Rakyat Papua Tuduh Kopassus Pembunuh Theys
01/10/02 09:40:30 AM

Jakarta,  Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Provinsi Papua Lukas Sabaropek mengatakan pembunuh Theys Hiyo Eluay adalah Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Hal itu dikatakan Lukas pada Republika Online (ROL) di ruang kerjanya Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (08/01/02).

''Rakyat Papua yakin yang melakukan pembunuhan terhadap Theys Hiyo Eluay Kopassus. Rakyat Papua mengatakan mereka punya saksi tentang itu,'' kata anggota Komisi VIII itu.

Menurut Lukas, rakyat Papua yakin Kopassus pelakunya karena malam sebelum tewas Theys diundang oleh Kopassus.

Ia mengatakan dugaan rakyat Papua itu diperkuat oleh jalan yang dilalui kendaraan penculik Theys melewati tiga pos pemeriksaan yang dijaga ketat.

''Siang saja pemeriksaan begitu ketat, apalagi malam. Jalan yang dilalui kendaraan adalah jalan menuju perbatasan Papua Nugini. Siapa yang bisa lolos begitu saja melewati tiga pos pemeriksaan itu,'' lanjutnya.

Anggota F PDI P itu juga mengatakan gagalnya kunjungan Presiden Megawati ke Papua Desember lalu karena pemerintah belum berani mengungkapkan secara jujur dan transparan siapa pembunuh tokoh rakyat Papua itu.

''Kalau benar pembunuh Theys Kopassus seperti dugaan rakyat Papua katakan saja secara terbuka. Orang Papua itu akan memaafkan jika diakui dan minta maaf secara jujur,'' lanjutnya.

Namun Lukas memastikan jika pemerintah gagal menemukan pembunuh Theys dan cenderung direkayasa dan ditutup-tutupi, rakyat Papua akan marah dan semakin mengkristal keinginan mereka untuk merdeka.

''Keadaan akan semakin sulit. UU otonomi khusus Papua tidak akan memberi manfaat. Rakyat Papua sudah bosan dengan akal busuk pemerintah selama ini,'' lanjutnya.

Sebagai wakil rakyat dari Papua, Lukas meminta agar pemerintahan presiden Megawati mengungkap pembunuh Theys dan siapa di belakangnya.

''Jangan seperti selama ini kerusuhan banyak tapi tidak pernah terungkap siapa pelakunya. Dikatakan ada provokator tapi tak pernah ditangkap. Itu tidak diterima rakyat Papua,'' jelas Lukas.

Lebih lanjut Lukas mengatakan sebenarnya dengan UU otonomi khusus Papua dan kalau Megawati mengungkap siapa pembunuh Theys sudah bisa mengobati luka rakyat Papua selama ini.

''Memang harga yang harus dibayar pemerintah mahal. Tapi kalau kita menginginkan Papua tetap menjadi bagian dari Indonesia harga mahal itu harus dibayar,'' lanjutnya. (Rep)
 http://www.infopapua.com/papua/0102/0910.html