>Selasa, 14 November 2000

Pasar Abepura Rusuh, 11 Warga Luka-luka

Jayapura, Kompas

Pasar Abepura, Jayapura, sejak tiga hari terakhir dilanda kerusuhan akibat pertikaian dua kelompok masyarakat. Sebelas warga mengalami luka-luka terkena senjata tajam dan hingga Senin (13/11) pasar itu tampak sepi.

Kapolres Jayapura Superintendent Daud Sihombing di Jayapura, Senin (13/11) mengatakan, kerusuhan selama tiga hari terakhir ini berawal di warung makan di dalam pasar Abepura. Sabtu pekan lalu pukul 16.35 waktu setempat seorang warga lokal dalam keadaan mabuk masuk makan di dalam sebuah warung. Usai makan, ia tidak membayar dan berjalan masa boboh meninggalkan tempat itu.

Orang mabuk itu ditegur oleh pemilik warung, dan para pedagang lain di dalam pasar. Dia lalu mengundang kelompok warga lainnya. Terjadi keributan mulut yang berlanjut dengan bentrok fisik antara kedua kelompok masyarakat.

Dalam kerusuhan itu 11 orang mengalami luka-luka ringan. Mereka dirawat di rumah sakit Abepura dan sebagian sudah dipulangkan. "Mereka pada umumnya terkena panah dengan ketepel," kata Sihombing. Beberapa rumah kios di dalam pasar dirusak warga.

Pemantauan Kompas di lokasi kejadian, kerusuhan yang terjadi antara suku Wamena dengan warga Makassar yang adalah pedagang itu sempat membuat macet pasar tersebut. Tidak ada pedagang yang mengadakan transaksi jual beli di dalam pasar kecuali pedagang Makassar yang tinggal di dalam pasar.

Orang berambut kriting dengan warna kulit hitam dilarang masuk pasar oleh aparat Brimob yang sedang berjaga-jaga mengelilingi lokasi pasar. Pasalnya, Senin (13/11) dinihari seorang warga Manokwari Irja, Lano yang juga pedagang di dalam pasar itu dikejar dan dipanah dengan benda tajam hingga mengalami luka-luka di bagian leher, lengan dan kaki.

Sementara itu Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Irian Jaya, Demianus Wakman yang berkantor sekitar 5 meter dari lokasi kejadian menuturkan, pasar itu sulit digelar lagi. Korban luka-luka sebagian besar adalah putra daerah, dan mereka akan terus mencari kesempatan membalas dendam.

"Dari 11 orang yang luka-luka semuanya merupakan warga lokal. Karena saat itu tidak ada persiapan dari warga lokal untuk melakukan perlawanan, kecuali orang mabuk yang berteriak-teriak di dalam pasar. (kor)