[Up]|[Back]|[Next]

6 Permasalahan dan Keuntungan Tribal Democracy

6.1 Permasalahan

Ada beberapa sebab yang akan menyebabkan permasalahan dalam menerapkan tribal democracy ini.

1. Sebab Pertama adalah karena orang Papua selama ini sudah dibiasakan dengan bentuk kepemerintahan yang ada di seluruh dunia, dan khususnya di Indonesia. Kebanyakan rakyat barangkali berfikir bahwa kita masih akan memiliki Kepala Desa, Camat, Babinsa, Danramil, Kapolsek dan sejenisnya yang pada prinsipnya tidak jelas akan pembagian tugas mereka.

Kebanyakan mereka juga tidak melihat bagaimana bedanya antara kepemerintahan Papua dan kepemerintahan pada umumnya di dunia ini.
2. Sebab Kedua khususnya karena orang Papua yang ada di luar negeri akan masuk dengan ide dan konsep yang aneh-aneh, konsep yang laku di dunia Barat. Ini bukan hanya bagi Papua. Kebanyakan mereka yang tinggal di pengasingan akan masuk dengan back-up dari konglomerat, perusahaan-perusahaan, politisi, dan pribadi yang pada dasarnya “cari makan” di negara yang baru merdeka. Mereka akan dipasang sebagai Public Relations (Humas) dari orang-orang di belakang layar. Mereka ini juga yang akan menolak konsep Demokrasi Kesukuan karena mereka akan bilang seperti, “Ini ide kampungan, di Barat sana berlaku seperti begini! Kalau kita orang Papua mau maju seperti di Barat, ikut pola menejemen pemerintah mereka!” Padahal sebenarnya alasan utama mereka adalah bahwa mereka tidak akan diberi peluang sedikitpun untuk mengacaubalaukan dan melanjutkan pembunuhan dan pemusnahan atas manusia Papua serta alam semestanya.

3. Sebab berikut adalah karena kita akan dipaksakan oleh dunia Barat untuk harus menerima kenyataan dunia bahwa kita harus punya Presiden yang dipilih dari Partai Konservatif, Partai Republik, dll. sehingga kita akan “ikut arus” dan tidak mau pusing dengan gagasan yang bagus ini. Ini hanya akan terjadi kalau para elit politik Papua tidak punya adat dan tidak mau mengakui bahwa orang Papua punya adat dan adat itu punya cara yang unik dan sudah mapan dalam mengatur masyarakat Papua sendiri selama beribu-ribu tahun lamanya.
4. Sebab utama adalah karena orang Papua sendiri tidak tahu bagaimana mau menjalankan negara kami sendir. Saat ini, bulan Maret 2001, rakyat Timor Loro Sa’e masih membahas bagaimana UUD negara itu dan sistem pemerintahannya. Kabarnya mereka sudah membentuk banyak sekali Partai Politik dan siap untuk kampanye tahun ini, mulai bulan Agustus. Apakah orang Papua mau membahas bagaimana mau mengatur negaranya setelah kemerdekaan Papua diakui penuh oleh Indonesia dan dunia? Ataukah memang kita perlu sediakan payung sebelum hujan?

5. Payung Demokrasi Kesukuan adalah payung asli buatan anak koteka, payung Papua. Kalau payung ini tidak dipakai, banyak orang Papua akan kehujanan dan basah kuyup, walaupun berada dalam payung buatan asing.
 
6.2 Keuntungan

1. Keuntungan Pertama adalah bahwa Pemerintah Papua tidak akan kerepotan membiayai para ahli ilmu pemerintahan, ahli administrasi, ahli menejemen, dll. untuk mensetup kepemerintahan Papua karena yang akan terjadi dengan sistem ini tinggal menuliskan sistem yang sudah ada di Papua ribuan tahun lamanya dan mensahkannya.

2. Keuntungan Kedua adalah bahwa potensi perselisihan antar suku, antar dearah dan antar agama dan sejenisnya akan sangat dikurangi. Urusan dan perselisihan akan diminimalkan sehingga yang akan terjadi hanyalah perselisihan di dalam suku saja, bukan antar suku. Kalau kita melihat persoalan perang suku di PNG, di Fiji dan di negara-negara Afrika, itu terjadi karena mereka masyarakat suku tetapi mereka mau memaksakan sistem kepemerintahan Barat yang tidak mau mengenal dan tidak mau mengakui bahkan mau menghancurkan sistem kepemimpinan kesukuan yang sudah ada dan mapan dalam masyarakat kesukuan atau pribumi.

3. Keuntungan Ketiga adalah bahwa rakyat Papua akan menikmati arti “kemerdekaan” sepenuh-penuhnya, merdeka secara politik, sosial, budaya, ekonomi, hukum dan kebangsaan serta merdeka secara manusia dan individu. Misalnya, suku Lani sebagai suku terbesar di Papua tidak akan menjadi penjajah buat suku-suku minoritas di Papua karena masing-masing suku mengurus sukunya sendiri dan tidak diperkenankan mengurusi suku lain, entah kecil atau besar. Suku Serui-Biak (Serbia) tidak akan ada hak mengatur seluruh Papua seperti yang terjadi sekarang. Dengan kata lain, setiap suku di Papua akan memiliki suara yang sama, hak yang sama dan kewajiban yang sama pula. Sekarang ini kelihatan orang Jawa menjajah Indonesia karena sistem pemerintahannya yang salah, bukan hanya karena orang Jawa mau menjajah suku-bangsa lain di Indonesia tetapi justeru karena sistem kepemerintahan ala Baratlah yang memaksa Jawa untuk berperan sebagai penjajah. Dengan kata lain, budaya imperialisme yang diwariskan Belanda kepada Indonesia tidak akan ditransfer ke dalam kepemerintahan Papua Barat nanti. Misalnya, tidak akan ada suku tertentu menjadi superior di dalam kepemerintahan Papua dengan alasan suku lain belum maju, belum berkembang, belum terdidik atau alasan apapun juga.