahaan itu membunuh bumi ini. Jadi sebelum bumi ini mati, perusahaan tidak akan berhenti main di balik batu.

Ingatlah ini nubuatan baik-baik. Beberapa tahun lagi, entah selama kita masih hidup atau setelah kita menjadi spok-spok di tanah Papua, justeru perusahaan-perusahaan yang akan memerintah dunia ini seacara teori dan praktek. Sekarang ini secara teori diperintah oleh pemerintah dan secara praktek oleh perusahaan. Tetapi nantinya akan diatur secara teori dan praktek oleh perusahaan. Pada waktu itu tapal batas negara tidak akan diakui lagi. Waktu itu presiden adalah ahli ekonomi, bukan pintar politik. Pada waktu itu presiden negara adalah juga presiden Freeport, misalnya. Kalau dilarang, yah adik, kakak, atau kroni dengan perusahaan. Waktu itu para pengusaha tidak perlu lobi lagi, tetapi mereka putuskan sendiri dan bikin sendiri.

Pada waktu itu, judicative, legislative dan executive tidak akan berlaku seperti di kertas dan ajaran professor ilmu pemerintahan. Barangkali di sinilah akhir riwayat hidup teori ini dan awalnya teori baru bidang pemerintahan, yaitu "globalisasi."

7. Apa tujuan akhir semua ini?

Teori baru itu bernama "globalisation". Globalisation itu punya arti serupa dengan "one-isation", proses untuk membuat semua menjadi SATU saja. Alasan utama adalah karena bumi ini satu, jadi kita harus punya satu ras, satu bahasa, satu makanan, satu negara, satu presiden atau raja, satu agama, SATU DALAM SEGALA SEUSATU DAN SEMUANYA.

Dulu ada perbedaan kulit hitam, rambut keriting dengan rambut lurus dan kulit putih. Kini perbedaan itu sudah diusahakan sampai tidak ada lagi. Perbedaan kulit dan asal daerah sudah dimusnahkan sama sekali. Dulu ada komunisme dan kapitalisme tetapi sudah runtuh. Kini ada dunia Islam dan non-Islam dan kini secara jelas sedang dilakukan perang besar-besaran untuk menghilandkannya. Dulu ada batasan-batasan negara di Eropa, kini menjadi Uni Eropa.

Yang ada hanya perbedaan geografis. Tetapi perbedaan-perbedaan kini semakin berkurang dengan perkembangan teknologi alat komunikasi dan transportasi. Nantinya Asia Tenggara akan menjadi satu Uni. Afrika akan menjadi United States of Africa. Amerika Selatan akan menjadi United States of South America. Di Pacific barangkali akan lahir United States of Melanesia dan United States of Polynesia. Sedangkan negara seperti Australia dan Selandia Baru, Timor Loro Sae barangkali akan membentuk aliansi sendiri atau akan mengajukan suatu Uni Australasia atau Pasifik. Dengan singkat, KEMAJEMUKAN BUMI SUDAH SEDANG DIBUNUH dan keanekaan itu harus musnah. Entah Anda setuju atau tidak, itu bukan persoalan, masalahnya adalah BUMI INI SUDAH SEDANG DIMATIKAN.

Dalam pada itu, semua pihak yang tidak mau menyatu itu akan disingkirkan keluar, dan akhirnya akan dimusnahkan dari muka bumi ini. Tinggal Anda pilih, mau terhanyut di arus ini tanpa tahu ke mana gerangan Anda menuju, atau mau terdampar ke darat dan mati. Sayangnya, di dunia ini hanya dua pilihan ini. Mangkali orang Kristen akan bilang, "Kewargaan kita adalah di surga, karena itu jangan kuatir. We will go there sometime, somewhere, somehow." Saya harap ini bukan ucapan "Penghibur hati sementara menghidupi tubuh biologis ini."

8. Apa Yang Patut Anda Buat

Ini bukan barang gampang Sobat. Ini barang sedang dibunuh oleh tangan besi yang tidak berperikemanusiaan dan tidak bermoral yang hidup di Amerika dan Eropa. Kita pernah bertanya kepada Indonesia, "Di mana sila kedua Pancasila: Kemanusiaan yang adil dan beradab?" pada waktu Indonesia bunuh kita di Timika, Wamena dll. Kita pernah mencap, "Indonesia biadab ini! Bangsat dorang, tratau adat! Tidak manusiawi!" dll.

Tetapi sayang. Indonesia sendiri juga ada di antara mati dan hidup. Indonesia itu negara yang merdeka secara teori, tetapi masih didikte secara praktek. Indonesia itu "negara burung kakak tua" dari dunia Barat. Dia tinggal tiru apa yang diucapkan Barat. Sudah banyak kali pimpinan adat Jawa seperti Sultan Hamengkubuwono, Kiyai-kiyai, dll. telah berseru supaya Indonesia itu kembali pegang dia punya adat.

Tetapi sayang sekali, Indonesia sudah telanjur basah dalam persekongkolan politik kotor dan konspirasi dunia. Ada satu rumus saja dalam permainan konspirasi internasional itu, yaitu sekali Anda masuk, jangan pernah mimpi untuk keluar dari permainan itu. Kalau tidak mau di situ, lebih baik jangan coba-coba.

Karena itu, apa yang orang Papua Barat mau pilih? Mau terjun ke dalam permainan konspirasi internasional ini, lalu nanti baru berusaha keluar jadi sekarang masuk saja, hantam saja, seperti yang diusahakan Indonesia? Ataukah mau pasang kuda-kuda politik sekarang dan kembali tunjukkan kepada dunia semesta bahwa manusia Papua Barat itu mengenal Adat, berdiri di atas adat dan membangun di atas adat, yaitu adat Melanesia? Apakah kita mau pelajari kembali tungku adat yang dipasang Bas Suebu yang kini ditindak-lanjuti oleh Eluway dan Beanal, atau tungku transmigrasi yang dipasang Jacob Pattipi dan Isaac Hindom, atau tungku agama yang dipasang Ottow dan Geissler, atau tungku pemerintahan Indonesia yang dipasang Kaisiepo, Indey dan Papare? Terserah boy, ku hanya mengatakan, wo!wo!