Educating the World, for a Free & Independent Confederated Tribal-States of West Papua

 

4 Sejumlah LSM Bentuk Opini Pembanding Kasus Pembunuhan Theys
4 Further Explanation of the Order to Arrest Benny Wenda by Indonesian Police in West Papua and the Reasons of His Arrest
4 Letter from one of Our Supporters to an English MP on Benny Wenda's Arrest
4 Benny Dijerat Pasal Berlapis Tapi pihak penyidik masih tetap hati-hati 
4 Koteka group decries leader's arrest 
4 Pangdam: TNI Merasa Hormat
4 AMP Klaim Sebagai Upaya Mengalihkan Kasus Theys
4 TAPOL CALLS ON PRIME MINISTER BLAIR TO RAISE KEY HUMAN RIGHTS ISSUES WITH PRESIDENT MEGAWATI SUKARNOPUTRI
4 When Indonesia's unity is no longer voluntary
4 Hoping for big fortune from China's LNG imports
4 Tak Ada Penambahan Jumlah Pasukan
4 Mayjen TNI Djoko Santoso: Tiga Langkah Tangani Maluku
4 Lebih Pada Kasus Abe Sekilas pengakuan Kadispen Polda atas penangkapan Benny Wenda
Kamis, Juni 13, 2002 06:05:49

Lebih Pada Kasus Abe 

Sekilas pengakuan Kadispen Polda atas penangkapan Benny Wenda 



JAYAPURA-Sabtu, 8 Juni pekan lalu Benny Wenda telah ditangkap jajaran Polda Papua. Dia ditangkap karena dinyatakan pihak polisi sebagai orang yang melanggar hukum. Berikut ini sekilas penangkapan terhadap Benny Wenda yang dituturkan oleh Kepala Dinas Penerangan Polda Papua, AKBP Drs Daud Sihombing SH yang didampingi AKP Helmi Kwarta (anggota Serse Polda) kepada Cenderawasih Pos. 

Tentang kronologis penangkapannya, Kadispen menceritakan bahwa dari peristiwa penyerangan Abepura tahun 2000 lalu, siapapun yang terlibat penyerangan tetap akan dicari. 

''Dari keterangan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) sejumlah tersangka kasus penyerangan Abepura, penyidik yang menanyakan siapa pemimpin penyerangan tersebut, penyidik mendapat keterangan bahwa yang memimpin penyerangan tersebut adalah saudara Benny Wenda,''ungkapnya. 

Sejak itu, maka Benny Wenda menjadi target polisi untuk ditangkap. Sebelum ditangkap 8 Juni kemarin, sebenarnya Benny Wenda telah lama diincar. Namun saat itu keberdaaanya tidak jelas. 

Tapi betapa gembiranya pihak polisi, ketika mendengar informasi kalau Benny Wenda telah berada di Jayapura. Dan begitu didapat keterangan bahwa Benny Wenda berada di Jayapura, maka segera dilakukan penangkapan. 

''Kita melakukan penangkapan pada saat dia mau masuk ke Warnet di Jalan Lumba-Lumba Dok V Atas. Saat itu dia mau mengirim surat ke Australia,''ungkapnya. 

Saat ditangkap Sabtu itu, Benny Wenda membawa tas ransel yang berisikan uang, buku agenda harian, surat-surat yang berlabel TPN/OPM dari Mathias Wenda. 

''Yang lebih mengait lagi adalah dari catatan di buku agenda harian itu memang benar bahwa tanggal 27 Nopember itu dia ketemu dengan Mathias Wenda dan mendapat perintah operasi. Jadi dia bersama sejumlah rekan-rekannya ketemu dengan Mathias Wenda dan mendapat perintah sejumlah operasi seperti penutupan sekolah-sekolah dan lain-lainnya. Kemudian dia pulang. Dan sampai di sini (Jayapura) dia sosialisasikan ke DEMMAK,''ungkapnya. 

Setelah Benny Wenda ditangkap, polisi kemudian melakukan penggeledahan di rumahnya. ''Ketika dilakukan penggeledahan di rumahnya yang terletak di Kelurahan Bhayangkara, didapat tiga bahan bom rakitan, serta dokumen pertanggungjawaban pengurus TPN/OPM yang ditujukan kepada dia (Benny Wenda) dan ditujukan kepada PDP (Presidium Dewan Papua),''jelasnya. 

Dan dalam hal ini penyidik tidak mendapat kesulitan dalam memperoleh keterangan dari Benny Wenda. ''Benny Wenda sendiri cukup berani dalam masalah ini. Yang mana dia mengakui segala yang dia perbuat termasuk dalam penyerangan Abepura,'' imbuhnya. 

Menurut Kadipsen, penangkapan Benny Wenda lebih erat kaitannya dengan penyerangan di Abepura yang menewaskan dua aparat Polsek Abepura dan membakar sejumlah toko di Abepura pada 6 Desember 2000 lalu. 

''Setelah ada informasi bahwa pada 25 Mei 2002 ada rapat-rapat yang membicarakan tentang rencana penyerangan pos-pos TNI maupun Polisi, maka sebagai langkah antisipasi agar penyerangan itu tidak terjadi, dilakukan peningkatan pengawasan dan upaya-upaya prefentif ditingkatkan. Dan pada saat yang demikian diperoleh informasi keberadaan Benny Wenda yang sejak peristiwa Abepura keberadaannya terus dicari karena didapat bukti keterlibatannya. Kemudian kita buntuti dan dilakukan penangkapan,''ungkapnya. 

Masih menurut Kadispen, dari penyelidikan ditemukan bahwa Benny Wenda memiliki dua pasport dari dua negara yang berbeda dengan menggunakan nama berlainan, yakni di pasport dari Indonesia menggunakan nama Benny Wenda dan pasport dari PNG menggunakan nama Jonggi Benny. 

''Apapun alasannya, dia tetap melanggar karena telah melakukan pemalsuan dokumen negara. Dengan demikian, semakin berlapis-lapis pelanggaran yang dia lakukan,''jelas Daud Sihombing. 

Dengan hal itu, maka Benny Wenda ditangkap dan kemudian ditahan. ''Dengan pertimbangan untuk kelancaran dalam proses penyidikan, dia kita tahan. Ditahan disini bukan dihukum. Dan itu dibenarkan oleh hukum. Sebenarnya kita cukup heran dalam permasalahan penyerangan Abepura beberapa waktu lalu. Kita yang diserang kemudian berusaha mengusut lebih lanjut, dituduh melanggar HAM, dan diperiksa. Kita tunduk dan menghargai hukum, kita bersedia diperiksa dengan tulus ikhlas dan tidak macam-macam. Karena kita ingin kebenaran ditegakkan. Tetapi disisi lain, pihak penyerang yang hendak ditangkap tidak bisa. Sudah jelas-jelas membunuh orang, membantai orang, membakar dan merusak. Lalu kita ketahui dan kita biarkan tidak ditangkap. Apa tidak ironi itu namanya kalau seorang penjahat besar tidak boleh ditangkap,'' tandasnya. (mad)

Important News

When Indonesia's unity is no longer voluntary

Editorial Empowering the regions

Koteka group decries leader's arrest 

Press Statement: State-Terrorism in West Papua still Continues - The Arrest of Benny Wenda, S.Sos,  

International law and w. 

When Indonesia's unity is no longer voluntary

Editorial Empowering the regions

Indonesia: Disintegration of the Last Great Colonial Power?, By Kerry B. Collison

ARMED CONFLICTS REPORT 2001: Indonesia - Irian Jaya (West Papua) (1969 - first combat deaths)
Update: January 2002

The Amungme, Kamoro & Freeport : How Indigenous Papuans Have Resisted the World's Largest Gold and Copper Mine, by Abigail Abrash

West Papua campaign launched at UN

International law and w. papua's right to independence By pwagner@wnec.edu

HRW World Report- Indonesia

Views and Positions of the Government of Indonesia Regarding Human Rights

Indonesia- Ending Repression in Irian Jaya

Why I Wrote the book on Theys Eluay's assassination? by Sem Karoba

Amnesty International Annual Report 2002
released May 28, 2002,
Covering events from January - December 2001, INDONESIA

WASIOR BRACES FOR AN IMMINENT MILITARY OPERATION

http://www.cenderawasihpos.com/h.1.1.htm 
   
© Copyright 1999-2001. All rights reserved. Contact: Tribesman-WEBMASTER   Presented by The Diary of OPM