Sunday, June 23, 2002 01:31:59 AM
Saya bukan Penjahat, Saya Tokoh Pejuang Melawan Teroris di
Papua Barat..., Wawancara dengan AMP
Kami telah melakukan wawancara dengan saudara Benny Wenda selaku Ketua Umum Dewan Musyawara Masyarakat Koteka(DEMMAK)yang sampai saat ini sedang berada didalam Bui/tahanan Polisi republik indonesia (Polda)dan beberapa keluarga dekat saudara Benny Wenda dan Tokoh masyarakat Papua(koteka) sebagai berikut:
1. Pada hari selasa, tgl, 17, bln, juni, thn, 2002, jam, 16-30 sampai 17-00,WPB, saya (...) sendirian telah ketemu saudara Benny Wenda di dalam rumah tahanan Polda Jayapura dan di antara beberapa pembicaraan yang kami lakukan yaitu menyangkut Tuduhan Polda terhadap saudara Benyy Wenda (Ketua DEMMAK) dalam hal ini hanya Dua tuduhan yaitu:
1. Benny Wenda adalah otak yang Berada di balik kasus Abepura Berdara atau tragedi 6-7 Desember 2000.
2. Benny Wenda terlibat dalam rapat-rapat gelap TPN/OPM bersama 37 mahasiswa Koteka/ Jayawijaya
di Jayapura untuk menyerang Pos-pos militer dan Polisi republik indonesia.
Dua tuduhan Polda Papua tersebut tidak memiliki isi kebenaran tetapi hanya mau mengkambing-hitamkan kepada saudara Benny Wenda selaku pemimpin DEMMAK. Berikut Perkataan Benny Wenda,
>>>>>>>>>>>>>
"Saya ini pemimpin DEMMAK, saya tidak bicara
menyangkut pembunuhan atau kekerasan yang jelas-jelas
pelanggaran HAM dan nilai-nilai kemanusiaan, saya hanya bicara
tentang penegakkan keadilan dan membelah hak-hak dasar rakyat
papua yang sedang dijajah atau dieksploitasi oleh
tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Pada waktu Tragedi
Abepura Berdara 6-7 Desember 2000 itu saya berada diwilayah
PNG/ pengungsian. Sebelum memasuki bulan Desember 2000 saya
bersama keluarga/ istri dan anak berada di pengungsian maka
saya tidak tahu menahu tentang Tuduhan Polisi tersebut. Dan
apalagi menyangkut tuduhan yang mengatakan bahwa saya (Benny
W) terlibat dalam Rapat-rapat gelap TPN/OPM.
DEMMAK dan TPN/OPM memiliki koodinasi kerja yang berbeda-beda
dan katanya rapat-rapat ini dilakukan di tanah hitam, Abepura
yaitu Papua Barat sedangkan saya berada di PNG saat Polda
mengatakan kepada Cepos.
Kalau memang tuduhan polisi itu benar tolong dibuktikan. Kalau
menyangkut dua pasport itu, memang kalau saya tidak aman/
terancam di negara saya sendiri maka saya harus selamatkan
nyawa saya di negara lain / tetangga PNG. Dalam hal ini saya
merasa hukum internasional atau Universal Declaration Of Human
Ringts melegalkan dan saya merasa tidak bersalah.
Saya sebagai Ketua Dewan Musyawara Masayarakat Koteka-Papua,
berpesan kepada seluruh masyarakat papua barat agar tidak
terpancing dengan segalah cara atau hal-hal yang dilakukan
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Tekad kita sudah
Bulat perjuangan Kita melawan Penjajahan, ketidak adilan dan
penjahat/ Teroris.
>>>>>>>>>>>>>
Saya waktu masuk mau ketemu saudara Benny Wenda pertama saya harus lapor di penjagaan depan kemudian ke kantor reserse. Dari reserse saya harus mengadap penjagaan Sel/ tahanan dan ketika saya di penjagaan tahan saya diperiksa secara ketat yaitu seluruh isi tas/ noken, buku dan kertas-kertas semua diperiksa. Saya bicara dengan Saudara Benny Wenda hanya 30 menit dan posisi kita yaitu Sdr Benny Wenda berada di dalam Sel dan saya berada di luar sel.
2. Pada Hari selasa, tgl, 17 Juni 2002, jam 10:00 sampai 11:00 WPB, saya (...) sendiri, bertemu dengan Isteri Benny Wenda (ketua DEMMAK) secara eksklusiv di tempat kediaman/ rumah. maaf, istri dari Benny Wenda tidak mau memberi nama. saya langsung bertanya tentang seputar suaminya Benny Wenda yang sedang ditahan oleh polisi indonesia dan dia langsung memberi komentar bahwa suaminya Benny Wenda tidak pernah membuat rencana-rencana jahat.
Berikut komentarnya:
>>>>>>>>>>>>>
"Saya sebagai Istri juga teman dalam hidupnya, saya tahu sifat dan karakter suami saya(Benny W). Benny Wenda.S.Sos adalah pemimpin yang cinta Damai. Suami saya tidak perna buat rencana-rencana jahat atau semacamnya maka saya sebagai istri yang juga teman diskusinya dirumah tidak membenarkan tuduhan kapolda atau polisi indonesia itu, saya melihat tuduhan kapolda itu sebagai upayah mencari kambing hitam atau merusak perjuangan damai rakyat papua barat mengusir penjajah.
>>>>>>>>>>>>>
3. Pada Selasa 17 Juni, 2002, jam 12:00 sampai 13:00 di rumahnya orang tua Benny Wenda (Yapis, Jayapura) saya(...) bertemu dengan Bapaknya Benny Wenda yaitu Ernes Wenda dan langsung memberikan beberapa pertanyaan seputar anaknya Benny Wenda yang saat ini masih di rumah tahanan Polda Jayapura dan bapaknya langsung meresponi yaitu;
>>>>>>>>>>>>>
Anak saya Benny Wenda tidak perna terlibat dalam hal-hal atau urusan yang sifatnya kejahatan atau semacamnya.
Tambahnya: "Benny Wenda adalah Pemimpin kami masyarakat Koteka, dan Papua barat, maka Benny Itu selalu berbicara tentang perjuangan papua merdeka dan bukan tentang pembunuhan atau kejahatan seperti yang dituduh polisi indonesia kepada anak Benny tersebut.
Tuduhan Polisi terhadap Benny wenda itu mempunyai motif-motif tertentu sehingga rakyat Papua (koteka/Garis keras) agar terus meningkatkan kewaspadaan. Jangan sampai kita terpancing dengan kondisi yang sengaja diciptakan oleh polisi ini. semua tuduhan yang disampaikan oleh polisi indonesia kepada anak saya Benny wenda(ketua DEMMAK) dengan sangat tegas kami Orang tua dan juga Orang Koteka Tolak.
>>>>>>>>>>>>>
4. Pada 17 Juni 2002, jam 19:00 sampai 20:00, WPB di tempat kediaman Pdt. Dr. Benny Giay, telah terjadi wawancara antara Dr. Benny Giay dengan Yordan Tabuni selaku Wakil sekretaris Dewan Musyawara Masyarakat Koteka(DEMMAK)dan Yikwanak Mbakak Sebagai pendamping.
Dari beberapa pembicaraan yang kami lakukan yaitu menyangkut Tuduhan Polisi republik indonesia terhadap saudara Benny Wenda selaku ketua (DEMMAK), merupakan rekayasa pemerintah indonesia untuk merusak perjuangan Rakyat papua barat(koteka)yang senantiasa Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, HAM dan Penjuangan Damai Melawan Penjajahan ditanah papua. dan bila polisi menuduh saudara Benny Wenda selaku Pemimpin DEMMAK, Maka harusnya dibuktikan dengan Bukti otentik dan akurat. Karena tuduhan Polisi Indonesia kepada saudara Benny Wenda atas kasus atau Persoalan Abe
Berdarah (6-7 Desember 2000) dan Rencana TPN/OPM bersama 37 mahasiswa Koteka mengadakan rapat-rapat gelap untuk melakukan penyerangan terhadap Pos-Pos TNI/POLRI itu jelas-jelas tidak memiliki bukti yang kuat atau Benar.
>>>>>>>>>>>>>
Dr. Benny Giai menghimbau kepada seluruh masyarakat papua untuk bersikap tenang dan tidak terpancing dengan hal-hal baru yang sedang menimpa pemimpin DEMMAK dll.
>>>>>>>>>>>>>
5. Kami sampai saat ini belum ketemu saudara Sofyan Yoman tapi kami akan berusaha untuk ketemu dan sampaikan hasil wawancara. satu hal lagi yaitu Saudara Demianus Wakman selaku kuasa hukumnya Benny wenda dan juga Pimpnan Direktur LBH papua berada diluar papua/jakarta maka kemudian waktu akan kami manfaatkan untuk memberikan hasil wawancara.
9. Untuk Wawancaera Langsung ke Papua: (+62 HP. 08164323117).
10. Masyarakat Koteka bersama AMP-Internasional Port Numbay akan turun demonstrasi pada tanggal
29-juni-2002 dikantor DPRD papua dan rencana berlanjut keGubernur papua.
Kami seluruh Masyarakat papua barat(koteka) Menolak semua tuduhan polisi republik indonesia terhadap Ketua DEMMAK (Benny Wenda) karena saudara Benny Wenda adalah Pemimpin gerakan perjuangan rakyat papua barat(koteka)yang cinta Damai dan menghargai HAM dan nilai-nilai kemanusiaan.
Kami mohon dukungan dan partisipasi kepada seluruh teman-teman senasip dan seperjuangan di seluruh dunia.
Salam Pembebasan
|
|