Selasa, Juli 30, 2002 08:13:09
Tersangka Akui, Theys Tewas saat Diintrogasi
Jakarta, Misteri penyebab kematian Theys Hiyo
Eluay terungkap. Ia meninggal akibat serangan jantung pada
saat diinterogasi oleh anggota Satuan Tugas (Satgas) Tribuana.
Demikian pengakuan tersangka Letkol Hr, mantan Komandan Satgas
Tribuana, dalam pemeriksaan lanjutan oleh tim penyidik Pusat
Polisi Militer (Puspom) TNI di Jakarta, kemarin. Wakil
Komandan Puspom TNI Brigjen Hendardji memimpin pemeriksaan
tersebut.
Ruhut Sitompul, salah seorang kuasa hukum sembilan tersangka
kasus Theys, menjelaskan kepada pers bahwa Hr mengungkapkan
kepada penyidik, petugas Satgas Tribuana menginterogasi Theys
mengenai komitmennya terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Theys, Ketua Presidium Dewan Papua (PDP), ditemukan tewas pada
Minggu, 11 November 2001. Mayatnya ditemukan di dalam mobil
Kijang miliknya dengan nomor polisi B-8029-TO, di sekitar
jalan menuju ke Skouw, yang masuk di perbatasan antara
Provinsi Papua dan Papua Nugini.
Malam sebelum tewas, Theys menghadiri acara peringatan Hari
Pahlawan di Markas Tribuana Komando Pasukan Khusus TNI-AD di
Hamadi.
Ruhut Sitompul menjelaskan bahwa tersangka mengakui tewasnya
Theys terkait dengan tugas yang dilaksanakannya. "Letkol Hr
mengatakan, meninggalnya Theys memang berkaitan dengan tugas
yang dilaksanakan oleh personel Satgas Tribuana. Di mana
pelaksanaan tugas itu, menurut Hr, dilakukan sebatas pemberian
warning kepada Theys. Tapi ternyata, karena jantung Theys
terganggu, ia terkena serangan jantung dan akhirnya meninggal
ketika sedang di-pressure," paparnya.
Mengutip pengakuan Hr, Ruhut menjelaskan, sekitar dua aparat
TNI, yang notabene adalah anak buah Letkol Hr, ketika itu
menemui Theys di Skyline, untuk menegaskan apakah tokoh Papua
itu tetap memiliki komitmen terhadap NKRI. Namun, tambahnya,
tanpa diduga Theys gugup dan meninggal.
"Semua insiden itu terjadi di dalam kendaraan yang ditumpangi
Theys. Bukan di lokasi lain. Dan itu melibatkan anak buah Hr
yang lain dari yang sudah ditetapkan tim penyidik sebagai
tersangka. Sementara Hr sendiri tidak berada di lokasi tempat
Theys akhirnya meninggal," ujar Ruhut Sitompul.
Ia menambahkan, alasan dilakukannya interogasi oleh personel
Satgas Tribuana terhadap Theys, berangkat dari adanya
keinginan kelompok PDP untuk mengibarkan bendera Bintang
Kejora tepat pada 1 Desember 2001.
"Proses menanyai Theys dilakukan di jalanan karena sebelumnya
sudah cukup banyak pendekatan yang dilakukan personel TNI
terhadap Ketua PDP itu. Bahkan, Hr acap memberikan bantuan
uang senilai jutaan setiap kali Theys akan berangkat ke
Jakarta. Itulah rasa tanggung jawab yang diakui Hr sebagai
prajurit, agar tidak ada orang yang ingin memisahkan diri dari
NKRI," ujarnya.
Sementara itu, Hendardji yang dihubungi Media, kemarin, lewat
telepon membenarkan adanya pengakuan tersangka Hr. "Tapi, saat
ini kami masih terus melakukan pemeriksaan lanjutan secara
maraton terhadap tersangka Hr. Jadi, belum final.
Mudah-mudahan, besok kami sudah dapat menyelesaikan
pemeriksaan tersangka ini," paparnya.
Kendati pemeriksaan lanjutan terhadap tersangka Letkol Hr
sudah selesai, menurut Hendardji, pihaknya belum bisa langsung
membuat kesimpulan. Sebab, tambahnya, masih diperlukan cross
check dengan semua saksi sipil dan militer yang sebelumnya
sudah pernah didengar keterangannya.
"Memang kami berhasil menemukan bukti baru dalam kasus ini
lewat adanya pengakuan dari tersangka Hr. Tapi, pengakuan saja
kan tidak cukup. Kami masih harus melakukan cross check
terhadap semua saksi yang ada. Pendeknya, kami harus bertindak
cermat, jangan sampai membuat kekeliruan," ujarnya.
Oleh karena itulah, menurut Hendardji, tim penyidik Puspom
merencanakan untuk menggelar pemeriksaan ulang terhadap para
saksi selama dua minggu. (CR-7/P-2-Media) |
|