PDP
Dan Muspida Bahas Otsus
Jayapura, Pertemuan
antara pengurus Presidium Dewan Papua (PDP) dan Muspida Papua
membahas masalah sosialisasi otonomi khusus Papua kepada
masyarakat.
Muspida merasa
kesulitan dalam sosialisasi Otsus Papua karena sejumlah persoalan
masyarakat yang belum diselesaikan. Gubernur Papua JP Solossa usai
memimpin pertemuan tersebut kepada pers, Kamis (10/1), mengatakan,
kepada PDP disampaikan bahwa tanggal 21 Januari 2002 secara resmi
mulai disosialisasikan otonomi khusus kepada masyarakat. (kor-kcm)
Hukum
dan Kriminal http://www.infopapua.com/papua/0102/1204.html
PENYELIDIKAN KASUS THEYS
SUDAH MENTOK POLISI TUNGGU TIM INDEPENDEN
Sabtu, 12 Januari, 2002 2:57:03
PM
Jayapura - Kapolda Papua, Irjen Pol Made Mangku
Pastika mengaku, penyelidikan yang dilakukan pihaknya untuk
mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan Ketua Presidium Dewan
Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay sudah mentok, sehingga polisi
menunggu tim independen.
`Penyelidikan kasus Theys saat ini sudah tidak
ada yang signifikan lagi karena sudah sampai pada satu titik
tertentu, dimana sudah tidak dapat lagi dikembangkan lebih jauh,`
tegas Kapolda menjawab pertanyaan ANTARA di Jayapura, Sabtu.
Walaupun penyelidikan yang dilakukan pihaknya
sudah mentok, namun polisi masih akan melakukan penyelidikan
meskipun tidak segencar sebelumnya.
Hukum
dan Kriminal http://www.antara.co.id/berita.asp?id=20883
POLISI ALAMI KESULITAN
UNGKAP KASUS KEMATIAN TOKOH ACEH
Jum'at, 11 Januari, 2002 1:41:44
PM
Banda Aceh - Kapolri Jenderal Polisi Da`i
Bachtiar mengemukakan, aparat kepolisian sekarang ini mengalami
kesulitan untuk mengungkap kasus terbunuhnya sejumlah tokoh asal
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
`Kita masih mengalami kesulitan untuk
mengungkap kasus terbunuhnya sejumlah tokoh Aceh, terutama
memperoleh informasi dari para saksi,` katanya menjawab pertanyaan
wartawan di Banda Aceh, Jumat.
Da`i Bakhtiar ke Banda Aceh berada di Aceh
dalam rangka serah terima jabatan Kapolda NAD/Komandan Operasi
Pemulihan Keamanan (Dan Ko Opslihkam) Aceh dari pejabat lama,
Brigjen Pol Ramli Darwis kepada pejabat baru, Irjen Pol Jusuf
Manggabarani.
Hukum
dan Kriminal http://www.antara.co.id/berita.asp?id=20834
PRESIDEN DIMINTA MEMBENTUK
TIM INDEPENDEN UNGKAP KASUS THEYS
Kamis, 10 Januari, 2002 11:39:57
AM
Jayapura - Presidium Dewan Papua (PDP) serta
tiga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) meminta Presiden Megawati
Soekarnoputri segera membentuk sebuah tim independen
internasional, untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan
ketuanya Theys Hiyo Eluay.
Wakil Ketua PDP, Thom Beanal kepada pers di
Jayapura, Kamis mengatakan walaupun pemerintah sudah menurunkan
Tim Pencari Fakta (TPF) seperti Mabes TNI-AD dan Komnas HAM,
tetapi sampai saat ini tidak jelas hasil investigasinyaa.
Rakyat Papua menunggu tindakan nyata dari
Presiden Megawati guna mengungkap motif dan pelaku pembunuhan
tokoh kharismatik Papua itu, ujarnya.
Source: http://www.antara.co.id/berita.asp?id=20747
Polisi
Terus Lakukan Penyelidikan Kasus Theys
Jayapura, Meskipun
saat ini sudah tampak berkurang aktivitasnya, namun penyidikan
terhadap kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Theys H Eluay,
masih terus dilakukan. Hal itu dikemukakan Kapolda Irja Irjen Pol
Drs. Made Mangku Pastika, kepada wartawan kemarin.
''Penyelidikan
masih terus berjalan, dan ini bukan molor, melainkan masih dalam
proses. Artinya polisi sejauh ini sedang melakukan hal-hal yang
lebih komprehensif dalam rangka melakukan penyelidikan dalam kasus
ini,''jelas Kapolda.
Juga diakuinya,
meski hingga saat ini masih terus dilakukan penyelidikan, namun
kasus ini masih kabur. Sebab sampai saat ini pula pihak penyidik
masih kesulitan untuk menguak kasus ini.
Dan terkait
dengan itu pula, maka pihak penyidik, kata Kapolda, sangat
mengharapkan kehadiran tim independen yang akan dibentuk Presiden
Megawati.
''Proses
berikutnya sedang berjalan, misalnya tim dari TNI AD yang datang
melakukan upaya-upaya klarifikasi, kemudian mereka melaporkan ke
pusat, dan sampai saat ini belum diambil keputusan. Kemudian tim
independen nasional yang sampai sekarang belum terbentuk. Kita
masih menunggu tim itu,'' ungkap Kapolda.
Disinggung
tentang tim independen itu, Kapolda mengira-ira, bahwa tim itu
masih dalam proses. ''Mungkin saat ini sedang mencari orang-orang
yang kredibel dan dipercaya oleh masyarakat. Mencari orang-orang
yang seperti itu kan tidak mudah. Bagaimana supaya semua pihak
percaya, siapa saja yang duduk di situ,'' jelasnya.
Tentang belum
terbentuknya tim itu, menurut Kapolda, bisa jadi karena masih
menimbang-nimbang, sebab jangan sampai setelah dibentuk lalu
dicurigai. ''Jangan-jangan setelah dibentuk, lantas tidak
dipercaya. Percuma saja, sudah dibikin capek-capek malah timbul
kecurigaan. Jadi itu tidak sederhana, tidak bisa cepat-cepat hari
ini harus jadi. Semuanya harus melalui proses,'' ujarnya.
Disinggung
tentang tim yang ideal akan dibentuk nantinya, Kapolda tidak dapat
menunnjuk siapa orang yang masuk dalam tim. Namun dalam hal ini
Kapolda memberikan gambaran tentang kriteria orang-orang yang
ideal yang duduk dalam tim.
''Kita tidak bisa
menunjuk orang. Barangkali saya bisa memberikan kriteria-kriteria,
supaya tim ini kredibel, yaitu dapat dipercaya oleh semua rakyat.
Yakni orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam hal penyelidikan
dan penyidikan, memahami hukum, teruji integritasnya. Artinya
orangnya jujur, bersih tidak punya cacat dalam hal kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Minimal seperti itu,''
ungkapnya.
Dan
diakuinya, untuk mencari orang seperti itu, tidak mudah. ''Tidak
mudah mencari orang yang memenuhi kriteria itu. Ada yang dipercaya
tetapi tidak mengerti hukum dan tidak mengerti penyelidikan dan
penyidikan. Ada yang mengerti hukum, penyelidikan dan penyidikan
tetapi tiak dipercaya oleh masyarakat,'' ujarnya.
(mad-cepos)
Source: http://www.infopapua.com/papua/0102/1202.html
Presiden
Diminta Bentuk Tim Independen Kasus Theys
Jayapura,
Presidium Dewan Papua (PDP) serta tiga Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) meminta Presiden Megawati Soekarnoputri segera
membentuk sebuah tim independen internasional, untuk mengungkap
motif dan pelaku pembunuhan ketuanya Theys Hiyo Eluay.
Wakil Ketua PDP, Thom Beanal kepada pers di Jayapura, Kamis
mengatakan walaupun pemerintah sudah menurunkan Tim Pencari Fakta
(TPF) seperti Mabes TNI-AD dan Komnas HAM, tetapi sampai saat ini
tidak jelas hasil investigasinyaa.
Rakyat Papua menunggu tindakan nyata dari Presiden Megawati guna
mengungkap motif dan pelaku pembunuhan tokoh kharismatik Papua
itu, ujarnya. Sementara itu tiga LSM pemerhati masalah kemanusiaan
dan HAM, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jayapura, Komisi untuk orang
hilang dan tindak kekerasan (Kontras) Papua serta Lembaga Studi
dan Advokasi HAM (ELSHAM) Papua pun menolak tim bentukan
pemerintah seperti Komnas HAM dan TPF Mabes TNI-AD.
Tim tersebut telah menginvestigasi motif dan pelaku pembunuhan
Theys Eluay, namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda yang
berarti. Anggota Kuasa Hukum dari ELSHAM Papua, Albert
Rumbekwan,SH secara terpisah mengatakan, pihaknya telah menerima
permohonan keluarga korban dan PDP sebagai pendamping hukum
penyelesaian kasus tewasnya Theys Eluay.
Sementara itu Forum Rekonsiliasi Eks Tahanan Politik (Tapol) dan
Narapidana Politik (Napol) Tentara Pembebasan Nasional (TPN)
Organisasi Papua Merdeka (OPM) juga mempertanyakan realisasi TPF
Mabes TNI dan Komnas HAM atas terbunuhnya Theys Eluay tersebut.
Melalui
jurubicaranya Saul J.Bomay, disebutkan bahwa para mantan pejuang
tersebut menunggu hasil temuan tersebut. (ant)
Source: http://www.infopapua.com/papua/0102/1102.html
Nasional
http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/29/1,1,12,id.html
Danjen Kopassus: Markas Tribuana Hanya Alibi
Polisi
29 Dec 2001 16:7:59 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Danjen
Kopassus Mayjen. TNI Amirul Isnaeni mengatakan indikasi yang
mengarah pada Markas Tribuana, Jayapura, Irian Jaya, dalam
penyelidikan kasus tewasnya Ketua Presidium Dewan Papua seperti
yang dikemukakan Kapolri baru sebatas alibi, bukan merupakan fakta
hukum. Amirul mengatakan hal itu usai mengikuti peringatan Hari
Juang Kartika di Parkir Timur Senayan Jakarta, Sabtu (29/12).
Ia menjelaskan Markas Tribuanan merupakan markas Kopassus di
Irian Jaya. Markas itu, katanya, biasa dikunjungi semua tokoh
masyarakat. "Semua orang di Irian Jaya dekat (hubungan baik),
bukan hanya dengan Theys. Apalagi Theys yang sudah dianggap
sebagai ayah sendiri," katanya.
Jadi, katanya, pernyataan Kapolri mengenai adanya indikasi yang
mengarah ke Markas Tribuana hanya sebatas pemeriksaan polisi. Ia
yakin polisi pasti akan mengedepankan hukum, karena alibi bukan
bukti hukum.
Amirul menyerahkan sepenuhnya tujuh anggota Kopassus yang
diperiksa polisi kepada yang berwenang. Yang berwenang dalam hal
ini, kata Amirul adalah polisi militer (Puspom), bukan polisi.
Tujuh anggota Kopassus tersebut adalah anggota Kopassus di
Jakarta yang diperbantukan ke Irian Jaya. "Sama seperti
anak-anak (buah, red) saya yang lain yang di BKO-kan ke Aceh atau
Ambon," tambahnya.
TNI AD, meneurut Amirul, juga telah mengirimkan tim untuk
menyelidiki lebih jauh fakta di balik kematian Theys. Tindakan
dilakukan untuk membantu kepolisian, mengingat polisi tidak
mempunyai kewenangan untuk memeriksa anggota TNI lebih jauh.
"Nggak ada masalah, kita kan menghormati hukum,"
kata dia. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/29/1,1,13,id.html
Anggota Kopassus yang Diduga Terlibat dalam
Pembunuhan Theys Masih Berstatus Saksi
29 Dec 2001 16:15:51 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima
Kodam Trikora Mayjen TNI M Simbolon mengatakan tujuh anggota
Kopassus yang telah diperiksa polisi berakitan terbunuhnya Ketua
Presidum Dewan Papua Theys H Eluay sebagai saksi. "Belum
sebagai tertuduh," kata dia usai mengikuti Hari Juang Kartika
di Parkir Timur Senayan Jakarta, Sabtu (29/12).
Ia menjelaskan untuk mencari fakta hukum yang lebih jelas, TNI
AD secara pro aktif mengirimkan Tim Pencari Fakta Hukum ke Irian
Jaya mengingat adanya dugaan keterlibatan TNI AD dalam kasus
terbunuhnya Theys. Pengiriman tim ini merupakan langkah internal
TNI AD, bukan karena TNI AD tidak bisa ditembus polisi. "TNI
AD ingin menjemput bola," kata dia.
Simbolon mengaku sebelumnya Kodam Trikora memang membentuk tim
untuk menyelidiki kasus ini. Namun sejauh ini belum didapat
indikasi adanya hal-hal yang dilakukan oleh oknum TNI. Saat ini,
katanya, hasil pemeriksaan sedang dikembangkan.
Menurutnya, pihaknya menyerahkan ketujuh anggota Kopasus kepada
polisi karena adanya permintaan dari Polda Irian Jaya.
"Koordinasi Kapolda dengan Kodam sangat bagus," katanya.
Adanya indikasi yang mengarah ke keterlibatan Kopassus, kata
Simbolon, harus didukung bukti, saksi dan pengakuan dari
seseorang, baik itu pelaku atau siapa pun. Karena di Indonesia
masih menganut azas praduga tak bersalah. Dengan dikirimnya tim
penyelidik dari TNI AD, ia berharap fakta hukum akan segera
diperoleh.
Menanggapi pernyataan Kapolri bahwa berdasarkan pemeriksaan
polisi yang memperoleh alibi yang mengarah ke Markas Tribuana,
Simbolon mengatakan hal tersebut merupakan cara-cara pemeriksaan
polisi. Meski demikian, kata Simbolon, TNI tidak akan memperulit
proses pemeriksaan terhadap anggotanya bila memang diperlukan. (Retno
Sulistyowati-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/27/1,1,22,id.html
Perwira TNI AD Diperiksa sebagai Saksi dalam
Kasus Theys
27 Dec 2001 19:24:29 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima
Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen Amirul Isnaini
menegaskan bahwa salah satu dari anggota Kopassus yang diduga
terlibat dalam kasus pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua (PDP)
Theys Hiyo Eluay, hanya diperiksa sebagai saksi oleh pihak
kepolisian. Tujuh perwira TNI AD lainnya yang juga diduga
terlibat, juga hanya diperiksa sebagai saksi.
Usai menghadiri dialog antara Kasad Jendral Endriartono Sutarto
dengan para pemimpin redaksi media massa di Mabes TNI AD Jakarta,
Kamis (27/12) sore, Amirul tidak mengelak bahwa salah satu dari
tujuh orang perwira itu berpangkat letkol dan merupakan Komandan
Kesatuan Tugas (Satgas) Tribuwana bernama Letkol Hartomo.
"Sebenarnya, itu bukan wewenang saya untuk menjawab,"
ujar Amirul ketika ditanyai lebih detail mengenai keterlibatan
anggota Kopassus tersebut.
Menurut Amirul, pihaknya telah mendapat perintah dari TNI untuk
mengirimkan pasukan Kopassus ke Papua. Ketika sampai di lokasi,
lanjutnya, komando pengendali dari pasukan yang dikirimkan adalah
pihak Kodam Papua. Sehingga hal-hal yang bersifat teknis adalah
wewenang dari pihak Kodam Papua sendiri.
Adapun tugas dari Satgas Tribuwana di Papua, katanya, adalah
menerima penugasan dari Mabes TNI melalui Kodam Papua untuk
kemudian bertugas di daerah konflik tersebut. "Sehingga,
pertanggungjawabannya itu secara Kodal (Komando Kendali) di
wilayah tersebut. Sedangkan fungsi pembinaan TNI secara teknis
tetap ada pada kami," katanya sembari mencontohkan
keberangkatannya bersama Pangkostrad ke Aceh untuk meninjau
pasukannya yang ada di sana.
Sementara itu, mengenai tindakan yang sudah dilakukan pihak
Kopassus terutama Panglima Kopassus untuk mencari tahu kejadian
yang sebenarnya, Amirul mengatakan, pihaknya telah menanyakan
langsung kepada salah satu aparat yang diduga terlibat dan
kemudian dibantahnya. "Tempo hari saya sudah tanya, 'Kamu
melakukan itu tidak?' Katanya, 'Nggak!' Ya, sudah,"
kata Amirul.
Selain itu, Amirul juga telah memeriksa dan memonitor ketujuh
orang perwira itu melalui Kodam Papua. Pihak kepolisian lantas
meminta agar tujuh orang perwira itu dikirimkan ke Kodam dalam
rangka memberikan kesaksian. Oleh karena ketujuh perwira tersebut
loyal dan mematuhi perintah, mereka bersedia memberikan kesaksian.
"Jadi perintahnya hanya untuk memberikan kesaksian
saja," katanya.
Seperti diketahui sebelumnya, telah ada dugaan keterlibatan
tujuh orang perwira dari TNI AD dimana salah satunya merupakan
anggota Kopassus, dalam kasus pembunuhan Ketua PDP Theys Eluay.
Saat ini pihak kepolisian tengah melakukan pemeriksaan kepada
tujuh perwira tersebut.
Akan tetapi, hingga saat ini kasus tersebut belum dapat
terungkap seluruhnya. Untuk memperlancar tugas kepolisian dalam
penyelidikan kasus tersebut, pihak TNI AD telah mengirimkan tim
penyelidiknya sendiri untuk melakukan pemeriksaan secara internal.
(Juke Illafi K- Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/26/1,1,27,id.html
Danjen Kopassus: Letkol Hartomo Tak Terlibat
Pembunuhan Theys
26 Nov 2001 20:24:19 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Komandan
Jenderal Kopassus Mayjen Amirul Isnaini memastikan pihaknya tidak
terlibat dalam penculikan dan pembunuhan Ketua Dewan Presidium
Papua Theys H Eluay, beberapa waktu lalu. Pihaknya juga telah
menanyakan langsung kepada Komandan Lapangan Kopassus di Papua
Letkol Inf Hartomo berkaitan dengan kematian Theys.
“Waktu itu saya tanya, ‘kamu terlibat nggak,’ dan dia
langsung menjawab bahwa dia tidak melakukan pembunuhan dan
penculikan itu. Itu saja,”ujarnya usai meninjau latihan
penanggulangan teror di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur,
Senin (26/11) sore.
Amirul mengakui bahwa keterlibatan Kopassus di sejumlah daerah
konflik di Indonesia, yakni Aceh, Irian dan Ambon, berdasarkan
perintah dari Panglima TNI. Lalu perintah tersebut didelegasikan
kepada panglima komando pengendalian (kodal) di daerah-daerah
tersebut. “Saya hanya mempersiapkan personil saja,” tandasnya.
Menurutnya pula, segala pekerjaan yang melibatkan Kopassus
selaku institusi, selalu berdasarkan dan tunduk kepada prosedur
yang berlaku. Kalau pun nanti dipanggil oleh pihak yang berwenang,
kata dia, Kopassus selalu siap siaga, sebab, institusinya tersebut
selalu menghargai dan menghormati bukti dan hukum dalam segala
hal.
Adapun mengenai persiapan menjelang hari kemerdekaan Papua 1
Desember mendatang, Amirul mengatakan, pihaknya siap mengirimkan
pasukan ke Papua bila hal itu diperintahkan oleh Panglima TNI.
“Kita itu dibina oleh KASAD dan digunakan oleh Panglima TNI.
Keberadaan kita atas perintah, jadi jangan tanya ke saya
dong,” katanya ketika ditanya soal kesiapan Kopassus untuk
mengirimkan pasukannya ke Papua menjelang 1 Desember. Untuk saat
ini, sambungnya, pihaknya tidak mengadakan persiapan khusus.
“Kita hanya berlatih dan berlatih, mengenai perkara nanti
dapat perintah, kapan saja kita siap. Jadi pasti ada
prosedurnya,” jelas Amirul sambil menutup wawancara karena beduk
Maghrib telah tiba. Dia bersama Menhan Matori Abdul Djalil pun
berbuka puasa bersama. (Juke Illafi K-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/21/1,1,33,id.html
Tiga Kelompok Terlibat Pembunuhan Theys
21 Nov 2001 21:29:10 WIB
TEMPO Interaktif, Jayapura:
Pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay, 10
November lalu, dimainkan tiga kelompok. Kepala Polda Papua
Inspektur Jenderal I Made Mangku Pastika memastikan, penyidikan
polisi telah mengalami kemajuan. “Pelakunya sudah
diindentifikasi, sekitar 60 persen,” ujar Made Mangku di
Jayapura, Rabu (21/11).
Tapi, polisi mengalami kesulitan pada alat-alat bukti untuk
memastikan pelaku kasus pembunuhan yang disebut-sebut punya latar
belakang politis kuat tersebut. Selain itu, polisi butuh indikator
lebih banyak lagi untuk memastikan kelompok yang paling
bertanggung jawab. “Belum cukup indikator untuk mengatakan
kelompok mana yang bertanggungjawab atas kasus tersebut,” ujar
Kapolda.
Siapa ketiga kelompok itu? Made tidak memberikan perincian
gamblang. Ia hanya menyampaikan gambaran peran yang berbeda-beda.
Kelompok pertama sebagai penggagas atau pembuat ide. Mereka bisa
saja berada di Papua atau di luar. Kelompok kedua sebagai
perencana, diisi orang-orang yang tahu persis daerah ini dan
bagaimana melakukannya dengan rapi. Ketiga, kelompok eksekutor
atau pelaku pembunuhan yang tahu persis bagaimanan mengikuti,
menghadang dan menculik Theys. “Antara ketiga kelompok tersebut
belum tentu saling berkaitan, bisa saja kelompok yang ketiga tidak
tahu kelompok lainnya,” jelas Made.
Kapolda menjelaskan, lebih seratus orang telah diperiksa
sebagai saksi. Lantaran kasus besar, polisi bertindak pro-aktif
bahkan tak jarang melakukan pemeriksaan diam-diam. Alasannya,
menjaga keselamatan pemberi keterangan atau saksi. “Dalam
menangani kasus ini, kami tetap menggunakan strategi dialogis,
persuasif dengan pendekatan kasih sayang dan menghargai hak asasi
manusia dalam rangka penegakkan hukum,” ungkapnya. (Cunding
Levi - Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/20/1,1,25,id.html
Presiden Akan Adakan Pembicaraan Khusus Soal
Tewasnya Theys
20 Nov 2001 21:5:12 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden
Megawati Sukarnoputri akan mengadakan pembicaraan khusus yang
membahas hasil pengusutan pihak kepolisian terhadap kasus tewasnya
Theys Hiyo Eluay, ketua Presidium Dewan Papua, secara misterius
beberapa pekan lalu. Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal PDIP
Sutjipto kepada pers usai rapat rutin di kantor pusat DPP PDI
Pecenongan, Jakarta, Selasa (20/11).
Menurut Sutjipto dalam rapat yang dipimpin oleh Megawati,
perihal kematian tokoh Papua itu sempat dibahas. Bahkan seorang
anggota PDIP asal Papua dilibatkan dalam pembicaraan itu. “Nanti
akan ada pembicaraan khusus dengan ketua umum yang juga
presiden,” kata dia.
DPP PDIP selanjutnya akan terus menindaklanjuti upaya
pengungkapan kasus pembunuhan tersebut dalam rapat-rapat DPP
mendatang. Saat disinggung apakah partai mengusulkan adanya tim
independen yang khusus menyelidiki kematian tokoh karismatik
tersebut, Sekjen hanya menjawab pendek, “Belum sampai pada
kesimpulan di sana.”
Seperti yang diketahui, Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo
Elluay ditemukan tewas terbunuh, pekan lalu. Persiden Megawati
Sukarnoputri telah meminta kepada menko polkam untuk mengusut
kematian tersebut. Namun, hingga Theys dimakamkan, Sabtu (17/11)
yang lalu pihak kepolisian tampaknya belum menemukan titik terang.
Sementara itu, muncul desakan agar dibentuk suatu tim
independen dari luar negeri yang khusus menyelidiki kasus itu.
Pasalnya, sejumlah kalangan meragukan keseriusan polisi dalam
menangani kasus itu. (Dara Meutia Uning-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/16/1,1,27,id.html
Hasil Visum Jantung Theys Diumumkan Sabtu Besok
16 Nov 2001 19:35:46 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pihak
kepolisian berharap hasil visum et repertum jantung Theys Hiyo
Eluay, tokoh Papua yang tewas misterius pada pekan lalu, bisa
segera di ketahui. Hingga petang Mabes Polri belum memperoleh
Pemeriksaan dilakukan di laboraturium forensik Polda Sulawesi
Selatan, Jumat (16/11).
Hal ini disampaikan Kepala Badan Humas Polri Brigjen Pol.
Edward Aritonang saat dihubungi Tempo News Room per
telepon Jumat (16/11) malam. Diakui Aritonang, dalam penyelidikan
ini memang ada sedikit keterlambatan. Namun keterlambatan itu
bukan karena Polri lamban.
“Keluarga Theys takut ada rekayasa kalau organ tersebut
dibawa polisi. Jadi mereka membawa sendiri jantung itu ke labfor.
Sedangkan mereka baru datang tadi pagi,”ungkap Aritonang.
Ditanya kapan hasil visum itu bisa diperoleh, Aritonang berharap,
Sabtu (17/11) pagi hasil nya bisa diketahui. “Kita lihat saja
besok, mudah-mudahan hasilnya sudah ada,” ujarnya singkat.
Wakabahunas menambahkan hasil visum yang dilakukan terhadap
Theys Eluay sangat penting karena secara fisik luar saat tubuh
Theys tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Polri sedikitnya
memerlukan tiga hal untuk mengungkap penyebab kematian ketua
Presidium Dewan Papua tersebut.
Menurut Aritonang, ketiga hal adalah waktu kematian, cara
kematian dan sebab kematian. “Inilah jawaban-jawaban pertanyaan
tersebut yang kita inginkan dari pihak yang mengadakan visum.
Selanjutnya hasil laporan visum akan kita sesuaikan dengan hasil
yang sudah diperoleh di lapangan,”ujarnya.
Disamping menunggu hasil laporan visum, POLRI saat ini telah
melakukan analisa dan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Pihaknya, kini tengah menelusuri dan melacak keberadaan supir
pribadi Theys, Ari Masoka. “Kita masih mencari keberadaan Ari
dan pihak Polri menghimbau kepada masyarakat kalau mereka melihat
atau mendengar lokasi keberadaaan Ari saat ini,”kata Aritonang.
Aritonang menambahkan kalau supir Theys takut keluar dari
persembunyian dan terancam jiwanya, pihaknya berjanji akan
memberikan jaminan penuh atas keselamatan dirinya dan sanak
keluarganya. Sejauh ini, Aritonang menyatakan belum ada satu pun
yang dijadikan tersangka dalam kasusu pembunuhan Theys Hiyo Eluay.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan. Sedangkan untuk
kasus pengerusakan dan tindakan anarkhis yang dilakukan sekelompok
orang, pasca terbunuh Theys, sudah ada 11 orang yang dijadikan
tersangka. “Mereka masih diproses di sana (Papua),” Aritonang
menandaskan.
Aritonang juga mengaku telah mengerahkan aparatnya yang
bertugas di Jayapura untuk menjaga dan mengamankan upacara adat
pemakamam Theys pada Sabtu (17/11). Pihaknya, menurut Aritonang,
berharap prosesi itu berjalan dengan hikmat dan tidak ada pihak-
pihak lain yang mengacau masuk ke dalam acara tersebut. (Suseno/Cahyo
Junaidi)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/16/1,1,4,id.html
Megawati Agar Beri Informasi Meyakinkan Soal
Theys
16 Dec 2001 1:52:57 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Ketua MPR Amien Rais meminta Presiden Megawati Soekarnoputri bisa
memberi informasi meyakinkan tentang siapa dibelakang kematian
Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Eluay, untuk bisa
menenangkan suasana.
Menurut Amien, sesuai menghadiri Gema Nada Takbir Akbar, Sabtu
(15/12), “Sejak kematiannya sampai sekarang, keadaan di Papua
bukan tenang, tetapi malah semakin eksklusif.”
Dia juga menambahkan bahwa rencana kedatangan Presiden Megawati
Soekarnoputri ke Papua untuk merayakan Natal nanti tentunya
langkah tersebut harus didukung.
Tetapi, lanjut dia, presiden harus bisa memberikan semacam
hal-hal kesejukan yang bisa menenangkan rakyat Papua. “Karena
betul-betul secara riil harapan rakyat Papua yang sedemikian
terpuruk itu bisa diberikan titik awal dan penyegaran di sana oleh
presiden,” tegas Amien, yang juga menandaskan bahwa misteri
kematian Theys harus diproses secara hukum.
Menurut Amien, pada kesempatan nanti Presiden Megawati harus
memberikan pesan-pesan Natal dan Tahun Baru, bahwasanya perdamaian
dan persatuan diunggulkan dari segala macam yang sedang dihadapi
bangsa ini. “Itulah kuncinya,” tandas Ketua MPR ini sebelum
memasuki mobilnya. (ebnu yufriadi-tempo news room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/14/1,1,28,id.html
Pemerintah Diminta Jujur Ungkap Pembunuh Theys
15 Nov 2001 2:25:57 WIB
TEMPO Interaktif, Jayapura:Jenazah
Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay yang tiba di rumah
duka Selasa (13/11) kemarin, akan dimakamkan secara adat di
lapangan bola Sentani, Sabtu (17/11) besok. Istri Theys, Yaneke
Eluay Ohee, 41 tahun, mengatakan jasad suaminya akan dikubur
sekitar pukul 10.00 WIT. “Atas permintaan rakyat Papua yang
sekaligus untuk penghargaan sebagai Ondofolo (kepala suku –Red)
dan pemimpin besar rakyat Papua jasadnya akan dimakamkan
dilapangan bola Sentani,”kata Yeneke Eluay.
Menurut Yaneke, selaku kepala suku besar Sentani, pemakaman
Theys akan melalui satu upacara adat yang melibatkan seluruh
masyarakat adat Sereh Sentani. Lapangan yang terletak di Kabupaten
Jayapura itu rencananya akan dijadikan pemakaman khusus bagi
pejuang Papua dan bagi mereka yang meninggal karena kasus-kasus
pelanggaran HAM di tanah Papua. Ditempat itu nantinya akan
didirikan tugu pahlawan.
Sedangkan menyangkut kondisi mayat menurut Yaneke akan
diupayakan pengawetan semaksimal mungkin agar dapat bertahan
sampai Sabtu nanti. Sampai Rabu (14/11) malam ini, kerabat dan
sebagian warga mereka terus melakukan ibadah bersama yang
dilanjutkan dengan puji-pujian dan lagu-lagu rohani.
Rumah mantan anggota Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969
ini penuh sesak. Berbagai bantuan dan sumbangan berupa bahan
makanan terus mengalir dari berbagai pihak. Untuk menyediakan
konsumsi bagi ribuan warga yang hadir, pemilik rumah terpaksa
membuat semacam dapur umum di sekitar lokasi rumah almarhum.
Menyangkut pelaku pembunuhan terhadap Theys, polisi hingga kini
belum berhasil mengungkap pelakunya. Kendati demikian, pihak
keluarga meyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian.
Yaneke berharap pihak kepolisian mengungkapkan secara cepat dan
tuntas siap-siapa pelaku di balik kasus ini.
Sedangkan Sekretaris Jenderal Presidium Dewan Papua Taha Al
Hamid menyatakan pihaknya telah menyerahkan secara resmi jenazah
Theys kepada Yosafat Eluay yang merupakan kepala adat Keret Eluay
atau keluarga tertua dari Eluay.
Sedangkan menyangkut struktur organisasi yang kini ditinggalkan
Theys, secara organisatoris akan berjalan sesuai dengan mekanisme
yang ada yang merupakan hasil kongres . Menyangkut tuntunan hasil
pertemuan PDP dengan DPRD kemarin, ditekankan dari PDP kepada DPRD
agar segera mengadakan sidang khusus menyangkut kasus terbunuhnya
Theys.
PDP juga mendesak agar dibentuk tim independen baik secara
nasional maupun internasional. Pasalnya, PDP melihat kasus
terbunuhnya Theys merupakan kontra demokrasi yang terjadi di
daerah Papua. “Setelah jenazah bapak Theys diurus kita akan
segera akan membuat surat resmi kepada negara-negara yang berpihak
pada demokrasi,“kata Taha.
Dia mengharapkan kepada masyarakat baik di Jakarta maupun di
Papua agar tidak membuat spekulasi tentang siapa pelaku pembunuh
mantan anggota DPRD Irian Jaya dari Golkar itu. Taha mencontohkan
adanya sejumlah pihak yang menyebutkan pembunuh Theys dari
kelompok-kelompok pro kemerdekaan, semisal kelompok Tentara
Pembebasan Nasional (TPN) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Buktinya spekulasi itu ternyata tidak terbukti malah PDP
banyak mendapat surat belangsungkawa atas meninggalnya Theys dari
TPN/OPM yang berada di hutan,”ujar Taha. Dia berharap saat
kunjungan Presiden Megawati untuk merayakan Natal di Papua pada 22
November 2001, pemerintah mengungkapkan secara jujur dan trasparan
pelakunya. Sebagai kado Natal bagi rakyat Papua. (Cunding
Levi-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/14/1,1,20,id.html
Polri Kirim Brimob untuk Antisipasi Pemakaman
Theys
14 Nov 2001 18:9:17 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Polri
telah menyiapkan pasukan cadangan dari Korps Brigade Mobil untuk
mengantisipasi situasi di Papua menjelang pemakaman Theys Eluay
pada Sabtu (17/11) besok.
“Pasukan Brimob disiapkan di Markas Kelapadua. Sedangkan
pesawat pengangkut [pasukan] disiapkan oleh TNI Angkatan
Udara,"papar Sekretaris Jenderal Polri Komisaris Jenderal
Polisi Yun Mulyana kepada pers usai memimpin upacara peringatan
ulang tahun Brimob ke-56, di Markas Komando Brimob Kelapadua,
Depok, Rabu (14/11) pagi.
Kendati pasukan dari personil Polri telah siaga, Yun Mulyana
mengatakan pasukan akan dikirim bila ada permintaan dari Kapolda
Irian Jaya, Irjen Pol. I Made Mangkupastika. "Sampai saat ini
personil Brimob di Irian masih mencukupi dan belum memerlukan
penambahan,"ungkapnya. Menurut Yun, antisipasi pengamanan
situasi tidak hanya melulu pendekatan fisik, tetapi juga
persuasif.
"Kami juga mengadakan dialog dan pendekatan kepada semua
unsur masyarakat untuk berupaya bersama menciptakan situasi
aman,"ujarnya. Polri, kata dia, tengah berusaha keras
mengusut dan mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan terhadap
tokoh Papua yang pernah menjadi anggota DPRD Irian Jaya dari
Golkar. "Kami akan terus menyelidiki. Tapi jangan
diburu-buru, agar nanti kami tidak salah arah,"pintanya.
Dikatakan pula, Mabes Polri telah mengirimkan tim untuk
membantu Polda Papua dalam mengusut kasus tersebut. "Tim
Mabes akan segera bergabung dengan tim yang sudah bekerja dari
Polda. Pengusutan akan dimulai dari tempat kejadian perkara, hasil
visum, saksi dan sebagainya,"lanjut Yun.
Dalam kesempatan berbeda, Wakil Kepala Badan Humas Polri
Brigjen Pol. Edward Aritonang mengatakan polisi akan tegas dalam
menindak siapapun pelaku yang berada di balik pembunuhan itu.
Bahkan polisi pun akan tetap tegas apabila ternyata ada indikasi
keterlibatan aparat TNI dalam kasus tersebut. "Prinsipnya
kami akan tegas terhadap siapapun yang terbukti terlibat,"
ujarnya. (Tomi Aryanto-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/14/1,1,25,id.html
Panglima TNI Bantah Pihaknya Terlibat Pembunuhan
Theys
14 Nov 2001 20:47:4 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung:Panglima
TNI Laksamana Widodo AS membantah tentara berada dibalik aksi
pembunuhan Theys Hiyo Eluay, Ketua Presidium Dewan Papua (PDP).
"Sebaiknya, kita mencoba berpikir realistik dalam menghadapi
persoalan itu, ada fungsi-fungsi tersendiri yang bertugas dan
berkewenangan dalam menangani masalah itu,"ujarnya kepada
pers usai memberikan pembekalan kepada seluruh Komandan dan
Perwira dijajaran Kodam III Siliwangi serta para Komadan Satuan
yang berada di wilayah Jawa Barat, Rabu (14/11) di gedung Manggala
Siliwangi Bandung.
Lebih jauh Widodo mengatakan, dalam penyelidikan, pihak TNI
sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Polri untuk mengusut secara
tuntas kematian mantan anggota Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
pada 1969 itu. Untuk pengamanan jika situasi di bumi Cendrawasih
berkembang memburuk pasca tewasnya Theys, pihak TNI telah
menyerahkan sepenuhnya kepada Polri khususnya Polda setempat.
Namun, pihak TNI siap membantu seandainya pihak Polri memerlukan
sokongan.
Menanggapi kemungkinan keterlibatan pihak asing dalam kasus
tersebut, Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda TNI Graito
Usodo menambahkan pihaknya tidak ingin banyak berkomentar.
"Kita serahkan sepenuhnya pada pengusutan pihak Polda. Jadi
tidak pada tempatnya kita yang berbicara,"kilahnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Presidium Dewan Papua Tom Beneal
menuding tentara yang membunuh Theys. "Kalau yang melakukan
orang Papua, pasti dengan tombak, panah dan parang. Tapi Pak Theys
dibunuh secara profesional. Tentu itu perbuatan
tentara,"tuding Beneal, seperti dikutip sejumlah media massa.
Dalam hal ini TNI memang sangat dirugikan, karena situasi dan
nuansanya seperti itu. Mengingat Theys dibunuh selepas menghadiri
undangan pihak Kodam Tribuana. "Sekali lagi, secara
kelembagaan TNI tidak terlibat, kalau masyarakat menyimpulkan
seperti itu, ya terserah, ini negara demokrasi,"tegasnya.
Menurut Graito, TNI tidak akan bertindak sebodoh itu, “Masa
kita yang mengundang, lalu kita juga yang membunuhnya langsung.”
Namun jika dalam pengusutan ternyata TNI betul-betul terlibat
Graito menambahkan pihaknya siap menempuh prosedur dan norma-norma
hukum yang berlaku.
Sedangkan menanggapi tuntutan warga Papua agar pasukan TNI
ditarik dari Papua, Panglima TNI mengatakan masyarakat tak
berwenang memutuskan. "Disana ada Gubernur, ada pemmerintah
daerah ada Polda dan lain sebagianya, itu semua merupakan
keputusan Pemerintah Pusat berdasarkan usulan Pemda bersama rakyat
setempat,"tambahnya.
Kunjungan kerja Panglima TNI ke seluruh jajaran Kodam Siliwangi
ini tertutup bagi wartawan. Tampak pula Komandan Sesko TNI Letjen
TNI Djadja Suparman beserta sejumlah komandan satuan TNI lainnya. (Upiek
S-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/14/1,1,31,id.html
Pembentukan Tim Independen Kasus Theys
Tergantung Presiden
14 Dec 2001 18:40:1 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah
menanggapi secara serius usulan pembentukan Tim Nasional
Independen untuk mengusut secara tuntas kasus pembunuhan Theys
Hiyo Eluay. Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) yang tewas secara
misterius pada 11 November 2001. Seperti diberitakan, Ketua Komisi
Nasioal HAM (Komnas HAM) Djoko Sugianto mengusulkan pembentukkan
tim khusus tersebut kepada Menko Polkam Susilo B. Yudhoyono.
“Tentu keputusan akhirnya pada Presiden (Megawati
Soekarnoputeri),”ujar Yudhoyono ketika dicegat wartawan usai
menerima anggota Komnas HAM di kantornya, Jakarta, Jumat (14/12).
Bekas kepala staf Teritorial TNI ini yakin kerja tim independen
tersebut tidak akan tumpang tindih dengan tugas kepolisian.
“Wewenang penyidikan menurut Undang-undang (UU) menjadi tugas
Polri. Rumusan tugasnya tentu saja bukan penyidikan,” kata dia
saat hendak memasuki mobil dinasnya. Menurut dia tim ini
diharapkan dapat menemukan fakta dan investigasi lebih luas
mengingat kasus ini bukan sebatas pembunuhan biasa. Namun masih
ada aspek politiknya.
“Pemerintah mempertimbangkan pembentukan tim untuk dapat
mengungkap tewasnya almarhum Theys,” kata dia dengan suara
bernada berat. Dalam pertemuan yang berlangsung sejak pukul 10.00
WIB tersebut Yudhoyono menenkankan pada pembahasan dan
pendiskripsian rumusan tugas pokok, kerangka kerja dan orang-orang
yang bakal duduk dalam tim itu.
Yudoyono menghendaki tim beranggotakan unsur pemerintah dan non
pemerintah. Setidaknya merepresentasikan masyarakat Papua, LSM,
Komnas HAM, kepolisian, dan TNI. “Memang belum dirumuskan secara
definitif, siapa yang menjadi bagian dari tim independen
ini,”jelas dia.
Namun, Susilo menegaskan hal yang terpenting dalam hal ini
adalah harus bekerja derdasar profesionalitas tinggi. Alasan
melibatkan representasi masyarakat luas dapat menjamin
kredibilitas kerja tim. Selain itu kerja tim harus terfokus.
“Tidak ada agenda lain, kecuali mengungkap, mengusut secara
tuntas permasalahan ini,”tandas dia sambil memasuki mobilnya
meninggalkan wartawan. (E. Karel Dewanto-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/14/1,1,23,id.html
Menko Polkam Setujui Ada Tim Independen Kasus
Theys
14 Dec 2001 15:41:12 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (14/12), menyetujui
pembentukan tim independen untuk mengusut terbunuhnya Ketua
Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay. Usulan ini diajukan oleh
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang mengadakan
pertemuan dengan Susilo.
Ketua Komnas HAM, Djoko Sugianto, seusai pertemuan, mengatakan
bahwa meski Menko Polkam sudah menyetujui, tapi harus menunggu
persetujuan presiden.
Keputusan presiden itu akan menjadi kekuatan hukum pembentukan
tim usulannya. Sedang waktunya, masih menunggu hasil crossing
check temuan kepolisian dengan Komnas HAM yang telah datang ke
Irian Jaya.
“Temuan Komnas HAM itu kan tidak sekedar fakta-fakta. Komnas
HAM masih memerlukan klarifikasi dan tindakan lebih lanjut,”
jelas Djoko yang siang itu mengenakan setelan jas biru.
Tim independen ini, tambah Djoko, akan melibatkan kepolisian,
Pomdam, tokoh-tokoh gereja, tokoh adat, kejaksaan, tim forensik,
dan Komnas HAM. Hasil rekomendasinya berkekuatan hukum seperti
yang dilakukan Komisi Penyelidikan Pelanggaran (KPP) HAM. Calon
ketua untuk tim ini, dilanjutkan oleh Djoko, masih belum
ditentukan.
Ia juga membantah laporan bahwa usulan pembentukan tim
independen ditolak oleh Presidiun Dewan Papua. “PDP sebelumnya
memang menolak karena dianggap sebagai tim pemantau, tetapi
setelah dijelaskan mereka minta maaf,” tukasnya. (e. karel
dewanto-tempo news room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/12/1,1,37,id.html
MA Balas Surat Presiden Soal Abolisi Bagi Theys
dkk
12 Dec 2001 22:57:39 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua
Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan mengatakan pihaknya tidak lagi
berkenan memberi pertimbangan hukum kepada presiden untuk
memberikan abolisi (pencabutan tuntutan hukum atas perkara pidana
) kepada Theys Hiyo Eluay. Ketua Presidium Dewan Papua (PDP), yang
tewas secara misterius pada 11 November 2001, itu beserta sejumlah
tokoh PDP yang dituduh melakukan makar.
Kepada Tempo News Room Bagir menyatakan hal itu
didasarkan pada kententuan baru UUD 45. Isinya: untuk memberikan
abolisi dan amnesti, Presiden harus meminta pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). “Maka saya menulis surat kepada
presiden agar beliau berhubungan dengan DPR, karena sesuai dengan
ketentuan UUD,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung
MA, Jakarta, Rabu (12/12).
Namun, Bagir tak menyebutkan kapan surat tersebut di kirim.
Ketentuan mengenai abolisi dan amnesti, kata dia, telah tertuang
dalam pasal 14 amandemen pertama UUD 1945 yang menyebutkan bahwa
abolisi dan amnesti merupakan hak prerogatif presiden, dengan
pertimbangan DPR. Seperti telah diberitakan sebelumnya, Presiden
Megawati Soekarnoputri, melalui Sekretaris Negara, Bambang Kesowo
telah berkirim surat kepada MA.
Permintaan pertimbangan hukum, lanjut Bagir didasarkan pada UU
tentang Amnesti dan Abolisi Nomor 11 Darurat Tahun 1954 yang
menyebutkan perlunya pertimbangan hukum ke MA melalui Menteri
Kehakiman. Sebagai kepala pemerintahan, presiden, ujar Bagir,
memiliki hak prerogatif untuk memberikan abolisi atau amnesti
kepada seseorang. Namun, lanjut dia, presiden perlu bersikap
hati-hati, karena kasus Theys dan kawan-kawannya, yakni Sekjen PDP
Thaha Alhamid, Pendeta Herman Awom, Don A.L. Flasi dan John Mambor
sedang dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Jayapura. (Ira
Kartika M.B.)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/12/1,1,5,id.html
Pemerintah Pertimbangkan Abolisi Bagi Perusuh di
Wamena
12 Dec 2001 12:56:5 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk memberikan
abolisi (penghapusan penuntutan) bagi warga Papua yang terlibat
kerusuhan di Wamena. Tapi Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono,
seusai melantik jajaran pejabat eselon I dan II, Rabu (12/12),
mengatakan abolisi itu tidak diberikan kepada seluruh pelaku
kerusuhan.
Kerusuhan di Wamena disebabkan oleh tewasnya Ketua Presidium
Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay. Bambang mengatakan tidak semua
mendapat abolisi karena kerusuhan itu bisa menghancurkan kesatuan
Indonesia.
Karena itu Kejaksaan Agung dan pihak terkait, kata Bambang,
sedang mempelajari secara seksama masalah itu. Pemerintah berharap
bisa memadukan aspek kemanusiaan, keadilan, dan tegaknya hukum itu
sendiri. “Sehingga kesemuanya itu dapat dipertimbangkan secara
terpadu.” (e. karel dewanto/juke illafi k-tempo news room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/27/1,1,9,id.html
Mendagri Membantah Terlibat Pembunuhan Theys
27 Nov 2001 13:52:32 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Mendagri
Hari Sabarno membantah kabar keterlibatan Depdagri dalam
pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay
seperti disebutkan beberapa pihak dengan mengutip sebuah dokumen
Depdagri. Hari menampik kabar adanya dokumen tersebut di
departemen yang dipimpinnya dan yakin dokumen itu tidak ada.
“Sepengetahuan saya Depdagri tidak punya dokumen yang
menyebutkan operasi-operasi khusus untuk menghilangkan orang,
tetapi kalau untuk memajukan masyarakat itu ada,” ujar Hari
Sabarno usai menghadiri perayaan Hari Aksara Internasional di
Istana Wapres Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (27/11). Hari
menjawab pertanyaan itu berkaitan dengan tuduhan Kontras (Komisi
Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan) yang menduga beberapa
departemen serta TNI terlibat dalam kematian Theys Eluay. Dugaan
Kontras didasarkan pada dokumen Depdagri yang menyebutkan Theys
sebagai salah seorang yang berbahaya.
Sedangkan temuan Komnas HAM mengenai keterlibatan Depdagri,
Hari meminta agar temuan itu ditunjukkan, jika perlu Komnas HAM
diberi kewenangan untuk membentuk panitia ad hoc untuk menyelidiki
kasus tersebut. Jika tidak terbukti, Biro Hukum Depdagri akan siap
meminta pertanggungjawaban mereka. “Tetapi tidak ada tuntut
menuntut, kalau perlu ya silakan merenung sehingga tidak gampang
menuduh,” kata dia. (Dede Ariwibowo)
Internasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/14/1,1,30,id.html
Uni Eropa Prihatin Atas Terbunuhnya Theys
15 Nov 2001 12:7:41 WIB
TEMPO Interaktif, Brussel:Masyarakat
Uni Eropa sangat menyesalkan aksi penculikan dan pembunuhan yang
menimpa pemimpin pro kemerdekaan Papua Theys Hiyo Eluay, Minggu
(11/11) lalu. UE juga menyesalkan adanya kerusuhan di Bumi
Cenderawasih akhir pekan lalu menyusul tewasnya Ketua Presidium
Dewan Papua itu, seperti dikutip Harian Experss, Rabu
(14/11).
Dalam pernyataannya, negara-negara yang tergabung dalam UE
mendesak pemerintahan Indonesia untuk secepatnya memberikan
klarifikasi dan menyelesaikannya kasus tersebut secara hukum.
Tujuannya, agar masyarakat UE percaya adanya penegakkan hukum di
Indonesia. UE sungguh-sungguh berharap bahwa peristiwa tragis ini
tidak meningkatkan kekerasan yang terjadi di Irian jaya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemimpin Besar Lembaga Adat
Masyarakat (LAM) Papua ini ditemukan tewas mengenaskan dalam
keadaan tertelungkup di dalam mobilnya. Sebelum ditemukan, Theys
sempat menghadiri acara Hari Pahlawan di Markas Komando Daerah
Militer Tribuana, di kota Kecamatan Jayapura Selatan. Sepulang
dari acara tersebut Theys diculik di kawasan Skyline Kotaraja.
Hingga kemudian mayat Theys ditemukan pada pukul 08.00 di dekat
perbatasan Papua Nugini. Polisi mendapati mobil kepala suku beasr
Sentani ini berada di bibir jurang saat mesin mati. Menjelang sore
jenazah Theys di bawa ke rumah sakit di Jayapura untuk dilakukan
otopsi. Hingga saat ini pihak kepolisian belum berhasil menangkap
pelakunya. (Andi Dewanto-Tempo News Room/AFP)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/13/1,1,18,id.html
Matori Yakin TNI-Polri Tidak Terlibat Pembunuhan
Theys
13 Nov 2001 13:39:28 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri
Pertahanan Matori Abdul Djalil yakin aparat keamanan dan aparat
pemerintahan tidak terlibat dalam pembunuhan Ketua Presidium Dewan
Papua Theys Hiyo Eluay. “Seyakin-yakinnya, baik TNI, polisi,
maupun pemerintah daerah tidak terlibat dalam pembunuhan
tersebut,” kata Matori Abdul Djalil kepada wartawan di sela-sela
Mukernas PKB di Hotel Ciputra, Jakarta, Selasa (13/11).
Menteri yakin ada provokator atau pihak ketiga yang
menginginkan Theys meninggal. Provokator atau pihak ketiga
tersebut juga penyebab kerusuhan di Sentani. Karenanya, Matori
mengimbau semua elemen masyarakat melakukan penyelidikan dengan
kepala dingin untuk mencari kebenaran.
Ia berharap penyelidikan itu tidak hanya dilakukan oleh aparat
tetapi juga oleh Presidium Dewan Papua serta LSM. Dan, dalam
melakukan penyelidikannya mereka tidak memprovokasi masyarakat
setempat. “Jangan sampai terjadi tuduh menuduh antara elemen
satu dengan elemen lainnya. Kerjasama sajalah,” kata Matori
menutup pembicaraan. (Nurakhmayani)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/13/1,1,37,id.html
Ribuan Massa Mengarak Jenazah Theys ke Rumah
Duka
13 Nov 2001 19:6:42 WIB
TEMPO Interaktif, Jayapura:Jenazah
Ketua Presidum Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay diarak
pendukungnya dari gedung DPRD I Jayapura menuju rumah duka di
Jalan Kemiri, Sentani, Jayapura, yang berjarak kurang lebih 40
kilometer, Selasa (13/11). Sedikitnya 2000 massa mengikuti dari
belakang mobil ambulans yang membawa jasad tokoh Papua itu.
Barisan massa itu nampak tidak terputus-putus sepanjang lebih dari
5 kilometer.
Tempo News Room melaporkan arak-arakan tersebut
dimulai sekitar pukul 09.15 WIT dan baru sekitar pukul 17.50 WIT
massa terdepan tiba di kediaman rumah duka. Jenazah Theys yang
dielu-elukan pendukungnya, baru melintas di depan Hotel Sentani
Indah yang berjarak kurang lebih 3 kilo meter dari rumah duka.
Arak-arakan massa tersebut terbagi dalam beberapa kelompok yang
tak terputus-putus. Mereka kebanyakan berasal dari mahasiswa
Universitas Cendrawasih, pemuda dan masyarakat setempat. Di
barisan massa terdepan tampak menggunakan kendaraan bermotor roda
dua, sebagian lagi menggunakan kendaraan roda empat dan truk.
Dibelakang barisan kendaraan, tampak barisan massa berjalan
sambil membawa bendera bintang kejora untuk menghormati tokoh
kelahiran Sentani itu. Mereka sangat bersemangat sambil
menyanyikan lagu perjuangan Papua. Massa di belakangnya pun terus
mengalilr. Sekitar pukul 17.15 WIT, arak-arakan massa yang
mendampinggusung jenazah Theys baru melintas di hotel Sentani
Indah.
Mobil jenazah berhiaskan bunga warna-warni itu tampak berjalan
perlahan-lahan akibat diiringi lagu-lagu rohani yang cukup
mengharukan. Nuasa adat dan kesukuan Irian tanpa mewarnai dalam
iringan jenazah tersebut. Sejumlah orang-orang tua dengan pakaian
khas Irian berteriak-teriak untuk mengungkapkan duka.
Sesekali mereka berhenti membuat jarak dan kemudian berlari
cepat sambil mengacungkan senjata yang terdiri dari panah, sumpit
dan tombak. Barisan inilah yang selama perjalanan cukup ditakuti
karena beberapa kali mereka melontarkan teriakan melarang wartawan
untuk memotret.
Masyarakat di sepanjang jalan yang dilalui iring-iringan massa,
seperti di Jalan Hawai, tampak berduyun-duyun menunjukkan
solidaritas mereka dengan menyodorkan air minum. Massa pun
bersahut-sahutan mengambil minuman itu selama perjalanan karena
mereka memang tampak kehausan. Perjalanan yang panjang tak
menyurutkan mereka.
Sementara keamanan selama iring-iringan jenazah cukukp
terkendali tidak ada sedikit pun keributan kendati hanya terlihat
dua mobil aparat yang berjaga-jaga. Hari pun makin gelap dan massa
tak henti-hentinya mengalir. (E. Karel Dewanto
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/13/1,1,33,id.html
Polri Bentuk Tim Incognito untuk Ungkap
Kematian Theys
13 Nov 2001 18:31:16 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Markas
Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) membentuk tim
khusus yang akan memantau kerja Polda Papua dalam mengungkap kasus
penculikan dan pembunuhan terhadap Ketua Presidium Dewan Papua
Theys Hiyo Eluay pada Minggu (11/11) kemarin.
“Tim ini sifatnya ‘incognito’ (secara menyamar). Oleh
karena itu kita tidak bisa mengungkapkan berapa persisnya jumlah
personil dan identitasnya. Tapi yang jelas sudah dikirim ke Irian
Jaya,”ungkap Kepala Bidang Penerangan Umum Polri Ajun Komisaris
Besar Prasetyo kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/11)
siang.
Dijelaskan Prasetyo, pengiriman tim itu dilakukan untuk
mempertegas keseriusan aparat kepolisian mengungkap kasus yang
mendapatkan sorotan luas baik nasional maupun internasional itu.
“Reputasi pemerintah RI turut ditentukan oleh kinerja Polri
dalam pengungkapan kasus ini. Kami akan berusaha keras untuk
itu,”tegas Prasetyo.
Sorotan luas terhadap kasus ini terlihat pula dari reaksi
kalangan Dewan Perwakilan Rakyat melalui pernyataan ketuanya,
Akbar Tanjung, yang akan segera memanggil Kapolri dan jajarannya
untuk menjelaskan kasus kematian Theys. Ungkapan yang sama
disampaikan oleh Ketua Umum MPR Amien Rais.
Menanggapi permintaan DPR itu, Prasetyo menyatakan pihaknya
telah siap. “Kami selalu siap. Apalagi hal itu memang telah
menjadi tanggungjawab kami sebagai aparat yang bertugas menyidik
tindak pidana. Kami akan berusaha secara terbuka dan transparan
menjelaskan kepada semua pihak, termasuk para wakil rakyat yang
terhormat,” tegasnya.
Berkaitan dengan penyelidikan itu, diungkapkan pula bahwa
polisi saat ini telah memeriksa 12 orang saksi. “Tapi kami masih
belum sampai pada pemeriksaan saksi kunci. Karena saksi kunci,
yakni sopir Theys bernama Aristoteles Masuka, sampai saat ini
masih belum diketahui keberadannnya,” papar Prasetyo. Ia
berharap dengan segera ditemukannya Aristoteles, maka misteri
dibalik pembunuhan tokoh Papua itu bisa diungkapkan.
Dalam kesempatan itu Prasetyo juga mengungkapkan analisis
kepolisian atas kemungkinan penyebab kematian Theys dan pelakunya.
Hasil otopsi terhadap jenasah Theys oleh tim dokter di Rumah Sakit
Umum Daerah Dok II Jayapura menyebutkan korban tewas 17 jam
sebelum akhirnya ditemukan di kawasan Koya Tengah.
Hanya pihak rumah sakit masih belum penyebab tewasnya Theys.
“Yang jelas penyebab kematiannya adalah kekurangan pasokan
oksigen di sistem pernapasan dan peredaran darah korban,”
tuturnya mengutip keterangan tim dokter yang dipimpin dr. Clemens
Manyakori, ahli paru-paru.
Sejauh ini pihaknya, menurut Prasetyo, telah menelusuri motif
yang mungkin melatarbelakangi tindakan itu. Kemungkinan pertama
bisa di sebabkan oleh latar belakang politik dan persaingan di
antara faksi-faksi yang sedang memperjuangkan kemerdekaan Papua
dari Indonesia. “Bisa saja adakelompokgaris keras yang selama
ini tidak setuju dengan pilihan garis perjuangan Theys yang
moderat,” kata Prasetyo, seraya menyebut kelompok yang dipimpin
oleh Kelly Kwalik sebagai contoh kelompok yang dimaksud berhaluan
radikal.
Disebutkannya pula bahwa motif politik seperti itu berhubungan
dengan persaingan untuk berebut pengaruh di antara mereka yang
mengaku berjuang untuk Papua. “Bukan tidak mungkin pelakunya
adalah orang dekat dalam organisasi Theys sendiri,” ujarnya
menambahkan.
Kemungkinan kedua, adalah kelompok politik di Jakarta yang
tidak menginginkan pemerintahan di bawah kepemimpinan Megawati
stabil. Mereka menggunakan kesempatan itu untuk membuat situasi
politik tidak stabil dengan mengobarkan semangat disintegrasi di
Irian Jaya. “Tapi untuk kemungkinan motif kedua ini, bisa saja
pelakunya adalah intelijen asing,” jelasnya.
Sedang kemungkinan ketiga, papar Prasetyo, bisa jadi latar
belakang pembunuhan Theys adalah aksi kriminal murni. Kendati
begitu, pihaknya meragukan motif ketiga itu. “Tapi bukan tidak
mungkin motof itu yang menjadi alasan. Semua kemungkinan bisa saja
menjadi faktor, dan itu harus diperhitungkan,”katanya
bersemangat.
Dalam kesempatan itu, Prasetyo kembali membantah adanya dugaan
bahwa pelaku pembunuhan Theys adalah aparat keamanan, baik Polri
maupun TNI. “Situasinya jelas tidak menguntungkan kita.Theys
adalah sahabat pemerintah karena sikapnya yang moderat,”katanya
berargumen. (Tomi Aryanto-Tempo News Room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,29,id.html
DPRD Irian dan Presidium Dewan Papua Kutuk
Pembunuhan Theys
12 Nov 2001 23:21:37 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:
DPRD Irian Jaya dan Presidium Dewan Papua (PDP), Senin (12/11),
mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk pembunuhan terhadap
Theys. Pernyataan ini dibacakan di depan jenazah Theys di Gedung
DPRD Irian Jaya.
Dalam pernyataan tersebut, yang dikeluarkan setelah pertemuan
tertutup, juga mendesak pihak Polri untuk menyelidiki dengan
tuntas terhadap pelaku pembunuhan tersebut.
Penyataan ini ditanda tangani oleh Ketua DPRD John Ibo, Sekjen
PDP Taaha al Hamid, Moderator PDP Pendeta Herman Awom, Perwakilan
Pilar Perempuan Beatrik Koibur, dan Perwakilan Pilar Mahasiswa
Martinus Werimon.
Dalam Pernyataan Sikap itu tampak sebagai saksi Walikota
Jayapura M.R. Kambu, Kapolres Jayapura, AKBP. Drs. Daud Sihombing,
Mediator PDP yang juga Sekretaris Foreri, Willy Mandoen, dan Ketua
DPRD Tk. II Jayapura, Theokilus Bonae.
Hingga pukul 22.30 WIT, jenasah Theys masih berada Gedung DPRD.
Sebagian massa masih tetap setia menunggu, tapi sebagian sudah ada
yang kembali pulang ke Sentani dengan menggunakan kendaraan aparat
kepolisisan dan Pemda.
Rencananya, jenasah Theys akan disemayamkan Gereja Pengharapan
yang berselahan dengan Gedung DPRD. Selanjutkan akan dibawa ke
rumah kediaman Theys di Jalan Bertuur Pos, Sentani, dan akan
kembali disemayamkan.
Menurut Moderator PDP, Herman Awon, penguburan jenasah menunggu
Ketua dan Anggota Panel dari seluruh kabupaten di wilayah Irian
Jaya tiba di Sentani. “Setelah semuanya tiba di Sentani, baru
dibicaraan soal pemakaman jenasah,” katanya.
Dia menyatakan, setelah pemakaman jenasah Theys, pihaknya akan
memanggil para Panel dan para Ketua Lembaga Masyarakat Adat untuk
membicarakan situasi PDP saat ini.
Situasi kota Jayapura saat ini tampak sepi dibandingkan
hari-hari sebelumnya. Pertokoan dan perkantoran sebagian tampak
tidak menunjukan tidak beraktivitas, terutaman daerah disekitar
Waena dan Adepura.
Pada siang tadi, kota Jayapura juga tampak sangat sepi karena
masyarakat mendengar isu bahwa massa pendukung Theys di Sentani
akan turun ke Jayapura. Isu ini menyebabkan banyak toko-toko dan
kantor tutup lebih awal.
Aparat kepolisisan tampak masih terlihat berjaga-jaga disetiap
sudut jalan terutama di Jalan Irian dan Ahmad Yani dan Sam
Ratulangi yang merupakan ruas jalan menuju Gedung DPRD. (cunding
levi-tempo news room)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,5,id.html
Kematian Theys akan Kobarkan Semangat Juang
Rakyat Papua
12 Nov 2001 13:31:57 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Tokoh
Dewan Papua, Tom Beanal, berkeyakinan, kematian Ketua Presidium
Dewan Papua Theys Hiyo Eluay tidak akan menyebabkan masyarakat
Papua akan menjadi takut dan menghentikan perjuangan. Sebaliknya,
terbunuhnya Ketua Presidiun Dewan Papua itu akan lebih mengobarkan
semangat juang mereka.
Perjuangan Dewan Papua yang menginginkan Papua merdeka itu
tidak akan berhenti karena "dewan Papua tidak tergantung pada
satu orang," ujar Tom kepada Tempo News Room melalui
telepon, Senin (12/11). Dewan Papua, kata Beanal, adalah
perjuangan bersama rakyat Papua. Sehingga, meski Theys telah
meninggal, perjuangan akan tetap diteruskan oleh rakyat Papua
lainnya.
Tom menyatakan ia sangat menyayangkan kematian Theys dan
mengutuk pelaku pembunuhan tersebut. Tom menduga bahwa kematian
Theys berhubungan dengan masalah politik. Ketika ditanya mengenai
siapa kemungkinan orang yang telah membunuh Theys, Tom menduga
pembunuhan itu dilakukan oleh personil TNI. (Rydha Arlini)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,9,id.html
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Theys
12 Nov 2001 16:39:4 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Misteri kematian Ketua Presidium Dewan Papua Theys H Eluay, masih
belum terungkap. Menurut Kadispen Polda Irian Jaya Kom ( Pol )
Janer Pasaribu, sampai saat ini pihak kepolisian masih melakukan
penyelidikan atas kematian tokoh Papua tersebut. Demikian
dikatakan Janer ketika dihubungi Tempo News Room melalui telepon,
Senin (12/11).
Ketika ditanya mengenai kerusuhan yang terjadi Minggu (11/11)
di Sentani, Papua, Janer menyatakan pihaknya masih mencari tahu
apa penyebab kerusuhan tersebut dan apakah ada hubungan langsung
dengan kematian Theys H Eluay.
Seperti diberitakan, Theys ditemukan tewas Minggu (11/11) pagi
di daerah Koya, dekat perbatasan Papua Nugini. Sabtu (10/11)
malam, ia dikabarkan diculik oleh orang tak dikenal saat pulang
menghadiri jamuan makan malam dengan pejabat militer setempat.
Beberapa jam setelah jasad Theys ditemukan, situasi Sentani, Papua
– daerah kediaman Theys -- memanas. Ratusan orang berkumpul di
depan rumah Theys.
Sekitar pukul 17.00 WIT, massa bergerak melakukan pengrusakan
dan menutup jalan. Mereka membakar sejumlah toko, sebuah kantor
Bank Rakyat Indonesia (BRI), apotik dan hotel. (rydha arlini)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,7,id.html
Beberapa Skenario di Balik Tewasnya Theys
12 Nov 2001 15:58:57 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Polri
menganalisa beberapa kemungkinan yang mengarah kepada pengungkapan
pelaku di balik penculikan dan pembunuhan Ketua Presidium Dewan
Papua, Theys Hiyo Eluay. Salah satu kemungkinan pelaku itu adalah
kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) yang terkait dengan
kepentingan Papua Nugini.”Hal itu patut dicurigai karena lokasi
ditemukannya jenazah Theys berdekatan dengan perbatasan Papua
Nugini,” kata Kepala Badan Humas Polri, Brigjen Pol Saleh Saaf,
kepada wartawan di ruang kerjanya, Jakarta, Senin (12/11) pagi.
Diungkapkan Saleh kemungkinan lain yang harus dilihat adalah
pelaku yang berasal dari anggota kelompok yang dipimpin Theys
sendiri. Kemungkinan pelaku adalah orang-orang yang tidak sejalan
dengan garis perjuangan yang dijalankan Theys Eluay, dengan
memilih cara-cara moderat dalam berhadapan dengan pemerintah
Republik Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang menggunakan
garis perjuangan radikal untuk memerdekakan Papua.
Kelompok-kelompok ini bisa jadi adalah mereka yang selama ini
melakukan pemberontakan bersenjata dan bergerilya di hutan Irian,
seperti kelompok yang dipimpin Kelly Kwalik.
Kemungkinan ketiga adalah kriminal murni. Tapi untuk kategori
ketiga ini kemungkinannya lebih kecil. Indikasinya, tidak ada
barang-barang berharga milik Theys yang menjadi target. Bahkan
mobil yang dikendarai Theys dan sopirnya dibiarkan pelaku. “Tapi
sekecil apapun kemungkinan tetap harus diperhitungkan. Bisa jadi
ada persoalan pribadi atau lainnya yang menjadi motif. Semua harus
diselidiki terlebih dahulu,” tambah Kepala Bidang Penerangan
Umum Polri, Ajun Komisaris Besar Prasetyo, yang memberi keterangan
kepada wartawan setelah Saleh.
Saleh Saaf membantah dugaan bahwa pelaku pembunuhan Theys
adalah aparat keamanan, baik TNI maupun Polri. “Sangat bodoh
bagi Polri maupun TNI kalau sampai melakukan hal itu. Karena Theys
dan kelompoknya selama ini merupakan kelompok paling moderat yang
justru sangat membantu pemerintah,” ujarnya.
Prasetyo juga menambahkan kemungkinan lain dari pelaku
pembunuhan Theys adalah kelompok-kelompok yang tidak menginginkan
pemerintahan RI di bawah Megawati Sukarno putri solid. Caranya,
mereka melakukan tindakan yang bisa memancing munculnya gerakan
separatis yang lebih keras. “Untuk kategori ini ada banyak
kelompok yang mungkin menjadi pelakunya, baik kelompok-kelompok di
Irian sendiri, kelompok-kelompok di tingkat nasional bahkan dari
pihak-pihak asing,” kata dia
Polri saat ini bersiaga penuh untuk mengantisipasi segala
kemungkinan akibat berkembangnya isu-isu seputar kematian Theys.
Ada empat Satuan Setingkat Kompi (SSK) personil Polri untuk
pengamanan kota Sentani, tempat Theys tinggal. Juga ada batuan
pasukan dari TNI yang bersiaga secara floating (mengambang)
untuk pengamanan sentra-sentra ekonomi dan obyek-obyek vital
lainnya. “Polda Irian Jaya dan jajarannya tidak akan segan
bertindak jika terjadi reaksi dari kelompok-kelompok tertentu yang
bisa menganggu keamanan masyarakat,” tegas Saleh.
Untuk mengusut kasus ini polisi sudah memeriksa 11 orang saksi.
Delapan saksi adalah orang-orang yang terkait dengan penemuan
jenazah Theys di kawasan Koya Tengah, berdekatan dengan perbatasan
Papua Nugini. Sedangkan 3 orang saksi lain adalah mereka yang
terakhir sempat bertemu dengan Theys saat menghdiri acara
peringatan Hari Pahlawan di markas Tribuana Komando Pasukan Khusus
TNI AD di Hamadi, beberapa saat sebelum They diculik, Sabtu
(10/11) malam. (Y. Tomi Aryanto)
Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,2,id.html
Akbar Tanjung Memastikan Pembunuhan Theys
Bermotif Politik
12 Nov 2001 11:7:43 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua
DPR Akbar Tandjung memastikan pembunuhan Theys Eluay
dilatarbelakangi oleh motif politik dan terkait dengan kegiatan
sebagai Ketua Presidium Dewan Papua. “Tidak mungkin ia meninggal
karena motif-motif lain. Pasti ia dibunuh oleh orang-orang yang
tidak suka padanya,” kata Ketua DPR Akbar Tanjung kepada
wartawan di gedung MPR/DPR, Senin (12/11).
Akbar Tanjung mengaku terkejut ketika mendengar kabar kematian
Theys. Ia tidak meyangka seorang tokoh Papua akan dibunuh seperti
itu. Akbar menghormati Theys sebagai seorang tokoh yang mempunyai
cita-cita untuk daerahnya. Ia berharap aparat kepolisian harus
mampu mencari pelakunya dan harus memberi hukuman yang setimpal
bagi pelaku tersebut. Namun Akbar belum berencana memanggil
Kapolri Surojo Bimantoro.
“Paling tidak, saya akan kontak beliau agar serius dan segera
menangkap pelakunya,” kata Akbar. Mengenai kerusuhan yang
terjadi di Sentani, Akbar mengatakan wajar jika masyarakat Papua
marah. Namun Akbar menegaskan kemarahan rakyat Papua itu jangan
diwujudkan dalam bentuk perusakan. (Nurakhmayani)
|