[Up] | [Back] | [THE
END]
7. Kesimpulan dan Saran
Kami lihat dulu kecenderungan-kecenderungan perjuangan rakyat Papua dewasa
ini dan proyeksikan apa yang akan dihasilkan kalau kecenderungan itu berlanjut
bahkan setelah Papua Merdeka. Kemudian dalam saran diberikan masukan penting
agar menjadi catatan khusus bagi seluruh rakyat Papua kalau nanti Pemerintahan
Papua terbentuk agar tidak ada pihak tertentu, kelompok tertentu, atau negara
tertentu yang turut taruh tangan dalam urusan dalam keluarga besar orang
Papua; yang akibatnya adalah kemelaratan dan kemiskinan. Cita-cita kemerdekaan
tidak akan terwujud, sama dengan nasib Indonesia sekarang. Hanya untuk inilah
kami berikan peringatan sebelum semuanya terjadi.
Inilah payung keselamatan sebelum hujan permasalahan rumah tangga Papua
menimpa setelah rumah tangga itu terbentuk.
7.1 Kesimpulan
Demokrasi Kesukuan lebih mirip dengan Kepempimpinan Kolektif yang dibentuk
dalam Musyarawah Besar Papua lebih mencirikan kondisi obyektif rakyat Papua
daripada hasil Kongres Papua II 2000 dengan kepemimpinan pyramidalnya.
Kepemimpinan pyramidal sangat menakutkan karena potensial melahirkan
Soeharto-Papua. Akibatnya rakyat Papua akan bilang: “Mengapa kita merdeka?”
Demokrasi Kesukuan menolong rakyat Papua mempertahankan jatidirinya sebagai
orang Papua, sementara itu aktif mengambil bagian dalam kecenderungan bangsa
sedunia untuk mengglobalisasikan dunia.
Demokrasi Kesukuan akan membuat rakyat Papua MERDEKA MUTLAK: secara politik,
ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Tidak akan ada permasalahan seperti yang
ada di Indonesia sekarang. Memang dunia ini harus ada masalah, tetapi
masalahnya tidak akan separah Indonesia.
Demokrasi Kesukuan sejalan dengan proyeksi Tatanan Dunia Baru yang sedang
terbentuk saat ini.
Demokrasi Kesukuan menganut Teori Menejemen Collegial Models, dipadukan dengan
sebagian kecil porsi Formal dan Structural Models. Sedangkan dalam departement
menganut Teori yang berfokus pada tasks (task oritented management). Ini
sebuah kombinasi teori menejemen yang cocok dengan kondisi obyektif orang
Papua.
Dan Demokrasi Kesukuan adalah hasil telaah dari kekurangan dan kelebihan yang
ada di dalam sistem pemerintahan sedunia dan lebih menyentuh hati-nurani
rakyat Papua. Kesalahan-kesalahan negara lain seperti Indonesia, PNG, dll. dan
kelebihan mereka perlu kita jadikan patokan.
Dengan Lembaga Tinggi Negara yang ada, alam Papua, adat Papua dan semua hal
yang asli Papua tidak akan punah tanpa jejak. Semua akan tinggal bukan di
Gedung Museum tetapi di alam nyata di tanah Papua.
Inti perhatian Demokrasi Kesukuan adalah:
a) Agar Suharto-Papua tidak diberi peluang
b) Agar Perang Suku dalam bentuk modern (secara politik) tidak lahir dan
memperburuk situasi Papua. Walaupun orang lain akan berpendapat bahwa
Demokrasi Kesukuan potensial melahirkan konflik antar suku, itu perlu
dimengerti dengan pandai. Yang mereka maksud sebenarnya begini: “Demokrasi
kesukuan tidak berpihak pada mereka, dan tidak menguntungkan mereka!” Itu inti
pesannya. Apakah orang Papua mau mendirikan negara untuk kepentingan orang
kedua dan orang ketiga yang tidak turut berjuang dan mati?
c) Tidak akan ada peluang investor asing menggunakan kelompok dan suku
tertentu untuk menindas kelompok dan suku lain di Papua.
d) Tidak ada peluang bagi imperialisme dan neo-kolonialisme di Papua, yaitu
perbudakaan di alam kemerdekaan seperti di Indonesia.
f) Tidak ada peluang besar bagi praktek kolusi, korupsi, nepotisme dan
konspirasi di Papua.
g) Lebih berpihak pada orang Papua daripada pihak selain orang Papua.
Demokrasi Kesukuan merupakan satu-satunya model demokrasi yang “terbaik” di
dunia, demokrasi dalam arti sesungguhnya, yaitu bukan demokrasi yang
derekayasa pihak kedua atau ketiga dalam sebuah negara merdeka.
7.2 Saran
Berdasarkan semua analisis dan tinjauan ini, disarankan agar:
Pemerintahan Papua sama sekali tidak boleh mengkopi pola pemerintahan ala
Barat tetapi perlu mensahkan sistem yang sudah ada dan sudah diterima dan
berlaku sejak ribuan tahun di tanah Papua.
Partai politik tidak dibentuk berdasarkan Paham Politik, seperti Partai
Sosialis, Partai Nasionalis, Partai Konservatif, Partai Demokrat, dll. Yang
akan ada hanya Partai-partai berdasarkan suku-suku yang ada di Papua.
Tentara dan Polisi serta sistem Pengadilan seperti yang ada di Indonesia
ataupun yang sudah diakui di bangku pendidikan politik tidak dipakai.
Disarankan agar Bentuk Pemerintahan Negara Papua adalah Negara Konfederasi
Suku-Suku Papua (Confereration of Papua Tribes).
Sehubungan dengan bentuk pemerintahan di atas, maka Kepala Negara dapat
disebut Kepala Suku Besar atau The Big Tribal Leader.
Sistem pemerintahan Papua yang disarankan adalah pemerintahan Tribal Democracy
(Demokrasi Kesukuan).
Perlu dilakukan seminar-seminar secara terpadu dan bertahap dengan
menghadirkan pakar politik, pakar hukum ketatanegaraan, pakar sejarah,
antropolog dan para Kepala Suku/ Ondoafi/Ondofolo, dipandu oleh Pilar Intelek
Papua dan Pemuda untuk membahas lebih lanjut. Tujuan seminar-seminar dimaksud
adalah memperjelas gagasan ini hingga kepada tingkat implementasinya sehingga
semua pihak dapat memberikan masukan dan sanggahan; entah untuk membatalkan
atau untuk melengkapinya dan seterusnya mengimplementasikannya. Kami dari
Aliansi Mahasiswa Papua dan The West Papuan Community siap untuk berdiskusi
mencari jalan terbaik bagi bangsa dan negera kita.
|