Saturday, June 01, 2002 09:08:11 PM
Lee Kuan Yew Minta AS Dukung TNI
TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri senior Singapura, Lee Kuan Yew, mendesak Amerika Serikat agar mendukung militer Indonesia. TNI adalah salah satu institusi yang dapat mempertahankan negara dari apa yang disebut Lee sebagai ektrimisme Islam.
“Walaupun ada kesalahan masa lalu, tetapi saat ini militer Indonesia dipimpin seorang nasionalis bukan seorang Islamis tapi seorang pejabat senior,” ujar Lee dalam pidato pembukaan di acara Konfrensi Keamanan Regional di Singapura, Jumat (31/5)
Jika AS tidak merangkul kembali militer Indonesia dan membantu untuk mereformasinya, pemerintahan muda yang baru terpilih ini tidak akan mempunyai institusi yang efektif untuk mendukung semua kebijakannya. “Stabilitas nasional Indonesia merupakan hal penting bagi masa depan kawasan dan keseimbangan strategis di Asia Timur,” katanya seraya menambahkan bahwa para pemimpin Indonesia saat ini juga sedang mencari dukungan dari kaum militan Islam untuk Pemilihan Presiden 2004.
Komentar pria berusia 78 tahun ini beberapa waktu lalu mengecam Indonesia, negara dengan muslim terbesar di dunia, yang dianggap gagal untuk menangkap kaum militan telah mengganggu hubungan diplomatik kedua negara.
Hal senada juga dikatakan Wakil Menteri Pertahanan AS, Paul Wolfowitz, yang juga hadir dalam konfrensi itu. Dia megatakan dukungan AS bagi militer Indonesia dapat mempercepat reformasi di Indonesia. Hubungan antara militer AS dan Indonesia terputus sejak tahun 1999 setelah militer Indonesia dituduh melakukan kejahatan HAM di Timor Timur.
Sebaliknya, saat ini kerja sama diantara kedua negara diperlukan untuk melawan terorisme. Sebanyak 12 orang tersangka yang dituduh terkait jaringan Al-Qaidah telah ditangkap di Singapura, Malaysia dan Filiphina. Pihak Singapura Desember lalu telah menyatakan ada suatu rencana teroris untuk meghancurkan semua kepentingan barat yang ada di negara itu. Pihak pemerintah Goh Chok Tong telah menangkap lebih dari 12 tersangka teroris.
Indonesia telah berulang kali membantah tuduhan bahwa pemerintah Megawati dianggap lemah dalam menghadapi terorisme di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia menyatakan tidak seperti negara tetangganya Singapura dan Malaysia, di negara pimpinan Megawati ini harus ada bukti untuk menangkap seseorang.
Dalam kesempatan itu Lee mengatakan, Islam di Asia saat ini menjadi lebih radikal, dan dikatakan pula harus ada kerja sama yang erat antar negara untuk membasmi ancaman teroris. “Selama tiga dekade terakhir, sebagai bagian dari trend dunia yang luas, kaum muslim kawasan ini termasuk di Singapura menjadi lebih ketat dalam aturan berpakaian, makanan, pelajaran agama dan bahkan interaksi sosial khsusnya dengan warga non muslim,” tutur Lee.
Lee Kuan Yew yang memimpin Singapura sejak merdeka tahun 1965 hingga 90-an, walaupun telah meletakkan jabatannya sebagai Perdana Menteri tetapi pengaruhnya masih dipertimbangkan karena ia menjabat sebagai menteri senior.
Belum lama ini Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil berkunjung ke Amerika untuk membahas pencabutan embargo militer bagi Indonesia. (ap/priandono-tnr)
http://www.tempo.co.id/news/2002/6/1/1,1,14,id.html
|
|