Educating the World, for a Free & Independent Confederated Tribal-States of West Papua

 

Jumat, 21 Juni 2002, 17:41 WIB

Mahasiwa Papua Mogok Makan di Komnas HAM




Jakarta, KCM

Tujuh mahasiswa Papua yang tergabung dalam Front Nasional Papua Barat (FNPB) melakukan aksi mogok makan di pelataran kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jl Latuharhary, Jakarta, Jumat (21/6). 

Mereka menolak hasil kerja Komisi Penyelidik Nasional (KPN) untuk kasus Theys Hiyo Eluay dan mendesak Komnas HAM memfasilitasi pembentukan tim investigasi independen guna mengulang hasil penyelidikan atas peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) itu.


Selain itu, mereka juga menuntut Komnas HAM untuk membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM (KPP HAM) untuk menyelidiki sejumlah kasus pelanggaran HAM berat di Papua dan menyeret semua pelakunya ke pengadilan HAM.

Di pelataran gedung Komnas HAM mereka mendirikan tenda dari terpal berwarna jingga dengan spanduk terbentang bertuliskan "Aksi Mogok Makan: Tuntut Penyelesaian Kasus Theys. Usut Semua Pelanggaran HAM di Papua Demi Keadilan dan Kebenaran."

Juru bicara aksi Hans Gebze menyebutkan, aksi mogok makan ini sebenarnya sudah berlangsung sejak kemarin, Kamis (20/6) pukul 17.00 WIB di depan gedung MPR/DPR. Pada pukul 18.00 WIB aksi mereka dibubarkan oleh aparat keamanan. Mereka yang melakukan aksi mogok makan adalah Hans Gebze, Econ Alexander, Margareth Karuway, Robert Manaku, Methi Ronsumbre, Diana Gwijangge, dan Vivi Lousana.

"Kami akan melakukan aksi mogok ini sampai ada pernyataan tertulis dari pihak Komnas bahwa mereka bersedia memfasilitasi pembentukan tim investigasi independen dan membentuk KPP HAM untuk kasus pelanggaran HAM berat yang lain," kata Hans.

Disebutkan Hans, beberapa kasus yang mereka tuntut untuk diusut antara lain kasus Mapenduma (1995), Biak Berdarah (1998), Tragedi Universitas Cendrawasih (1998), Nabire (1998), Wamena (2000), Abepura (2000) dan Wasyor (2001).

Pada waktu yang bersamaan, sejumlah delegasi FNPB diterima oleh anggota Komnas HAM, BN Marbun guna menyampaikan aspirasi mereka. Menanggapi hal ini Marbun mengatakan, akan membicarakan tuntutan mereka dalam Rapat Paripurna Komnas HAM bulan depan. (mbk) 

http://www.kompas.com/utama/news/0206/21/064811.htm 

Important News

When Indonesia's unity is no longer voluntary

Editorial Empowering the regions

Indonesia: Disintegration of the Last Great Colonial Power?, By Kerry B. Collison

ARMED CONFLICTS REPORT 2001: Indonesia - Irian Jaya (West Papua) (1969 - first combat deaths)
Update: January 2002

The Amungme, Kamoro & Freeport : How Indigenous Papuans Have Resisted the World's Largest Gold and Copper Mine, by Abigail Abrash

West Papua campaign launched at UN

International law and w. papua's right to independence By pwagner@wnec.edu

HRW World Report- Indonesia

Views and Positions of the Government of Indonesia Regarding Human Rights

Indonesia- Ending Repression in Irian Jaya

Why I Wrote the book on Theys Eluay's assassination? by Sem Karoba

Amnesty International Annual Report 2002
released May 28, 2002,
Covering events from January - December 2001, INDONESIA

WASIOR BRACES FOR AN IMMINENT MILITARY OPERATION

   
© Copyright 1999-2001. All rights reserved. Contact: Tribesman-WEBMASTER   Presented by The Diary of OPM