Thursday, April 25, 2002 01:01:47 AM
|
Presidium
Dewan Papua Tolak UU Otonomi Khusus
Sudah sejak
awal, tokoh-tokoh Papua dalam Presidium Dewan Papua menyangsikan
tawaran otonomi khusus dari pemerintah pusat di Jakarta. Terlalu
banyak masalah pelanggaran hak asasi manusia dan ketidakadilan yang
membuat Dewan Papua bersikap keras atas berbagai pendekatan Jakarta.
Sementara DPR dan Pemerintah belum selesai merampungkan rancangan
Undang-Undang Otonomi Khusus Papua, sampai Minggu malam, Presidium
Dewan Papua sudah menolaknya. Mereka tetap pada keinginan awal,
Papua Merdeka.
Theys Elluay,
Ketua Presidium Dewan Papua, menegaskan bahwa rakyat Papua bukan
bagian dari Indonesia karena telah merdeka 40 tahun yang lalu.
Sehingga, atas nama rakyat Papua, Dewan Papua menolak penerapan UU
otonomi Khusus di Papua.
Theys
menambahkan, dirinya bukan bangsa Indonesia tapi bangsa Papua. Theys
kembali menegaskan, bangsa Papua tidak pernah memisahkan diri dari
Indonesia, karena Bangsa Papua sudah merdeka. Theys meminta agar
Indonesia tidak mencampuri Papua dalam membangun bangsanya.
Sabam
Sirait, Ketua Pansus DPR soal RUU Otonomi Khusus Papua mengatakan,
undang-undang ini banyak kekhususan yang memungkinkan kebebasan
berdemokrasi untuk menegakkan keadilan di Papua. Sabam mengatakan,
rancangan yang dibahas berasal juga dari aspirasi rakyat Papua.
Sabam juga
menyadari, tidak mudah mencari penyelesaian masalah Papua, tindakan
ini adalah upaya penyembuhan saja. Tetapi ini menurutnya otonomi
khusus adalah usaha maksimal yang bisa dilakukan.
Lantas
bagaimana sikap pemerintah terhadap penolakan ini ? Pengamat politik
Affan Gaffar mengatakan, pemerintah harus terus mengupayakan
undang-undang ini. Dan, DPR juga harus berupaya mempercepat proses
undang-undang ini. Menurut Affan, Pemerintah menurutnya sudah
menampung aspirasi rakyat Papua dengan membuat undang-undang otonomi
khusus Papua.
Affan
menambahkan, sepanjang tidak mengganggu keamanan Dewan Papua bebas
berpendapat. Akan
tetapi, bila menyangkut pembangkangan terhadap komitmen kesatuan
nasional, pemerintah harus bertindak tegas.
Karena menurut Affan Ghafar, ada banyak kepentingan yang ada
di dalam masyarakat Papua itu sendiri.
Tim 68 H
Jakarta
|