April 2002

2002 | 2001 | 2000 | 1999

Jan  |  FebMar  |  AprMay  |  June  |  July  |  Aug | Sept  | Oct  |  Nov  |  Dec

 

 

4 OPM Menyatakan Desa Ambuni Tertutup Untuk Orang Luar
4 Pesawat Hercules Masih Dibutuhkan di Papua
4

Moeng Parhadimoeljo: "Jika Salah, Anak Buah dan Komandan Harus Dihukum"

4 MORE SCARY NOW: THE RED-AND-WHITE MILITIA SECRET DOCUMENT REVEALED, The Next East Timor is now Apparent
4 TNI Rahasiakan Anggota yang Terlibat Theys
4 Puspom Tahan 3 Kopassus dan 5 Saksi Sipil
4 Hari Kartini, Investigasi Kasus Theys Dilaporkan Presiden
4 Terlibat Kasus Theys, Anggota TNI akan Ditindak Tegas
     
Saturday, April 27, 2002 12:38:07 AM

Hari Kartini, Investigasi Kasus Theys Dilaporkan Presiden


16-4-2002 / 14:28 WIB 


TEMPO Interaktif, Jakarta: Komisi Penyelidik Nasional (KPN) memastikan akan menghadap Presiden Megawati Soekarnoputri untuk menyerahkan laporan investigasi kasus pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay, Minggu (21/4). “Tepat pada Hari Kartini,” ujar Ketua KPN Koesparmono Irsan kepada Tempo News Room di Jakarta tadi siang Mengapa memilih tanggal itu? Karena presidennya perempuan? Pak Koes –panggilan akrab anggota Komnas HAM tersebut— hanya tersenyum. Ia tak memberi penjelasan. Yang pasti, KPN telah memenuhi target waktu, yakni menyelesaikan perkara besar dan sensitif itu sebelum Mei. “Batas waktu itu diminta presiden,” ujar purnawirawan mayor jenderal polisi tersebut. 

Pak Koes menjelaskan, pembentukan KPN karena adanya tembok tebal yang tak bisa ditembus penyidik Polda Papua untuk mengungkap tuntas kasus tersebut. Alasannya, mereka tidak punya wewenang hukum untuk memeriksa aparat militer terutama anggota Kopassus dari Satgas Tribuana di Hamadi yang dicurigai terlibat pembunuhan tersebut. Dalam kerjanya, KPN menjembatani penyidikan Polri dan polisi militer. 

Mantan Kapolda Jawa Timur itu menjelaskan, awal penyelidikan, KPN telah mendapat indikasi keterlibatan dua prajurit TNI. Itu pula yang disampaikan kepada Panglima TNI Laksamana Widodo AS dan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono. Saat bertemu Presiden Megawati, KPN meminta agar tidak dibebani politik. “Kami ingin menyajikan fakta,” ujar Koesparmono. 

Ia mengaku terperanjat ketika presiden menyatakan agar KPN benar-benar menegakkan hukum. Kecemasan akan diberi beban politik itu ternyata tidak benar. “Saudara-saudara, saya dipilih oleh bangsa dan negara jadi presiden untuk menegakkan hukum. Karena itu tegakkanlah hukum itu secara benar dan tepat. Kalau penegakkan hukum ini gagal, yang gagal bukan saudara-saudara, tetapi saya sebagai presiden yang gagal,” kata Pak Koes mengutip pernyataan presiden. (Eduardus Karel Dewanto) 

http://www.tempointeraktif.com/harian/fokus/96/2,1,4,id.html 

© Copyright 1999-2001. All rights reserved. Contact: TribalWEBMASTER   Presented by The Diary of OPM