01/13/02 05:01:03

Home

Index

PDP Dan Muspida Bahas Otsus

Jayapura, Pertemuan antara pengurus Presidium Dewan Papua (PDP) dan Muspida Papua membahas masalah sosialisasi otonomi khusus Papua kepada masyarakat.

Muspida merasa kesulitan dalam sosialisasi Otsus Papua karena sejumlah persoalan masyarakat yang belum diselesaikan. Gubernur Papua JP Solossa usai memimpin pertemuan tersebut kepada pers, Kamis (10/1), mengatakan, kepada PDP disampaikan bahwa tanggal 21 Januari 2002 secara resmi mulai disosialisasikan otonomi khusus kepada masyarakat. (kor-kcm)

Hukum dan Kriminal  http://www.infopapua.com/papua/0102/1204.html 
PENYELIDIKAN KASUS THEYS SUDAH MENTOK POLISI TUNGGU TIM INDEPENDEN
Sabtu, 12 Januari, 2002 2:57:03 PM

Jayapura - Kapolda Papua, Irjen Pol Made Mangku Pastika mengaku, penyelidikan yang dilakukan pihaknya untuk mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay sudah mentok, sehingga polisi menunggu tim independen.

`Penyelidikan kasus Theys saat ini sudah tidak ada yang signifikan lagi karena sudah sampai pada satu titik tertentu, dimana sudah tidak dapat lagi dikembangkan lebih jauh,` tegas Kapolda menjawab pertanyaan ANTARA di Jayapura, Sabtu.

Walaupun penyelidikan yang dilakukan pihaknya sudah mentok, namun polisi masih akan melakukan penyelidikan meskipun tidak segencar sebelumnya.

Hukum dan Kriminal  http://www.antara.co.id/berita.asp?id=20883 
POLISI ALAMI KESULITAN UNGKAP KASUS KEMATIAN TOKOH ACEH
Jum'at, 11 Januari, 2002 1:41:44 PM

Banda Aceh - Kapolri Jenderal Polisi Da`i Bachtiar mengemukakan, aparat kepolisian sekarang ini mengalami kesulitan untuk mengungkap kasus terbunuhnya sejumlah tokoh asal Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

`Kita masih mengalami kesulitan untuk mengungkap kasus terbunuhnya sejumlah tokoh Aceh, terutama memperoleh informasi dari para saksi,` katanya menjawab pertanyaan wartawan di Banda Aceh, Jumat.

Da`i Bakhtiar ke Banda Aceh berada di Aceh dalam rangka serah terima jabatan Kapolda NAD/Komandan Operasi Pemulihan Keamanan (Dan Ko Opslihkam) Aceh dari pejabat lama, Brigjen Pol Ramli Darwis kepada pejabat baru, Irjen Pol Jusuf Manggabarani.

Hukum dan Kriminal http://www.antara.co.id/berita.asp?id=20834 
PRESIDEN DIMINTA MEMBENTUK TIM INDEPENDEN UNGKAP KASUS THEYS
Kamis, 10 Januari, 2002 11:39:57 AM

Jayapura - Presidium Dewan Papua (PDP) serta tiga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) meminta Presiden Megawati Soekarnoputri segera membentuk sebuah tim independen internasional, untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan ketuanya Theys Hiyo Eluay.

Wakil Ketua PDP, Thom Beanal kepada pers di Jayapura, Kamis mengatakan walaupun pemerintah sudah menurunkan Tim Pencari Fakta (TPF) seperti Mabes TNI-AD dan Komnas HAM, tetapi sampai saat ini tidak jelas hasil investigasinyaa.

Rakyat Papua menunggu tindakan nyata dari Presiden Megawati guna mengungkap motif dan pelaku pembunuhan tokoh kharismatik Papua itu, ujarnya.

Source: http://www.antara.co.id/berita.asp?id=20747 

Polisi Terus Lakukan Penyelidikan Kasus Theys

Jayapura, Meskipun saat ini sudah tampak berkurang aktivitasnya, namun penyidikan terhadap kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Theys H Eluay, masih terus dilakukan. Hal itu dikemukakan Kapolda Irja Irjen Pol Drs. Made Mangku Pastika, kepada wartawan kemarin.

''Penyelidikan masih terus berjalan, dan ini bukan molor, melainkan masih dalam proses. Artinya polisi sejauh ini sedang melakukan hal-hal yang lebih komprehensif dalam rangka melakukan penyelidikan dalam kasus ini,''jelas Kapolda.

Juga diakuinya, meski hingga saat ini masih terus dilakukan penyelidikan, namun kasus ini masih kabur. Sebab sampai saat ini pula pihak penyidik masih kesulitan untuk menguak kasus ini.

Dan terkait dengan itu pula, maka pihak penyidik, kata Kapolda, sangat mengharapkan kehadiran tim independen yang akan dibentuk Presiden Megawati.

''Proses berikutnya sedang berjalan, misalnya tim dari TNI AD yang datang melakukan upaya-upaya klarifikasi, kemudian mereka melaporkan ke pusat, dan sampai saat ini belum diambil keputusan. Kemudian tim independen nasional yang sampai sekarang belum terbentuk. Kita masih menunggu tim itu,'' ungkap Kapolda.

Disinggung tentang tim independen itu, Kapolda mengira-ira, bahwa tim itu masih dalam proses. ''Mungkin saat ini sedang mencari orang-orang yang kredibel dan dipercaya oleh masyarakat. Mencari orang-orang yang seperti itu kan tidak mudah. Bagaimana supaya semua pihak percaya, siapa saja yang duduk di situ,'' jelasnya.

Tentang belum terbentuknya tim itu, menurut Kapolda, bisa jadi karena masih menimbang-nimbang, sebab jangan sampai setelah dibentuk lalu dicurigai. ''Jangan-jangan setelah dibentuk, lantas tidak dipercaya. Percuma saja, sudah dibikin capek-capek malah timbul kecurigaan. Jadi itu tidak sederhana, tidak bisa cepat-cepat hari ini harus jadi. Semuanya harus melalui proses,'' ujarnya.

Disinggung tentang tim yang ideal akan dibentuk nantinya, Kapolda tidak dapat menunnjuk siapa orang yang masuk dalam tim. Namun dalam hal ini Kapolda memberikan gambaran tentang kriteria orang-orang yang ideal yang duduk dalam tim.

''Kita tidak bisa menunjuk orang. Barangkali saya bisa memberikan kriteria-kriteria, supaya tim ini kredibel, yaitu dapat dipercaya oleh semua rakyat. Yakni orang-orang yang mempunyai kemampuan dalam hal penyelidikan dan penyidikan, memahami hukum, teruji integritasnya. Artinya orangnya jujur, bersih tidak punya cacat dalam hal kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Minimal seperti itu,'' ungkapnya.

Dan diakuinya, untuk mencari orang seperti itu, tidak mudah. ''Tidak mudah mencari orang yang memenuhi kriteria itu. Ada yang dipercaya tetapi tidak mengerti hukum dan tidak mengerti penyelidikan dan penyidikan. Ada yang mengerti hukum, penyelidikan dan penyidikan tetapi tiak dipercaya oleh masyarakat,'' ujarnya. (mad-cepos)

Source: http://www.infopapua.com/papua/0102/1202.html 

Presiden Diminta Bentuk Tim Independen Kasus Theys

Jayapura, Presidium Dewan Papua (PDP) serta tiga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) meminta Presiden Megawati Soekarnoputri segera membentuk sebuah tim independen internasional, untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan ketuanya Theys Hiyo Eluay.

Wakil Ketua PDP, Thom Beanal kepada pers di Jayapura, Kamis mengatakan walaupun pemerintah sudah menurunkan Tim Pencari Fakta (TPF) seperti Mabes TNI-AD dan Komnas HAM, tetapi sampai saat ini tidak jelas hasil investigasinyaa.

Rakyat Papua menunggu tindakan nyata dari Presiden Megawati guna mengungkap motif dan pelaku pembunuhan tokoh kharismatik Papua itu, ujarnya. Sementara itu tiga LSM pemerhati masalah kemanusiaan dan HAM, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jayapura, Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan (Kontras) Papua serta Lembaga Studi dan Advokasi HAM (ELSHAM) Papua pun menolak tim bentukan pemerintah seperti Komnas HAM dan TPF Mabes TNI-AD.

Tim tersebut telah menginvestigasi motif dan pelaku pembunuhan Theys Eluay, namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda yang berarti. Anggota Kuasa Hukum dari ELSHAM Papua, Albert Rumbekwan,SH secara terpisah mengatakan, pihaknya telah menerima permohonan keluarga korban dan PDP sebagai pendamping hukum penyelesaian kasus tewasnya Theys Eluay.

Sementara itu Forum Rekonsiliasi Eks Tahanan Politik (Tapol) dan Narapidana Politik (Napol) Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Organisasi Papua Merdeka (OPM) juga mempertanyakan realisasi TPF Mabes TNI dan Komnas HAM atas terbunuhnya Theys Eluay tersebut.

Melalui jurubicaranya Saul J.Bomay, disebutkan bahwa para mantan pejuang tersebut menunggu hasil temuan tersebut. (ant)

Source:
http://www.infopapua.com/papua/0102/1102.html


Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/29/1,1,12,id.html 
Danjen Kopassus: Markas Tribuana Hanya Alibi Polisi
29 Dec 2001 16:7:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Danjen Kopassus Mayjen. TNI Amirul Isnaeni mengatakan indikasi yang mengarah pada Markas Tribuana, Jayapura, Irian Jaya, dalam penyelidikan kasus tewasnya Ketua Presidium Dewan Papua seperti yang dikemukakan Kapolri baru sebatas alibi, bukan merupakan fakta hukum. Amirul mengatakan hal itu usai mengikuti peringatan Hari Juang Kartika di Parkir Timur Senayan Jakarta, Sabtu (29/12).

Ia menjelaskan Markas Tribuanan merupakan markas Kopassus di Irian Jaya. Markas itu, katanya, biasa dikunjungi semua tokoh masyarakat. "Semua orang di Irian Jaya dekat (hubungan baik), bukan hanya dengan Theys. Apalagi Theys yang sudah dianggap sebagai ayah sendiri," katanya.

Jadi, katanya, pernyataan Kapolri mengenai adanya indikasi yang mengarah ke Markas Tribuana hanya sebatas pemeriksaan polisi. Ia yakin polisi pasti akan mengedepankan hukum, karena alibi bukan bukti hukum.

Amirul menyerahkan sepenuhnya tujuh anggota Kopassus yang diperiksa polisi kepada yang berwenang. Yang berwenang dalam hal ini, kata Amirul adalah polisi militer (Puspom), bukan polisi.

Tujuh anggota Kopassus tersebut adalah anggota Kopassus di Jakarta yang diperbantukan ke Irian Jaya. "Sama seperti anak-anak (buah, red) saya yang lain yang di BKO-kan ke Aceh atau Ambon," tambahnya.

TNI AD, meneurut Amirul, juga telah mengirimkan tim untuk menyelidiki lebih jauh fakta di balik kematian Theys. Tindakan dilakukan untuk membantu kepolisian, mengingat polisi tidak mempunyai kewenangan untuk memeriksa anggota TNI lebih jauh. "Nggak ada masalah, kita kan menghormati hukum," kata dia. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/29/1,1,13,id.html 
Anggota Kopassus yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Theys Masih Berstatus Saksi
29 Dec 2001 16:15:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima Kodam Trikora Mayjen TNI M Simbolon mengatakan tujuh anggota Kopassus yang telah diperiksa polisi berakitan terbunuhnya Ketua Presidum Dewan Papua Theys H Eluay sebagai saksi. "Belum sebagai tertuduh," kata dia usai mengikuti Hari Juang Kartika di Parkir Timur Senayan Jakarta, Sabtu (29/12).

Ia menjelaskan untuk mencari fakta hukum yang lebih jelas, TNI AD secara pro aktif mengirimkan Tim Pencari Fakta Hukum ke Irian Jaya mengingat adanya dugaan keterlibatan TNI AD dalam kasus terbunuhnya Theys. Pengiriman tim ini merupakan langkah internal TNI AD, bukan karena TNI AD tidak bisa ditembus polisi. "TNI AD ingin menjemput bola," kata dia.

Simbolon mengaku sebelumnya Kodam Trikora memang membentuk tim untuk menyelidiki kasus ini. Namun sejauh ini belum didapat indikasi adanya hal-hal yang dilakukan oleh oknum TNI. Saat ini, katanya, hasil pemeriksaan sedang dikembangkan.

Menurutnya, pihaknya menyerahkan ketujuh anggota Kopasus kepada polisi karena adanya permintaan dari Polda Irian Jaya. "Koordinasi Kapolda dengan Kodam sangat bagus," katanya.

Adanya indikasi yang mengarah ke keterlibatan Kopassus, kata Simbolon, harus didukung bukti, saksi dan pengakuan dari seseorang, baik itu pelaku atau siapa pun. Karena di Indonesia masih menganut azas praduga tak bersalah. Dengan dikirimnya tim penyelidik dari TNI AD, ia berharap fakta hukum akan segera diperoleh.

Menanggapi pernyataan Kapolri bahwa berdasarkan pemeriksaan polisi yang memperoleh alibi yang mengarah ke Markas Tribuana, Simbolon mengatakan hal tersebut merupakan cara-cara pemeriksaan polisi. Meski demikian, kata Simbolon, TNI tidak akan memperulit proses pemeriksaan terhadap anggotanya bila memang diperlukan. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room) 

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/27/1,1,22,id.html 
Perwira TNI AD Diperiksa sebagai Saksi dalam Kasus Theys
27 Dec 2001 19:24:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen Amirul Isnaini menegaskan bahwa salah satu dari anggota Kopassus yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay, hanya diperiksa sebagai saksi oleh pihak kepolisian. Tujuh perwira TNI AD lainnya yang juga diduga terlibat, juga hanya diperiksa sebagai saksi.

Usai menghadiri dialog antara Kasad Jendral Endriartono Sutarto dengan para pemimpin redaksi media massa di Mabes TNI AD Jakarta, Kamis (27/12) sore, Amirul tidak mengelak bahwa salah satu dari tujuh orang perwira itu berpangkat letkol dan merupakan Komandan Kesatuan Tugas (Satgas) Tribuwana bernama Letkol Hartomo. "Sebenarnya, itu bukan wewenang saya untuk menjawab," ujar Amirul ketika ditanyai lebih detail mengenai keterlibatan anggota Kopassus tersebut.

Menurut Amirul, pihaknya telah mendapat perintah dari TNI untuk mengirimkan pasukan Kopassus ke Papua. Ketika sampai di lokasi, lanjutnya, komando pengendali dari pasukan yang dikirimkan adalah pihak Kodam Papua. Sehingga hal-hal yang bersifat teknis adalah wewenang dari pihak Kodam Papua sendiri.

Adapun tugas dari Satgas Tribuwana di Papua, katanya, adalah menerima penugasan dari Mabes TNI melalui Kodam Papua untuk kemudian bertugas di daerah konflik tersebut. "Sehingga, pertanggungjawabannya itu secara Kodal (Komando Kendali) di wilayah tersebut. Sedangkan fungsi pembinaan TNI secara teknis tetap ada pada kami," katanya sembari mencontohkan keberangkatannya bersama Pangkostrad ke Aceh untuk meninjau pasukannya yang ada di sana.

Sementara itu, mengenai tindakan yang sudah dilakukan pihak Kopassus terutama Panglima Kopassus untuk mencari tahu kejadian yang sebenarnya, Amirul mengatakan, pihaknya telah menanyakan langsung kepada salah satu aparat yang diduga terlibat dan kemudian dibantahnya. "Tempo hari saya sudah tanya, 'Kamu melakukan itu tidak?' Katanya, 'Nggak!' Ya, sudah," kata Amirul.

Selain itu, Amirul juga telah memeriksa dan memonitor ketujuh orang perwira itu melalui Kodam Papua. Pihak kepolisian lantas meminta agar tujuh orang perwira itu dikirimkan ke Kodam dalam rangka memberikan kesaksian. Oleh karena ketujuh perwira tersebut loyal dan mematuhi perintah, mereka bersedia memberikan kesaksian. "Jadi perintahnya hanya untuk memberikan kesaksian saja," katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, telah ada dugaan keterlibatan tujuh orang perwira dari TNI AD dimana salah satunya merupakan anggota Kopassus, dalam kasus pembunuhan Ketua PDP Theys Eluay. Saat ini pihak kepolisian tengah melakukan pemeriksaan kepada tujuh perwira tersebut.

Akan tetapi, hingga saat ini kasus tersebut belum dapat terungkap seluruhnya. Untuk memperlancar tugas kepolisian dalam penyelidikan kasus tersebut, pihak TNI AD telah mengirimkan tim penyelidiknya sendiri untuk melakukan pemeriksaan secara internal. (Juke Illafi K- Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/26/1,1,27,id.html 
Danjen Kopassus: Letkol Hartomo Tak Terlibat Pembunuhan Theys
26 Nov 2001 20:24:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Amirul Isnaini memastikan pihaknya tidak terlibat dalam penculikan dan pembunuhan Ketua Dewan Presidium Papua Theys H Eluay, beberapa waktu lalu. Pihaknya juga telah menanyakan langsung kepada Komandan Lapangan Kopassus di Papua Letkol Inf Hartomo berkaitan dengan kematian Theys.

“Waktu itu saya tanya, ‘kamu terlibat nggak,’ dan dia langsung menjawab bahwa dia tidak melakukan pembunuhan dan penculikan itu. Itu saja,”ujarnya usai meninjau latihan penanggulangan teror di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (26/11) sore.

Amirul mengakui bahwa keterlibatan Kopassus di sejumlah daerah konflik di Indonesia, yakni Aceh, Irian dan Ambon, berdasarkan perintah dari Panglima TNI. Lalu perintah tersebut didelegasikan kepada panglima komando pengendalian (kodal) di daerah-daerah tersebut. “Saya hanya mempersiapkan personil saja,” tandasnya.

Menurutnya pula, segala pekerjaan yang melibatkan Kopassus selaku institusi, selalu berdasarkan dan tunduk kepada prosedur yang berlaku. Kalau pun nanti dipanggil oleh pihak yang berwenang, kata dia, Kopassus selalu siap siaga, sebab, institusinya tersebut selalu menghargai dan menghormati bukti dan hukum dalam segala hal.

Adapun mengenai persiapan menjelang hari kemerdekaan Papua 1 Desember mendatang, Amirul mengatakan, pihaknya siap mengirimkan pasukan ke Papua bila hal itu diperintahkan oleh Panglima TNI. “Kita itu dibina oleh KASAD dan digunakan oleh Panglima TNI.

Keberadaan kita atas perintah, jadi jangan tanya ke saya dong,” katanya ketika ditanya soal kesiapan Kopassus untuk mengirimkan pasukannya ke Papua menjelang 1 Desember. Untuk saat ini, sambungnya, pihaknya tidak mengadakan persiapan khusus.

“Kita hanya berlatih dan berlatih, mengenai perkara nanti dapat perintah, kapan saja kita siap. Jadi pasti ada prosedurnya,” jelas Amirul sambil menutup wawancara karena beduk Maghrib telah tiba. Dia bersama Menhan Matori Abdul Djalil pun berbuka puasa bersama. (Juke Illafi K-Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/21/1,1,33,id.html 
Tiga Kelompok Terlibat Pembunuhan Theys
21 Nov 2001 21:29:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jayapura: Pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay, 10 November lalu, dimainkan tiga kelompok. Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal I Made Mangku Pastika memastikan, penyidikan polisi telah mengalami kemajuan. “Pelakunya sudah diindentifikasi, sekitar 60 persen,” ujar Made Mangku di Jayapura, Rabu (21/11).

Tapi, polisi mengalami kesulitan pada alat-alat bukti untuk memastikan pelaku kasus pembunuhan yang disebut-sebut punya latar belakang politis kuat tersebut. Selain itu, polisi butuh indikator lebih banyak lagi untuk memastikan kelompok yang paling bertanggung jawab. “Belum cukup indikator untuk mengatakan kelompok mana yang bertanggungjawab atas kasus tersebut,” ujar Kapolda.

Siapa ketiga kelompok itu? Made tidak memberikan perincian gamblang. Ia hanya menyampaikan gambaran peran yang berbeda-beda. Kelompok pertama sebagai penggagas atau pembuat ide. Mereka bisa saja berada di Papua atau di luar. Kelompok kedua sebagai perencana, diisi orang-orang yang tahu persis daerah ini dan bagaimana melakukannya dengan rapi. Ketiga, kelompok eksekutor atau pelaku pembunuhan yang tahu persis bagaimanan mengikuti, menghadang dan menculik Theys. “Antara ketiga kelompok tersebut belum tentu saling berkaitan, bisa saja kelompok yang ketiga tidak tahu kelompok lainnya,” jelas Made.

Kapolda menjelaskan, lebih seratus orang telah diperiksa sebagai saksi. Lantaran kasus besar, polisi bertindak pro-aktif bahkan tak jarang melakukan pemeriksaan diam-diam. Alasannya, menjaga keselamatan pemberi keterangan atau saksi. “Dalam menangani kasus ini, kami tetap menggunakan strategi dialogis, persuasif dengan pendekatan kasih sayang dan menghargai hak asasi manusia dalam rangka penegakkan hukum,” ungkapnya. (Cunding Levi - Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/20/1,1,25,id.html 
Presiden Akan Adakan Pembicaraan Khusus Soal Tewasnya Theys
20 Nov 2001 21:5:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Megawati Sukarnoputri akan mengadakan pembicaraan khusus yang membahas hasil pengusutan pihak kepolisian terhadap kasus tewasnya Theys Hiyo Eluay, ketua Presidium Dewan Papua, secara misterius beberapa pekan lalu. Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal PDIP Sutjipto kepada pers usai rapat rutin di kantor pusat DPP PDI Pecenongan, Jakarta, Selasa (20/11).

Menurut Sutjipto dalam rapat yang dipimpin oleh Megawati, perihal kematian tokoh Papua itu sempat dibahas. Bahkan seorang anggota PDIP asal Papua dilibatkan dalam pembicaraan itu. “Nanti akan ada pembicaraan khusus dengan ketua umum yang juga presiden,” kata dia.

DPP PDIP selanjutnya akan terus menindaklanjuti upaya pengungkapan kasus pembunuhan tersebut dalam rapat-rapat DPP mendatang. Saat disinggung apakah partai mengusulkan adanya tim independen yang khusus menyelidiki kematian tokoh karismatik tersebut, Sekjen hanya menjawab pendek, “Belum sampai pada kesimpulan di sana.”

Seperti yang diketahui, Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Elluay ditemukan tewas terbunuh, pekan lalu. Persiden Megawati Sukarnoputri telah meminta kepada menko polkam untuk mengusut kematian tersebut. Namun, hingga Theys dimakamkan, Sabtu (17/11) yang lalu pihak kepolisian tampaknya belum menemukan titik terang.

Sementara itu, muncul desakan agar dibentuk suatu tim independen dari luar negeri yang khusus menyelidiki kasus itu. Pasalnya, sejumlah kalangan meragukan keseriusan polisi dalam menangani kasus itu. (Dara Meutia Uning-Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/16/1,1,27,id.html 
Hasil Visum Jantung Theys Diumumkan Sabtu Besok
16 Nov 2001 19:35:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pihak kepolisian berharap hasil visum et repertum jantung Theys Hiyo Eluay, tokoh Papua yang tewas misterius pada pekan lalu, bisa segera di ketahui. Hingga petang Mabes Polri belum memperoleh Pemeriksaan dilakukan di laboraturium forensik Polda Sulawesi Selatan, Jumat (16/11).

Hal ini disampaikan Kepala Badan Humas Polri Brigjen Pol. Edward Aritonang saat dihubungi Tempo News Room per telepon Jumat (16/11) malam. Diakui Aritonang, dalam penyelidikan ini memang ada sedikit keterlambatan. Namun keterlambatan itu bukan karena Polri lamban.

“Keluarga Theys takut ada rekayasa kalau organ tersebut dibawa polisi. Jadi mereka membawa sendiri jantung itu ke labfor. Sedangkan mereka baru datang tadi pagi,”ungkap Aritonang. Ditanya kapan hasil visum itu bisa diperoleh, Aritonang berharap, Sabtu (17/11) pagi hasil nya bisa diketahui. “Kita lihat saja besok, mudah-mudahan hasilnya sudah ada,” ujarnya singkat.

Wakabahunas menambahkan hasil visum yang dilakukan terhadap Theys Eluay sangat penting karena secara fisik luar saat tubuh Theys tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Polri sedikitnya memerlukan tiga hal untuk mengungkap penyebab kematian ketua Presidium Dewan Papua tersebut.

Menurut Aritonang, ketiga hal adalah waktu kematian, cara kematian dan sebab kematian. “Inilah jawaban-jawaban pertanyaan tersebut yang kita inginkan dari pihak yang mengadakan visum. Selanjutnya hasil laporan visum akan kita sesuaikan dengan hasil yang sudah diperoleh di lapangan,”ujarnya.

Disamping menunggu hasil laporan visum, POLRI saat ini telah melakukan analisa dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pihaknya, kini tengah menelusuri dan melacak keberadaan supir pribadi Theys, Ari Masoka. “Kita masih mencari keberadaan Ari dan pihak Polri menghimbau kepada masyarakat kalau mereka melihat atau mendengar lokasi keberadaaan Ari saat ini,”kata Aritonang.

Aritonang menambahkan kalau supir Theys takut keluar dari persembunyian dan terancam jiwanya, pihaknya berjanji akan memberikan jaminan penuh atas keselamatan dirinya dan sanak keluarganya. Sejauh ini, Aritonang menyatakan belum ada satu pun yang dijadikan tersangka dalam kasusu pembunuhan Theys Hiyo Eluay.

Polisi masih terus melakukan penyelidikan. Sedangkan untuk kasus pengerusakan dan tindakan anarkhis yang dilakukan sekelompok orang, pasca terbunuh Theys, sudah ada 11 orang yang dijadikan tersangka. “Mereka masih diproses di sana (Papua),” Aritonang menandaskan.

Aritonang juga mengaku telah mengerahkan aparatnya yang bertugas di Jayapura untuk menjaga dan mengamankan upacara adat pemakamam Theys pada Sabtu (17/11). Pihaknya, menurut Aritonang, berharap prosesi itu berjalan dengan hikmat dan tidak ada pihak- pihak lain yang mengacau masuk ke dalam acara tersebut. (Suseno/Cahyo Junaidi)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/16/1,1,4,id.html 
Megawati Agar Beri Informasi Meyakinkan Soal Theys
16 Dec 2001 1:52:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua MPR Amien Rais meminta Presiden Megawati Soekarnoputri bisa memberi informasi meyakinkan tentang siapa dibelakang kematian Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Eluay, untuk bisa menenangkan suasana.

Menurut Amien, sesuai menghadiri Gema Nada Takbir Akbar, Sabtu (15/12), “Sejak kematiannya sampai sekarang, keadaan di Papua bukan tenang, tetapi malah semakin eksklusif.”

Dia juga menambahkan bahwa rencana kedatangan Presiden Megawati Soekarnoputri ke Papua untuk merayakan Natal nanti tentunya langkah tersebut harus didukung.

Tetapi, lanjut dia, presiden harus bisa memberikan semacam hal-hal kesejukan yang bisa menenangkan rakyat Papua. “Karena betul-betul secara riil harapan rakyat Papua yang sedemikian terpuruk itu bisa diberikan titik awal dan penyegaran di sana oleh presiden,” tegas Amien, yang juga menandaskan bahwa misteri kematian Theys harus diproses secara hukum.

Menurut Amien, pada kesempatan nanti Presiden Megawati harus memberikan pesan-pesan Natal dan Tahun Baru, bahwasanya perdamaian dan persatuan diunggulkan dari segala macam yang sedang dihadapi bangsa ini. “Itulah kuncinya,” tandas Ketua MPR ini sebelum memasuki mobilnya. (ebnu yufriadi-tempo news room) 

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/14/1,1,28,id.html 
Pemerintah Diminta Jujur Ungkap Pembunuh Theys
15 Nov 2001 2:25:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jayapura:Jenazah Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay yang tiba di rumah duka Selasa (13/11) kemarin, akan dimakamkan secara adat di lapangan bola Sentani, Sabtu (17/11) besok. Istri Theys, Yaneke Eluay Ohee, 41 tahun, mengatakan jasad suaminya akan dikubur sekitar pukul 10.00 WIT. “Atas permintaan rakyat Papua yang sekaligus untuk penghargaan sebagai Ondofolo (kepala suku –Red) dan pemimpin besar rakyat Papua jasadnya akan dimakamkan dilapangan bola Sentani,”kata Yeneke Eluay.

Menurut Yaneke, selaku kepala suku besar Sentani, pemakaman Theys akan melalui satu upacara adat yang melibatkan seluruh masyarakat adat Sereh Sentani. Lapangan yang terletak di Kabupaten Jayapura itu rencananya akan dijadikan pemakaman khusus bagi pejuang Papua dan bagi mereka yang meninggal karena kasus-kasus pelanggaran HAM di tanah Papua. Ditempat itu nantinya akan didirikan tugu pahlawan.

Sedangkan menyangkut kondisi mayat menurut Yaneke akan diupayakan pengawetan semaksimal mungkin agar dapat bertahan sampai Sabtu nanti. Sampai Rabu (14/11) malam ini, kerabat dan sebagian warga mereka terus melakukan ibadah bersama yang dilanjutkan dengan puji-pujian dan lagu-lagu rohani.

Rumah mantan anggota Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 ini penuh sesak. Berbagai bantuan dan sumbangan berupa bahan makanan terus mengalir dari berbagai pihak. Untuk menyediakan konsumsi bagi ribuan warga yang hadir, pemilik rumah terpaksa membuat semacam dapur umum di sekitar lokasi rumah almarhum.

Menyangkut pelaku pembunuhan terhadap Theys, polisi hingga kini belum berhasil mengungkap pelakunya. Kendati demikian, pihak keluarga meyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian. Yaneke berharap pihak kepolisian mengungkapkan secara cepat dan tuntas siap-siapa pelaku di balik kasus ini.

Sedangkan Sekretaris Jenderal Presidium Dewan Papua Taha Al Hamid menyatakan pihaknya telah menyerahkan secara resmi jenazah Theys kepada Yosafat Eluay yang merupakan kepala adat Keret Eluay atau keluarga tertua dari Eluay.

Sedangkan menyangkut struktur organisasi yang kini ditinggalkan Theys, secara organisatoris akan berjalan sesuai dengan mekanisme yang ada yang merupakan hasil kongres . Menyangkut tuntunan hasil pertemuan PDP dengan DPRD kemarin, ditekankan dari PDP kepada DPRD agar segera mengadakan sidang khusus menyangkut kasus terbunuhnya Theys.

PDP juga mendesak agar dibentuk tim independen baik secara nasional maupun internasional. Pasalnya, PDP melihat kasus terbunuhnya Theys merupakan kontra demokrasi yang terjadi di daerah Papua. “Setelah jenazah bapak Theys diurus kita akan segera akan membuat surat resmi kepada negara-negara yang berpihak pada demokrasi,“kata Taha.

Dia mengharapkan kepada masyarakat baik di Jakarta maupun di Papua agar tidak membuat spekulasi tentang siapa pelaku pembunuh mantan anggota DPRD Irian Jaya dari Golkar itu. Taha mencontohkan adanya sejumlah pihak yang menyebutkan pembunuh Theys dari kelompok-kelompok pro kemerdekaan, semisal kelompok Tentara Pembebasan Nasional (TPN) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Buktinya spekulasi itu ternyata tidak terbukti malah PDP banyak mendapat surat belangsungkawa atas meninggalnya Theys dari TPN/OPM yang berada di hutan,”ujar Taha. Dia berharap saat kunjungan Presiden Megawati untuk merayakan Natal di Papua pada 22 November 2001, pemerintah mengungkapkan secara jujur dan trasparan pelakunya. Sebagai kado Natal bagi rakyat Papua. (Cunding Levi-Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/14/1,1,20,id.html 
Polri Kirim Brimob untuk Antisipasi Pemakaman Theys
14 Nov 2001 18:9:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Polri telah menyiapkan pasukan cadangan dari Korps Brigade Mobil untuk mengantisipasi situasi di Papua menjelang pemakaman Theys Eluay pada Sabtu (17/11) besok.

“Pasukan Brimob disiapkan di Markas Kelapadua. Sedangkan pesawat pengangkut [pasukan] disiapkan oleh TNI Angkatan Udara,"papar Sekretaris Jenderal Polri Komisaris Jenderal Polisi Yun Mulyana kepada pers usai memimpin upacara peringatan ulang tahun Brimob ke-56, di Markas Komando Brimob Kelapadua, Depok, Rabu (14/11) pagi.

Kendati pasukan dari personil Polri telah siaga, Yun Mulyana mengatakan pasukan akan dikirim bila ada permintaan dari Kapolda Irian Jaya, Irjen Pol. I Made Mangkupastika. "Sampai saat ini personil Brimob di Irian masih mencukupi dan belum memerlukan penambahan,"ungkapnya. Menurut Yun, antisipasi pengamanan situasi tidak hanya melulu pendekatan fisik, tetapi juga persuasif.

"Kami juga mengadakan dialog dan pendekatan kepada semua unsur masyarakat untuk berupaya bersama menciptakan situasi aman,"ujarnya. Polri, kata dia, tengah berusaha keras mengusut dan mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan terhadap tokoh Papua yang pernah menjadi anggota DPRD Irian Jaya dari Golkar. "Kami akan terus menyelidiki. Tapi jangan diburu-buru, agar nanti kami tidak salah arah,"pintanya.

Dikatakan pula, Mabes Polri telah mengirimkan tim untuk membantu Polda Papua dalam mengusut kasus tersebut. "Tim Mabes akan segera bergabung dengan tim yang sudah bekerja dari Polda. Pengusutan akan dimulai dari tempat kejadian perkara, hasil visum, saksi dan sebagainya,"lanjut Yun.

Dalam kesempatan berbeda, Wakil Kepala Badan Humas Polri Brigjen Pol. Edward Aritonang mengatakan polisi akan tegas dalam menindak siapapun pelaku yang berada di balik pembunuhan itu. Bahkan polisi pun akan tetap tegas apabila ternyata ada indikasi keterlibatan aparat TNI dalam kasus tersebut. "Prinsipnya kami akan tegas terhadap siapapun yang terbukti terlibat," ujarnya. (Tomi Aryanto-Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/14/1,1,25,id.html 
Panglima TNI Bantah Pihaknya Terlibat Pembunuhan Theys
14 Nov 2001 20:47:4 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung:Panglima TNI Laksamana Widodo AS membantah tentara berada dibalik aksi pembunuhan Theys Hiyo Eluay, Ketua Presidium Dewan Papua (PDP). "Sebaiknya, kita mencoba berpikir realistik dalam menghadapi persoalan itu, ada fungsi-fungsi tersendiri yang bertugas dan berkewenangan dalam menangani masalah itu,"ujarnya kepada pers usai memberikan pembekalan kepada seluruh Komandan dan Perwira dijajaran Kodam III Siliwangi serta para Komadan Satuan yang berada di wilayah Jawa Barat, Rabu (14/11) di gedung Manggala Siliwangi Bandung.

Lebih jauh Widodo mengatakan, dalam penyelidikan, pihak TNI sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Polri untuk mengusut secara tuntas kematian mantan anggota Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969 itu. Untuk pengamanan jika situasi di bumi Cendrawasih berkembang memburuk pasca tewasnya Theys, pihak TNI telah menyerahkan sepenuhnya kepada Polri khususnya Polda setempat. Namun, pihak TNI siap membantu seandainya pihak Polri memerlukan sokongan.

Menanggapi kemungkinan keterlibatan pihak asing dalam kasus tersebut, Kepala Pusat Penerangan TNI Marsekal Muda TNI Graito Usodo menambahkan pihaknya tidak ingin banyak berkomentar. "Kita serahkan sepenuhnya pada pengusutan pihak Polda. Jadi tidak pada tempatnya kita yang berbicara,"kilahnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Presidium Dewan Papua Tom Beneal menuding tentara yang membunuh Theys. "Kalau yang melakukan orang Papua, pasti dengan tombak, panah dan parang. Tapi Pak Theys dibunuh secara profesional. Tentu itu perbuatan tentara,"tuding Beneal, seperti dikutip sejumlah media massa.

Dalam hal ini TNI memang sangat dirugikan, karena situasi dan nuansanya seperti itu. Mengingat Theys dibunuh selepas menghadiri undangan pihak Kodam Tribuana. "Sekali lagi, secara kelembagaan TNI tidak terlibat, kalau masyarakat menyimpulkan seperti itu, ya terserah, ini negara demokrasi,"tegasnya.

Menurut Graito, TNI tidak akan bertindak sebodoh itu, “Masa kita yang mengundang, lalu kita juga yang membunuhnya langsung.” Namun jika dalam pengusutan ternyata TNI betul-betul terlibat Graito menambahkan pihaknya siap menempuh prosedur dan norma-norma hukum yang berlaku.

Sedangkan menanggapi tuntutan warga Papua agar pasukan TNI ditarik dari Papua, Panglima TNI mengatakan masyarakat tak berwenang memutuskan. "Disana ada Gubernur, ada pemmerintah daerah ada Polda dan lain sebagianya, itu semua merupakan keputusan Pemerintah Pusat berdasarkan usulan Pemda bersama rakyat setempat,"tambahnya.

Kunjungan kerja Panglima TNI ke seluruh jajaran Kodam Siliwangi ini tertutup bagi wartawan. Tampak pula Komandan Sesko TNI Letjen TNI Djadja Suparman beserta sejumlah komandan satuan TNI lainnya. (Upiek S-Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/14/1,1,31,id.html 
Pembentukan Tim Independen Kasus Theys Tergantung Presiden
14 Dec 2001 18:40:1 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah menanggapi secara serius usulan pembentukan Tim Nasional Independen untuk mengusut secara tuntas kasus pembunuhan Theys Hiyo Eluay. Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) yang tewas secara misterius pada 11 November 2001. Seperti diberitakan, Ketua Komisi Nasioal HAM (Komnas HAM) Djoko Sugianto mengusulkan pembentukkan tim khusus tersebut kepada Menko Polkam Susilo B. Yudhoyono.

“Tentu keputusan akhirnya pada Presiden (Megawati Soekarnoputeri),”ujar Yudhoyono ketika dicegat wartawan usai menerima anggota Komnas HAM di kantornya, Jakarta, Jumat (14/12). Bekas kepala staf Teritorial TNI ini yakin kerja tim independen tersebut tidak akan tumpang tindih dengan tugas kepolisian.

“Wewenang penyidikan menurut Undang-undang (UU) menjadi tugas Polri. Rumusan tugasnya tentu saja bukan penyidikan,” kata dia saat hendak memasuki mobil dinasnya. Menurut dia tim ini diharapkan dapat menemukan fakta dan investigasi lebih luas mengingat kasus ini bukan sebatas pembunuhan biasa. Namun masih ada aspek politiknya.

“Pemerintah mempertimbangkan pembentukan tim untuk dapat mengungkap tewasnya almarhum Theys,” kata dia dengan suara bernada berat. Dalam pertemuan yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB tersebut Yudhoyono menenkankan pada pembahasan dan pendiskripsian rumusan tugas pokok, kerangka kerja dan orang-orang yang bakal duduk dalam tim itu.

Yudoyono menghendaki tim beranggotakan unsur pemerintah dan non pemerintah. Setidaknya merepresentasikan masyarakat Papua, LSM, Komnas HAM, kepolisian, dan TNI. “Memang belum dirumuskan secara definitif, siapa yang menjadi bagian dari tim independen ini,”jelas dia.

Namun, Susilo menegaskan hal yang terpenting dalam hal ini adalah harus bekerja derdasar profesionalitas tinggi. Alasan melibatkan representasi masyarakat luas dapat menjamin kredibilitas kerja tim. Selain itu kerja tim harus terfokus. “Tidak ada agenda lain, kecuali mengungkap, mengusut secara tuntas permasalahan ini,”tandas dia sambil memasuki mobilnya meninggalkan wartawan. (E. Karel Dewanto-Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/14/1,1,23,id.html 
Menko Polkam Setujui Ada Tim Independen Kasus Theys
14 Dec 2001 15:41:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (14/12), menyetujui pembentukan tim independen untuk mengusut terbunuhnya Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay. Usulan ini diajukan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang mengadakan pertemuan dengan Susilo.

Ketua Komnas HAM, Djoko Sugianto, seusai pertemuan, mengatakan bahwa meski Menko Polkam sudah menyetujui, tapi harus menunggu persetujuan presiden.

Keputusan presiden itu akan menjadi kekuatan hukum pembentukan tim usulannya. Sedang waktunya, masih menunggu hasil crossing check temuan kepolisian dengan Komnas HAM yang telah datang ke Irian Jaya.

“Temuan Komnas HAM itu kan tidak sekedar fakta-fakta. Komnas HAM masih memerlukan klarifikasi dan tindakan lebih lanjut,” jelas Djoko yang siang itu mengenakan setelan jas biru.

Tim independen ini, tambah Djoko, akan melibatkan kepolisian, Pomdam, tokoh-tokoh gereja, tokoh adat, kejaksaan, tim forensik, dan Komnas HAM. Hasil rekomendasinya berkekuatan hukum seperti yang dilakukan Komisi Penyelidikan Pelanggaran (KPP) HAM. Calon ketua untuk tim ini, dilanjutkan oleh Djoko, masih belum ditentukan.

Ia juga membantah laporan bahwa usulan pembentukan tim independen ditolak oleh Presidiun Dewan Papua. “PDP sebelumnya memang menolak karena dianggap sebagai tim pemantau, tetapi setelah dijelaskan mereka minta maaf,” tukasnya. (e. karel dewanto-tempo news room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/12/1,1,37,id.html 
MA Balas Surat Presiden Soal Abolisi Bagi Theys dkk
12 Dec 2001 22:57:39 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan mengatakan pihaknya tidak lagi berkenan memberi pertimbangan hukum kepada presiden untuk memberikan abolisi (pencabutan tuntutan hukum atas perkara pidana ) kepada Theys Hiyo Eluay. Ketua Presidium Dewan Papua (PDP), yang tewas secara misterius pada 11 November 2001, itu beserta sejumlah tokoh PDP yang dituduh melakukan makar.

Kepada Tempo News Room Bagir menyatakan hal itu didasarkan pada kententuan baru UUD 45. Isinya: untuk memberikan abolisi dan amnesti, Presiden harus meminta pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Maka saya menulis surat kepada presiden agar beliau berhubungan dengan DPR, karena sesuai dengan ketentuan UUD,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung MA, Jakarta, Rabu (12/12).

Namun, Bagir tak menyebutkan kapan surat tersebut di kirim. Ketentuan mengenai abolisi dan amnesti, kata dia, telah tertuang dalam pasal 14 amandemen pertama UUD 1945 yang menyebutkan bahwa abolisi dan amnesti merupakan hak prerogatif presiden, dengan pertimbangan DPR. Seperti telah diberitakan sebelumnya, Presiden Megawati Soekarnoputri, melalui Sekretaris Negara, Bambang Kesowo telah berkirim surat kepada MA.

Permintaan pertimbangan hukum, lanjut Bagir didasarkan pada UU tentang Amnesti dan Abolisi Nomor 11 Darurat Tahun 1954 yang menyebutkan perlunya pertimbangan hukum ke MA melalui Menteri Kehakiman. Sebagai kepala pemerintahan, presiden, ujar Bagir, memiliki hak prerogatif untuk memberikan abolisi atau amnesti kepada seseorang. Namun, lanjut dia, presiden perlu bersikap hati-hati, karena kasus Theys dan kawan-kawannya, yakni Sekjen PDP Thaha Alhamid, Pendeta Herman Awom, Don A.L. Flasi dan John Mambor sedang dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Jayapura. (Ira Kartika M.B.)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/12/12/1,1,5,id.html 
Pemerintah Pertimbangkan Abolisi Bagi Perusuh di Wamena
12 Dec 2001 12:56:5 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk memberikan abolisi (penghapusan penuntutan) bagi warga Papua yang terlibat kerusuhan di Wamena. Tapi Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, seusai melantik jajaran pejabat eselon I dan II, Rabu (12/12), mengatakan abolisi itu tidak diberikan kepada seluruh pelaku kerusuhan.

Kerusuhan di Wamena disebabkan oleh tewasnya Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay. Bambang mengatakan tidak semua mendapat abolisi karena kerusuhan itu bisa menghancurkan kesatuan Indonesia.

Karena itu Kejaksaan Agung dan pihak terkait, kata Bambang, sedang mempelajari secara seksama masalah itu. Pemerintah berharap bisa memadukan aspek kemanusiaan, keadilan, dan tegaknya hukum itu sendiri. “Sehingga kesemuanya itu dapat dipertimbangkan secara terpadu.” (e. karel dewanto/juke illafi k-tempo news room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/27/1,1,9,id.html 
Mendagri Membantah Terlibat Pembunuhan Theys
27 Nov 2001 13:52:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Mendagri Hari Sabarno membantah kabar keterlibatan Depdagri dalam pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay seperti disebutkan beberapa pihak dengan mengutip sebuah dokumen Depdagri. Hari menampik kabar adanya dokumen tersebut di departemen yang dipimpinnya dan yakin dokumen itu tidak ada.

“Sepengetahuan saya Depdagri tidak punya dokumen yang menyebutkan operasi-operasi khusus untuk menghilangkan orang, tetapi kalau untuk memajukan masyarakat itu ada,” ujar Hari Sabarno usai menghadiri perayaan Hari Aksara Internasional di Istana Wapres Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (27/11). Hari menjawab pertanyaan itu berkaitan dengan tuduhan Kontras (Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan) yang menduga beberapa departemen serta TNI terlibat dalam kematian Theys Eluay. Dugaan Kontras didasarkan pada dokumen Depdagri yang menyebutkan Theys sebagai salah seorang yang berbahaya.

Sedangkan temuan Komnas HAM mengenai keterlibatan Depdagri, Hari meminta agar temuan itu ditunjukkan, jika perlu Komnas HAM diberi kewenangan untuk membentuk panitia ad hoc untuk menyelidiki kasus tersebut. Jika tidak terbukti, Biro Hukum Depdagri akan siap meminta pertanggungjawaban mereka. “Tetapi tidak ada tuntut menuntut, kalau perlu ya silakan merenung sehingga tidak gampang menuduh,” kata dia. (Dede Ariwibowo)

Internasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/14/1,1,30,id.html 
Uni Eropa Prihatin Atas Terbunuhnya Theys
15 Nov 2001 12:7:41 WIB

TEMPO Interaktif, Brussel:Masyarakat Uni Eropa sangat menyesalkan aksi penculikan dan pembunuhan yang menimpa pemimpin pro kemerdekaan Papua Theys Hiyo Eluay, Minggu (11/11) lalu. UE juga menyesalkan adanya kerusuhan di Bumi Cenderawasih akhir pekan lalu menyusul tewasnya Ketua Presidium Dewan Papua itu, seperti dikutip Harian Experss, Rabu (14/11).

Dalam pernyataannya, negara-negara yang tergabung dalam UE mendesak pemerintahan Indonesia untuk secepatnya memberikan klarifikasi dan menyelesaikannya kasus tersebut secara hukum. Tujuannya, agar masyarakat UE percaya adanya penegakkan hukum di Indonesia. UE sungguh-sungguh berharap bahwa peristiwa tragis ini tidak meningkatkan kekerasan yang terjadi di Irian jaya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemimpin Besar Lembaga Adat Masyarakat (LAM) Papua ini ditemukan tewas mengenaskan dalam keadaan tertelungkup di dalam mobilnya. Sebelum ditemukan, Theys sempat menghadiri acara Hari Pahlawan di Markas Komando Daerah Militer Tribuana, di kota Kecamatan Jayapura Selatan. Sepulang dari acara tersebut Theys diculik di kawasan Skyline Kotaraja.

Hingga kemudian mayat Theys ditemukan pada pukul 08.00 di dekat perbatasan Papua Nugini. Polisi mendapati mobil kepala suku beasr Sentani ini berada di bibir jurang saat mesin mati. Menjelang sore jenazah Theys di bawa ke rumah sakit di Jayapura untuk dilakukan otopsi. Hingga saat ini pihak kepolisian belum berhasil menangkap pelakunya. (Andi Dewanto-Tempo News Room/AFP)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/13/1,1,18,id.html 
Matori Yakin TNI-Polri Tidak Terlibat Pembunuhan Theys
13 Nov 2001 13:39:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil yakin aparat keamanan dan aparat pemerintahan tidak terlibat dalam pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay. “Seyakin-yakinnya, baik TNI, polisi, maupun pemerintah daerah tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut,” kata Matori Abdul Djalil kepada wartawan di sela-sela Mukernas PKB di Hotel Ciputra, Jakarta, Selasa (13/11).

Menteri yakin ada provokator atau pihak ketiga yang menginginkan Theys meninggal. Provokator atau pihak ketiga tersebut juga penyebab kerusuhan di Sentani. Karenanya, Matori mengimbau semua elemen masyarakat melakukan penyelidikan dengan kepala dingin untuk mencari kebenaran.

Ia berharap penyelidikan itu tidak hanya dilakukan oleh aparat tetapi juga oleh Presidium Dewan Papua serta LSM. Dan, dalam melakukan penyelidikannya mereka tidak memprovokasi masyarakat setempat. “Jangan sampai terjadi tuduh menuduh antara elemen satu dengan elemen lainnya. Kerjasama sajalah,” kata Matori menutup pembicaraan. (Nurakhmayani)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/13/1,1,37,id.html 
Ribuan Massa Mengarak Jenazah Theys ke Rumah Duka
13 Nov 2001 19:6:42 WIB

TEMPO Interaktif, Jayapura:Jenazah Ketua Presidum Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay diarak pendukungnya dari gedung DPRD I Jayapura menuju rumah duka di Jalan Kemiri, Sentani, Jayapura, yang berjarak kurang lebih 40 kilometer, Selasa (13/11). Sedikitnya 2000 massa mengikuti dari belakang mobil ambulans yang membawa jasad tokoh Papua itu. Barisan massa itu nampak tidak terputus-putus sepanjang lebih dari 5 kilometer.

Tempo News Room melaporkan arak-arakan tersebut dimulai sekitar pukul 09.15 WIT dan baru sekitar pukul 17.50 WIT massa terdepan tiba di kediaman rumah duka. Jenazah Theys yang dielu-elukan pendukungnya, baru melintas di depan Hotel Sentani Indah yang berjarak kurang lebih 3 kilo meter dari rumah duka.

Arak-arakan massa tersebut terbagi dalam beberapa kelompok yang tak terputus-putus. Mereka kebanyakan berasal dari mahasiswa Universitas Cendrawasih, pemuda dan masyarakat setempat. Di barisan massa terdepan tampak menggunakan kendaraan bermotor roda dua, sebagian lagi menggunakan kendaraan roda empat dan truk.

Dibelakang barisan kendaraan, tampak barisan massa berjalan sambil membawa bendera bintang kejora untuk menghormati tokoh kelahiran Sentani itu. Mereka sangat bersemangat sambil menyanyikan lagu perjuangan Papua. Massa di belakangnya pun terus mengalilr. Sekitar pukul 17.15 WIT, arak-arakan massa yang mendampinggusung jenazah Theys baru melintas di hotel Sentani Indah.

Mobil jenazah berhiaskan bunga warna-warni itu tampak berjalan perlahan-lahan akibat diiringi lagu-lagu rohani yang cukup mengharukan. Nuasa adat dan kesukuan Irian tanpa mewarnai dalam iringan jenazah tersebut. Sejumlah orang-orang tua dengan pakaian khas Irian berteriak-teriak untuk mengungkapkan duka.

Sesekali mereka berhenti membuat jarak dan kemudian berlari cepat sambil mengacungkan senjata yang terdiri dari panah, sumpit dan tombak. Barisan inilah yang selama perjalanan cukup ditakuti karena beberapa kali mereka melontarkan teriakan melarang wartawan untuk memotret.

Masyarakat di sepanjang jalan yang dilalui iring-iringan massa, seperti di Jalan Hawai, tampak berduyun-duyun menunjukkan solidaritas mereka dengan menyodorkan air minum. Massa pun bersahut-sahutan mengambil minuman itu selama perjalanan karena mereka memang tampak kehausan. Perjalanan yang panjang tak menyurutkan mereka.

Sementara keamanan selama iring-iringan jenazah cukukp terkendali tidak ada sedikit pun keributan kendati hanya terlihat dua mobil aparat yang berjaga-jaga. Hari pun makin gelap dan massa tak henti-hentinya mengalir. (E. Karel Dewanto

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/13/1,1,33,id.html 
Polri Bentuk Tim Incognito untuk Ungkap Kematian Theys
13 Nov 2001 18:31:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) membentuk tim khusus yang akan memantau kerja Polda Papua dalam mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay pada Minggu (11/11) kemarin.

“Tim ini sifatnya ‘incognito’ (secara menyamar). Oleh karena itu kita tidak bisa mengungkapkan berapa persisnya jumlah personil dan identitasnya. Tapi yang jelas sudah dikirim ke Irian Jaya,”ungkap Kepala Bidang Penerangan Umum Polri Ajun Komisaris Besar Prasetyo kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/11) siang.

Dijelaskan Prasetyo, pengiriman tim itu dilakukan untuk mempertegas keseriusan aparat kepolisian mengungkap kasus yang mendapatkan sorotan luas baik nasional maupun internasional itu. “Reputasi pemerintah RI turut ditentukan oleh kinerja Polri dalam pengungkapan kasus ini. Kami akan berusaha keras untuk itu,”tegas Prasetyo.

Sorotan luas terhadap kasus ini terlihat pula dari reaksi kalangan Dewan Perwakilan Rakyat melalui pernyataan ketuanya, Akbar Tanjung, yang akan segera memanggil Kapolri dan jajarannya untuk menjelaskan kasus kematian Theys. Ungkapan yang sama disampaikan oleh Ketua Umum MPR Amien Rais.

Menanggapi permintaan DPR itu, Prasetyo menyatakan pihaknya telah siap. “Kami selalu siap. Apalagi hal itu memang telah menjadi tanggungjawab kami sebagai aparat yang bertugas menyidik tindak pidana. Kami akan berusaha secara terbuka dan transparan menjelaskan kepada semua pihak, termasuk para wakil rakyat yang terhormat,” tegasnya.

Berkaitan dengan penyelidikan itu, diungkapkan pula bahwa polisi saat ini telah memeriksa 12 orang saksi. “Tapi kami masih belum sampai pada pemeriksaan saksi kunci. Karena saksi kunci, yakni sopir Theys bernama Aristoteles Masuka, sampai saat ini masih belum diketahui keberadannnya,” papar Prasetyo. Ia berharap dengan segera ditemukannya Aristoteles, maka misteri dibalik pembunuhan tokoh Papua itu bisa diungkapkan.

Dalam kesempatan itu Prasetyo juga mengungkapkan analisis kepolisian atas kemungkinan penyebab kematian Theys dan pelakunya. Hasil otopsi terhadap jenasah Theys oleh tim dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura menyebutkan korban tewas 17 jam sebelum akhirnya ditemukan di kawasan Koya Tengah.

Hanya pihak rumah sakit masih belum penyebab tewasnya Theys. “Yang jelas penyebab kematiannya adalah kekurangan pasokan oksigen di sistem pernapasan dan peredaran darah korban,” tuturnya mengutip keterangan tim dokter yang dipimpin dr. Clemens Manyakori, ahli paru-paru.

Sejauh ini pihaknya, menurut Prasetyo, telah menelusuri motif yang mungkin melatarbelakangi tindakan itu. Kemungkinan pertama bisa di sebabkan oleh latar belakang politik dan persaingan di antara faksi-faksi yang sedang memperjuangkan kemerdekaan Papua dari Indonesia. “Bisa saja adakelompokgaris keras yang selama ini tidak setuju dengan pilihan garis perjuangan Theys yang moderat,” kata Prasetyo, seraya menyebut kelompok yang dipimpin oleh Kelly Kwalik sebagai contoh kelompok yang dimaksud berhaluan radikal.

Disebutkannya pula bahwa motif politik seperti itu berhubungan dengan persaingan untuk berebut pengaruh di antara mereka yang mengaku berjuang untuk Papua. “Bukan tidak mungkin pelakunya adalah orang dekat dalam organisasi Theys sendiri,” ujarnya menambahkan.

Kemungkinan kedua, adalah kelompok politik di Jakarta yang tidak menginginkan pemerintahan di bawah kepemimpinan Megawati stabil. Mereka menggunakan kesempatan itu untuk membuat situasi politik tidak stabil dengan mengobarkan semangat disintegrasi di Irian Jaya. “Tapi untuk kemungkinan motif kedua ini, bisa saja pelakunya adalah intelijen asing,” jelasnya.

Sedang kemungkinan ketiga, papar Prasetyo, bisa jadi latar belakang pembunuhan Theys adalah aksi kriminal murni. Kendati begitu, pihaknya meragukan motif ketiga itu. “Tapi bukan tidak mungkin motof itu yang menjadi alasan. Semua kemungkinan bisa saja menjadi faktor, dan itu harus diperhitungkan,”katanya bersemangat.

Dalam kesempatan itu, Prasetyo kembali membantah adanya dugaan bahwa pelaku pembunuhan Theys adalah aparat keamanan, baik Polri maupun TNI. “Situasinya jelas tidak menguntungkan kita.Theys adalah sahabat pemerintah karena sikapnya yang moderat,”katanya berargumen. (Tomi Aryanto-Tempo News Room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,29,id.html 
DPRD Irian dan Presidium Dewan Papua Kutuk Pembunuhan Theys
12 Nov 2001 23:21:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: DPRD Irian Jaya dan Presidium Dewan Papua (PDP), Senin (12/11), mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk pembunuhan terhadap Theys. Pernyataan ini dibacakan di depan jenazah Theys di Gedung DPRD Irian Jaya.

Dalam pernyataan tersebut, yang dikeluarkan setelah pertemuan tertutup, juga mendesak pihak Polri untuk menyelidiki dengan tuntas terhadap pelaku pembunuhan tersebut.

Penyataan ini ditanda tangani oleh Ketua DPRD John Ibo, Sekjen PDP Taaha al Hamid, Moderator PDP Pendeta Herman Awom, Perwakilan Pilar Perempuan Beatrik Koibur, dan Perwakilan Pilar Mahasiswa Martinus Werimon.

Dalam Pernyataan Sikap itu tampak sebagai saksi Walikota Jayapura M.R. Kambu, Kapolres Jayapura, AKBP. Drs. Daud Sihombing, Mediator PDP yang juga Sekretaris Foreri, Willy Mandoen, dan Ketua DPRD Tk. II Jayapura, Theokilus Bonae.

Hingga pukul 22.30 WIT, jenasah Theys masih berada Gedung DPRD. Sebagian massa masih tetap setia menunggu, tapi sebagian sudah ada yang kembali pulang ke Sentani dengan menggunakan kendaraan aparat kepolisisan dan Pemda.

Rencananya, jenasah Theys akan disemayamkan Gereja Pengharapan yang berselahan dengan Gedung DPRD. Selanjutkan akan dibawa ke rumah kediaman Theys di Jalan Bertuur Pos, Sentani, dan akan kembali disemayamkan.

Menurut Moderator PDP, Herman Awon, penguburan jenasah menunggu Ketua dan Anggota Panel dari seluruh kabupaten di wilayah Irian Jaya tiba di Sentani. “Setelah semuanya tiba di Sentani, baru dibicaraan soal pemakaman jenasah,” katanya.

Dia menyatakan, setelah pemakaman jenasah Theys, pihaknya akan memanggil para Panel dan para Ketua Lembaga Masyarakat Adat untuk membicarakan situasi PDP saat ini.

Situasi kota Jayapura saat ini tampak sepi dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pertokoan dan perkantoran sebagian tampak tidak menunjukan tidak beraktivitas, terutaman daerah disekitar Waena dan Adepura.

Pada siang tadi, kota Jayapura juga tampak sangat sepi karena masyarakat mendengar isu bahwa massa pendukung Theys di Sentani akan turun ke Jayapura. Isu ini menyebabkan banyak toko-toko dan kantor tutup lebih awal.

Aparat kepolisisan tampak masih terlihat berjaga-jaga disetiap sudut jalan terutama di Jalan Irian dan Ahmad Yani dan Sam Ratulangi yang merupakan ruas jalan menuju Gedung DPRD. (cunding levi-tempo news room)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,5,id.html 
Kematian Theys akan Kobarkan Semangat Juang Rakyat Papua
12 Nov 2001 13:31:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tokoh Dewan Papua, Tom Beanal, berkeyakinan, kematian Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay tidak akan menyebabkan masyarakat Papua akan menjadi takut dan menghentikan perjuangan. Sebaliknya, terbunuhnya Ketua Presidiun Dewan Papua itu akan lebih mengobarkan semangat juang mereka.

Perjuangan Dewan Papua yang menginginkan Papua merdeka itu tidak akan berhenti karena "dewan Papua tidak tergantung pada satu orang," ujar Tom kepada Tempo News Room melalui telepon, Senin (12/11). Dewan Papua, kata Beanal, adalah perjuangan bersama rakyat Papua. Sehingga, meski Theys telah meninggal, perjuangan akan tetap diteruskan oleh rakyat Papua lainnya.

Tom menyatakan ia sangat menyayangkan kematian Theys dan mengutuk pelaku pembunuhan tersebut. Tom menduga bahwa kematian Theys berhubungan dengan masalah politik. Ketika ditanya mengenai siapa kemungkinan orang yang telah membunuh Theys, Tom menduga pembunuhan itu dilakukan oleh personil TNI. (Rydha Arlini)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,9,id.html 
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Theys
12 Nov 2001 16:39:4 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Misteri kematian Ketua Presidium Dewan Papua Theys H Eluay, masih belum terungkap. Menurut Kadispen Polda Irian Jaya Kom ( Pol ) Janer Pasaribu, sampai saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kematian tokoh Papua tersebut. Demikian dikatakan Janer ketika dihubungi Tempo News Room melalui telepon, Senin (12/11).

Ketika ditanya mengenai kerusuhan yang terjadi Minggu (11/11) di Sentani, Papua, Janer menyatakan pihaknya masih mencari tahu apa penyebab kerusuhan tersebut dan apakah ada hubungan langsung dengan kematian Theys H Eluay.

Seperti diberitakan, Theys ditemukan tewas Minggu (11/11) pagi di daerah Koya, dekat perbatasan Papua Nugini. Sabtu (10/11) malam, ia dikabarkan diculik oleh orang tak dikenal saat pulang menghadiri jamuan makan malam dengan pejabat militer setempat. Beberapa jam setelah jasad Theys ditemukan, situasi Sentani, Papua – daerah kediaman Theys -- memanas. Ratusan orang berkumpul di depan rumah Theys.

Sekitar pukul 17.00 WIT, massa bergerak melakukan pengrusakan dan menutup jalan. Mereka membakar sejumlah toko, sebuah kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI), apotik dan hotel. (rydha arlini)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,7,id.html 
Beberapa Skenario di Balik Tewasnya Theys
12 Nov 2001 15:58:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Polri menganalisa beberapa kemungkinan yang mengarah kepada pengungkapan pelaku di balik penculikan dan pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Eluay. Salah satu kemungkinan pelaku itu adalah kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) yang terkait dengan kepentingan Papua Nugini.”Hal itu patut dicurigai karena lokasi ditemukannya jenazah Theys berdekatan dengan perbatasan Papua Nugini,” kata Kepala Badan Humas Polri, Brigjen Pol Saleh Saaf, kepada wartawan di ruang kerjanya, Jakarta, Senin (12/11) pagi.

Diungkapkan Saleh kemungkinan lain yang harus dilihat adalah pelaku yang berasal dari anggota kelompok yang dipimpin Theys sendiri. Kemungkinan pelaku adalah orang-orang yang tidak sejalan dengan garis perjuangan yang dijalankan Theys Eluay, dengan memilih cara-cara moderat dalam berhadapan dengan pemerintah Republik Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang menggunakan garis perjuangan radikal untuk memerdekakan Papua. Kelompok-kelompok ini bisa jadi adalah mereka yang selama ini melakukan pemberontakan bersenjata dan bergerilya di hutan Irian, seperti kelompok yang dipimpin Kelly Kwalik.

Kemungkinan ketiga adalah kriminal murni. Tapi untuk kategori ketiga ini kemungkinannya lebih kecil. Indikasinya, tidak ada barang-barang berharga milik Theys yang menjadi target. Bahkan mobil yang dikendarai Theys dan sopirnya dibiarkan pelaku. “Tapi sekecil apapun kemungkinan tetap harus diperhitungkan. Bisa jadi ada persoalan pribadi atau lainnya yang menjadi motif. Semua harus diselidiki terlebih dahulu,” tambah Kepala Bidang Penerangan Umum Polri, Ajun Komisaris Besar Prasetyo, yang memberi keterangan kepada wartawan setelah Saleh.

Saleh Saaf membantah dugaan bahwa pelaku pembunuhan Theys adalah aparat keamanan, baik TNI maupun Polri. “Sangat bodoh bagi Polri maupun TNI kalau sampai melakukan hal itu. Karena Theys dan kelompoknya selama ini merupakan kelompok paling moderat yang justru sangat membantu pemerintah,” ujarnya.

Prasetyo juga menambahkan kemungkinan lain dari pelaku pembunuhan Theys adalah kelompok-kelompok yang tidak menginginkan pemerintahan RI di bawah Megawati Sukarno putri solid. Caranya, mereka melakukan tindakan yang bisa memancing munculnya gerakan separatis yang lebih keras. “Untuk kategori ini ada banyak kelompok yang mungkin menjadi pelakunya, baik kelompok-kelompok di Irian sendiri, kelompok-kelompok di tingkat nasional bahkan dari pihak-pihak asing,” kata dia

Polri saat ini bersiaga penuh untuk mengantisipasi segala kemungkinan akibat berkembangnya isu-isu seputar kematian Theys. Ada empat Satuan Setingkat Kompi (SSK) personil Polri untuk pengamanan kota Sentani, tempat Theys tinggal. Juga ada batuan pasukan dari TNI yang bersiaga secara floating (mengambang) untuk pengamanan sentra-sentra ekonomi dan obyek-obyek vital lainnya. “Polda Irian Jaya dan jajarannya tidak akan segan bertindak jika terjadi reaksi dari kelompok-kelompok tertentu yang bisa menganggu keamanan masyarakat,” tegas Saleh.

Untuk mengusut kasus ini polisi sudah memeriksa 11 orang saksi. Delapan saksi adalah orang-orang yang terkait dengan penemuan jenazah Theys di kawasan Koya Tengah, berdekatan dengan perbatasan Papua Nugini. Sedangkan 3 orang saksi lain adalah mereka yang terakhir sempat bertemu dengan Theys saat menghdiri acara peringatan Hari Pahlawan di markas Tribuana Komando Pasukan Khusus TNI AD di Hamadi, beberapa saat sebelum They diculik, Sabtu (10/11) malam. (Y. Tomi Aryanto)

Nasional http://www.tempointeraktif.com/news/2001/11/12/1,1,2,id.html
Akbar Tanjung Memastikan Pembunuhan Theys Bermotif Politik
12 Nov 2001 11:7:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua DPR Akbar Tandjung memastikan pembunuhan Theys Eluay dilatarbelakangi oleh motif politik dan terkait dengan kegiatan sebagai Ketua Presidium Dewan Papua. “Tidak mungkin ia meninggal karena motif-motif lain. Pasti ia dibunuh oleh orang-orang yang tidak suka padanya,” kata Ketua DPR Akbar Tanjung kepada wartawan di gedung MPR/DPR, Senin (12/11).

Akbar Tanjung mengaku terkejut ketika mendengar kabar kematian Theys. Ia tidak meyangka seorang tokoh Papua akan dibunuh seperti itu. Akbar menghormati Theys sebagai seorang tokoh yang mempunyai cita-cita untuk daerahnya. Ia berharap aparat kepolisian harus mampu mencari pelakunya dan harus memberi hukuman yang setimpal bagi pelaku tersebut. Namun Akbar belum berencana memanggil Kapolri Surojo Bimantoro.

“Paling tidak, saya akan kontak beliau agar serius dan segera menangkap pelakunya,” kata Akbar. Mengenai kerusuhan yang terjadi di Sentani, Akbar mengatakan wajar jika masyarakat Papua marah. Namun Akbar menegaskan kemarahan rakyat Papua itu jangan diwujudkan dalam bentuk perusakan. (Nurakhmayani)

go up