Educating the World, for a Free & Independent Confederated Tribal-States of West Papua

 

4

Civilian trial demanded for suspects in Theys murder

4

BP in Indonesia - Sociologists Before Geologists?

4

Blood diamonds and oil

4

Guerrillas in Their Midst: The Sequel

4

Al-Qaeda Member Arrested in Indonesia

4

KAPAL PANDU PT PELINDO BIAK PAPUA TENGGELAM

4

Di Hutan Paniai, Heli TNI Jatuh - Tiga tewas, dua ditemukan selamat

4

Asosiasi Pimpinan DPRD Provinsi Desak Revisi UU Otonomi Daerah

4

Senin Besok, Polri Berusia 56 Tahun. Bagaimana dengan Polda Papua? (2/habis) 

4

Berkas Terakhir Kasus Pelanggaran Berat HAM Timtim Dilimpahkan Besok

4

Helikopter TNI AD Hilang di Paniai

4

Pemda Mulai Langgar Larangan Ekspor Log

4

Terbuka Kemungkinan Pemberatan Hukuman

4

Wilayah Timur Indonesia Potensial Terkena Tsunami

4

Hukum Adat Efektif Melestarikan Ekosistem Laut

4

Lettu Ichwan: Helikopter Jatuh Karena Cuaca Buruk

4

PEMBUNUHAN BERANTAI PAPUA PASCA PENAHANAN KETUA DEWAN MUSYAWARAH MASYARAKAT KOTEKA (DEMMAK)DI KEPUNG PASUKAN TAK DI KENAL DENGAN DALIH KEAMANAN.

Senin, 01/07/02 08:42 WIT 

Wilayah Timur Indonesia Potensial Terkena Tsunami



Jakarta, Selama kurun waktu 100 tahun terakhir, diketahui bahwa sekitar 85% kejadian Tsunami terjadi di wilayah timur Indonesia. Menurut Kepala Kelompok Kerja Tim Mitigasi Nanang T Puspito, fenomena yang ada di wilayah timur tersebut memiliki aktivitas geologi yang lebih kompleks dibanding wilayah barat.

''Wilayah timur Indonesia itu sangat ruwet karena di daerah tersebut terdapat tiga lempengan tektonik aktif, yaitu lempeng Caroline, Australia, dan Filipina. Ketiganya memengaruhi aktivitas gempa. Sementara di wilayah barat hanya terdapat satu lempeng, yaitu lempeng Samudra Hindia,'' paparnya kepada wartawan, Kamis, di Jakarta.

Kehadiran Tsunami tidak bisa diprediksikan setiap bulan apa layaknya ramalan cuaca, karena berhadapan dengan alam yang sifatnya tidak pasti. Namun, kata Nanang, hadirnya Tsunami bisa dilihat dari gejala alam yang ada.

Menurut dia, kehadiran lempengan di perairan laut dalam sangat memengaruhi munculnya Tsunami. Tsunami terjadi akibat adanya perubahan tinggi dasar laut, ditambah pengaruh aktivitas lempengan.

Selanjutnya, jelas Nanang, biasanya sebelum terjadi Tsunami selalu didahului dengan beberapa aktivitas tektonik. Di antaranya, aktivitas gempa, letusan gunung berapi atau longsoran di dasar laut. ''Tapi dari tiga aktivitas itu, sekitar 90% disebabkan adanya gempa bumi.''

Durasi waktu dari proses gempa menjadi gelombang Tsunami umumnya sangat beragam. Menurut ahli gempa dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Fauzi, Tsunami lokal hanya butuh waktu beberapa menit saja, sedangkan bagi Tsunami jarak jauh membutuhkan waktu berjam-jam.

Fauzi mencontohkan beberapa peristiwa Tsunami yang memakan banyak korban. Tsunami di Biak, Papua, pada 1996 dengan ketinggian gelombang laut 12 meter di Pantai Korim, terjadi sekitar 10 menit setelah gempa berlangsung. Pada 1964, peristiwa gempa yang terjadi di negara Chili berdampak terjadinya Tsunami di Jepang, dengan durasi waktu lebih dari satu jam, dengan kecepatan gelombang 100 km/jam.

Lebih lanjut Nanang menyatakan, umumnya proses terjadinya gelombang Tsunami ini tidak selalu berlangsung setiap tahun. Dari hasil pantauan data statistik, diketahui bahwa Tsunami ini selalu muncul dalam waktu 50 tahun, dengan intensitas yang berbeda.

''Pada umumnya, jika dalam waktu lima tahun tidak terjadi Tsunami, maka setelah itu akan diikuti oleh Tsunami kecil. Tidak lama kemudian akan terjadi Tsunami besar.''

Dijelaskan pula bahwa tinggi gelombang yang terjadi akibat peristiwa Tsunami sangat ditentukan beberapa hal di antaranya, besar-kecilnya magnitudo gempa, morfologi dasar pantai, dan bentuk garis pantai.

''Biasanya pada pantai landai dan berlekuk seperti teluk dan muara sungai, run up (tinggi gelombang pada garis pantai) dapat mencapai tingkat maksimum. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Tsunami itu terjadi pada gelombang magnitudo lebih dari lima.''

Sementara upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari bahaya Tsunami, ungkap Nanang, dapat dilakukan dengan menanam pohon mangrove (bakau).

''Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan dari Tohoku University Jepang dengan ITB ternyata pohon mangrove dapat meredam energi gelombang Tsunami secara signifikan,'' ujarnya tanpa menyebutkan berapa besar kerapatan mangrove yang dibutuhkan untuk menahan gelombang Tsunami.

Cara lain menanggulangi Tsunami dengan membangun sistem peringatan dini. Saat ini, Tsunami Risk Evaluation Trough Seismic Moment a Real Time System (Tremors) yang dimiliki BMG sejak 2000 tidak dapat lagi berfungsi. Pasalnya, kini fasilitas hubungan komunikasi data antara stasiun Tretes dengan BMG pusat belum terpasang. Akibatnya, data yang diberikan ke BMG tidak lagi tepat waktu. (Nda/V-2-Media)

http://www25.brinkster.com/infopapua/info/papuanews.asp?id=330 

Important News

KRONOLOGIS PERISTIWA  PENANGKAPAN KETUA DEMMAK,  Numbay  Reporting

ISU DAN TARGET MILITER INDONESIA TERHADAP TOKOH PEJUANG PAPUA, AMP Numbay

TNI DAN JARINGANNYA DI PAPUA, AMP Numbay Reporting

Saya bukan Penjahat, Saya Tokoh Pejuang Melawan Teroris di Papua Barat..., Wawancara dengan AMP

TNI chief warns against secessionist movements

OPEN & INTERACTIVE DIALOGUE: "ON THE DEATH OF THE LATE ONDOFOLO DORTHEYS HIYO ELUAY IN THE PERSPECTIVES LAWS IN INDONESIAN"

When Indonesia's unity is no longer voluntary

Editorial Empowering the regions

Indonesia: Disintegration of the Last Great Colonial Power?, By Kerry B. Collison

ARMED CONFLICTS REPORT 2001: Indonesia - Irian Jaya (West Papua) (1969 - first combat deaths)
Update: January 2002

   
© Copyright 1999-2001. All rights reserved. Contact: Tribesman-WEBMASTER   Presented by The Diary of OPM