Saturday, June 08, 2002 03:17:55 PM
Ada Provokator yang Terus Mengacau di Papua
Jayapura, Sabtu
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Presidium Dewan Papua (PDP) Thaha Alhamid mengatakan, ada kelompok provokator yang terus menerus ingin mengacaukan Papua. "Tapi Alhamdulillah, rakyat Papua tidak terpancing," katanya saat dihubungi lewat telepon di Jakarta dari Jayapura, Sabtu (8/6).
Pernyataan Thaha itu menanggapi ada oknum kelompok yang membakar krans bunga di pusara mendiang Ketua PDP Theys Hiyo Eluay di lapangan sepakbola Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, Jumat (7/6) petang.
Thaha menilai, indikasi kuat ada kelompok atau lembaga yang memprovokasi dengan berbagai cara agar Papua ini terus menjadi daerah rawan konflik, padahal rakyat Papua hidup rukun dan damai. Makam mendiang pemimpin kharismatik Papua itu berada di lapangan sepakbola Sentani, depan jalan nasional ke Bandara Sentani, sekitar 800 meter. Makam itu selalu menjadi perhatian tamu atau turis dari mancanegara yang masuk memotret pusara tersebut.
Menyinggung pelaku, Thaha mengatakan, masalah itu diserahkan kepada aparat kepolisian untuk menyelidiki lebih lanjut, sebab tindakan itu sangat melecehkan harkat dan martabat serta perjuangan bangsa Papua.
Moderator PDP Pdt Herman Awom, STh yang dihubungi di Salatiga, Jawa Tengah, sependapat dengan Sekjen PDP Thaha Alhamid bahwa peristiwa terbakarnya makam mendiang Theys Eluay adalah nyata-nyata kelompok yang memprovokasi situasi dan kondisi di Papua yang aman ini untuk terus kacau. Sebab, katanya, kasus Theys sampai saat ini belum ada kepastian pengakuan pemerintah atas kasus tersebut.
Awom menduga keras pembakaran pusara Theys itu karena ada isu-isu yang belakangan ini dikembangkan aparat keamanan bahwa akan terjadi penyerangan kelompok Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap pos-pos keamanan TNI dan Polri.
Semua pihak tolong bersama-sama menjaga dan mempertahankan situasi dan kondisi Papua yang sudah aman ini tetap aman, sebab rakyat Papua sudah trauma dengan berbagai kekacauan dan pelanggaran HAM di Papua selama berintegrasi dengan RI 40 tahun lalu, demikian Awom, yang juga Wakil Ketua Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah
Papua itu.
Wartawan Antara di Jayapura, Sabtu melaporkan, krans bunga, dan beberapa dinding kayu terbakar habis. Sementara Kapolda Papua Irjen Pol Drs Made Mangku Pastika secara terpisah menjelaskan, Polsek Sentani telah menahan dan memeriksa beberapa saksi atas kejadian itu.(Ant/nik)
|
|