Port Numbay Sabtu, 22 Juni 2002
TNI DAN JARINGANNYA DI PAPUA
Masyarakat Papua Barat yang berada di kota besar sampai dengan pelosok-pelosok desa kini tidak dapat berbuat apa – apa lagi. Hal ini diakibatkan dengan ancaman yang siap menerpa seluruh orang papua yang telah direncanakan secara matang.
Dipusat-pusat kota propinsi dan Kota-kota Kabupaten; anggota ABRI dan Polri disebarkan menyelinap atau menyamar sebagai pegawai negeri sipil ( supir pribadi Gubernur dan Bupati ), tukan sol sepatu, penjual sayuran dan ikan keliling, pejual es cendol, es lilin, es krim, tukang bakso, tukang ojek dan supir taxi. Masih banyak penyamaran yang tidak diketahui oleh masyarakat.
Hasil survey yang dilakukan oleh Mahasiswa Uncen dalam kegiatan Pengapdian pada Masyarakat dalam bulan Juni 2002, bahwa : kegiatan yang dilakukan oleh ABRI dipelosok Papua adalah menyebarkan seluruh kekuatan dan kesatuan pasukan ABRI yang berada di Indonesia untuk ditugaskan di Papua. Penugasan ini ditempatkan di setaip kosentrasi-kosentrasi masyarakat yang bagi Indonesia dianggap daerah rawan berkeliaran OPM, daerah yang dianggap rawan adalah Senggi, Sarmi, Waris, Ubrup (Kabupaten Jayapura), Wamena, Ilaga, Biak dan Manokwari. Pasukan disebarkan berdasarkan jumlah desa-desa yang berada disetiap daerah yang dianggap rawan. Pasukan ini dibekali dengan sejumlah
dokumen mengenai perggerakan-perggerakan yang telah dilaksanakan oleh tokoh-tokoh perjuangan OPM, juga dokumen mengenai jumlah klen atau keret yang mendiami daerah itu, jarak tinggal berapa dan aktifitas harian masyarakat apa? Dan sekarang ini siap untuk membantai masyarakat sipil yang tidak bersalah. Masyarakat tidak hidup bebas lagi, dalam mencari makan baik itu berkebun, berburu mereka merasa tidak bebas. Kebebasan masyarakat untuk hidup bebas diatas tanah hak ulayat
ditekan.
AMP Numbay Report
JP Jikwanak
Port Numbay Sabtu, 22 Juni 2002
|
|