|
 |
|
Jayapura, Reposisi sejumlah saksi sipil dan militer dalam kasus tewasnya Ketua Umum Presidium Dewan Papua (PDP) Theys H Eluay, dilaksanakan Sabtu pagi pukul 11.00 WIT dengan diawali dari markas Satgas Tribuana Kopassus di Hamadi, Jayapura.
Dipimpin Dan Pomdan XVII/ Trikora Kolonel Sutarno dan dihadiri Ketua Tim Penyidik Puspom TNI Kolonel Hendarji, reposisi itu dimaksudkan untuk mengetahui posisi saksi- saksi saat Theys H Eluay meninggalkan markas Satgas Tribuana Kopassus pada 10 November 2001 malam.
Menurut Kolonel Sutarno, pihaknya belum melaksanakan rekonstruksi, karena belum ada penetapan tersangka. Yang dilakukan baru sebatas melaksanakan reposisi sejumlah saksi yang telah dimintai keterangannya oleh aparat keamanan.
Sementara itu, di Markas Kopassus Tribuana tampak tali rafia digunakan sebagai "garis polisi" oleh Pomdam XVII/ Trikora. Di areal Satgas Kopassus itu tampak tertulis "areal ini dalam pengawasan Pondam XVII/ Trikora, dilarang masuk tanpa seizin Dan Pomdam XVII/ Trikora". (Ant/mbk)
http://www.infopapua.com/papua/0302/0205.html
 |
Pom Makin Yakin Keterangan Saksi
Jayapura, Setelah dua hari melakukan penyelidikan di Markas Kopassus Hamadi, Sabtu (2/3) kemarin dimulai pukul 10.00 WIT, 24 saksi Kasus Theys kembali direposisi. Hal itu untuk meyakinkan penyelidik dan penyidik dari Puspom tentang keterangan dari saksi yang berada di Markas Kopassus dan mengetahui situasi terkait peristiwa penculikan dan pembunuhan Theys H Eluay. Reposisi yang dipimpin langsung oleh Danpomdam XVII/Trikora Kol SPM Sutarna itu berakhir sekitar pukul 14.00 WIT.
Saksi yang direposisi kali ini, lain dengan saat reposisi beberapa waktu lalu. Pasalnya seluruh saksi yang berjumlah 24 orang adalah saksi langsung tanpa ada yang diganti dengan orang lain. Sementara kalau reposisi terdahulu ada beberapa saksi yang mengharuskan diganti perannya dengan orang lain untuk menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan bersama.
Sebanyak 24 orang saksi yang dilibatkan dalam reposisi kasus penculikan dan pembunuhan Theys Hiyo Eluay yang dipusatkan di Markas Cenderawasih (sebelumnya Tribuana) di Hamadi, Jayapura Selatan adalah para saksi yang sebelumnya telah memberikan keterangannya kepada penyidik dari Polri maupun tim Puspom itu. Dalam reposisi Satu, mereka tiba dengan menggunakan dua bus.
Setibanya di markas Kopassus, para saksi dimasukkan dalam satu ruangan yang terletak di pintu masuk markas tersebut. Sesaat kemudian, dengan dipimpin langsung Ketua Tim Penyidik Puspom, Kol CPM Hendarji, para saksi memberikan keterangan terutama posisi saat tokoh prokemerdekaan Papua itu hendak meninggalkan markas Kopassus setelah menghadiri peringatan hari Pahlawan, 10 November 2001.
Para saksi selain memberikan keterangannya seputar kepulangaan Theys yang didampingi supir pribadinya Aristoteles, juga beberapa di antaranya memberikan kesaksian mengenai supir yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Sebagian melaporkan bahwa Theys diculik dan kemudian dibawa masuk ke dalam salah satu ruangan.
Selain melakukan reposisi, tim Puspom dan dibantu dengan anggota TNI dari satuan lainnya juga nampak melakukan penggalian di sejumlah tempat di sekitar markas guna mencari lokasi tempat dikuburnya Ari. Namun, hingga berita ini diturunkan tim tersebut belum berhasil menemukan tanda-tanda adanya lubang tempat korban dikubur.
Danpomdam XVII/Trikora Kolonel CPM Sutarna saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. ''Kita melakukan reposisi ulang dan dalam hal ini masih dengan tujuan yang sama yakni untuk lebih meyakinkan kepada penyelidik dan penyidik,'' ungkapnya saat dihubungi Cenderawasih Pos Minggu (3/3) kemarin.
Disinggung hasil dari reposisi, Sutarna mengatakan, hasilnya bahwa penyelidik dan penyidik semakin yakin terhadap keterangan para saksi yang diberikan saat pemeriksaan dan opini yang berkembang di masyarakat.
Tentang apakah dengan reposisi tersebut diketemukan posisi Aristoteles (sopir Theys) yang dikabarkan sesaat setelah peristiwa Ari diantar ke Markas Kopassus itu, Sutarna mengatakan, memang sesuai keterangan dari sejumlah saksi dan opini yang berkembang di masyarakat bahwa Ari dibawa masuk ke Markas Kopassus. ''Namun hingga saat ini kita belum mengetahui posisi maupun tanda-tanda keberadaannya,'' ungkapnya.
Dalam reposisi yang dilaksanakan, tampak juga penggalian di belakang markas Kopassus. Dan dari pengamatan Cenderawasih Pos terdapat dua bongkah semen cor yang dibawa oleh penyidik ke Markas Pomdam XVII/Trikora. ''Berdasarkan keterangan dari saksi dan opini di masyarakat bahwa Aristoteles sudah disemen di sekitar markas. Karena itu kemarin kita bawa bongkahan itu untuk diteliti di laboratorium PU atau laboratorium lainnya. Nanti semen cor tersebut diteliti tentang kapan semen cor itu dibuat,''ungkapnya.
Disinggung tentang kemungkinan untuk dilakukan penyelidikan ke lokasi lain, Danpomdam mengatakan, kalau nantinya ada informasi atau petunjuk ke lokasi lain, maka akan kita tindak lanjuti. ''Yang jelas disini kita sudah berupaya maksimal. Dan kita masih tetap terus melakukan penyelidikan,'' ungkapnya.
Hingga saat ini Markas Kopassus itu masih disegel, dan beberapa anggota Pomdam masih terus berjaga-jaga di sana. ''Dan jika telah dinyatakan layak untuk dipakai oleh anggota yang baru datang, nanti baru segelnya dibuka. Sehingga untuk sementara anggota yang baru datang menempati markas utama,'' ungkapnya.
Tentang target waktu penyelidikan, Danpomdam mengatakan bahwa kalau masalah batas waktunya, yang menentukan adalah tim dari Puspom. ''Jika mereka menyatakan selesai, dan akan kembali ke Jakarta, itu mereka yang menentukan. Kalau kita di sini hanya memfasilitasi proses penyelidikan yang dilakukan di sini,'' ujar Sutarna.(mad-cepos)
http://www.infopapua.com/papua/0302/0404.html |