|
|
|
KPN Merekomendasikan Penyidikan Kasus Theys
13-Mar-2002 05:52:09 PM
Jayapura, Komisi Penyelidik Nasional (KPN) yang dibentuk presiden untuk mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua
(PDP) Theys Hiyo Eluay, akan merekomendasikan kepada Polisi Militer untuk segera melakukan
penyidikan. Sejumlah data, keterangan saksi dan barang bukti menunjukkan keterlibatan secara kolektif institusi tertentu.Koordinator KPN Daerah Dr Philip Erary di Kantor DPRD Papua, Selasa (12/3),
mengatakan, Rabu ini tim KPN Daerah yang beranggotakan enam orang-dipimpin Erary-akan melakukan pertemuan intern. Pertemuan itu dimaksudkan mendorong Polisi Militer untuk meningkatkan penyelidikan ke penyidikan kasus penculikan dan pembunuhan
Theys.
"Kita akan merekomendasikan kepada Polisi Militer untuk mengadakan penyidikan, karena data-data yang ada mengarah pada pihak yang bersalah secara
kolektif. Bisa terjadi penyidikan nanti akan berkembang, siapa eksekutor, siapa
perancang, dan siapa penggagas," kata Erary tanpa menyebut nama institusi atau lembaga yang diduga terlibat dalam kasus penculikan dan pembu-nuhan
itu. Theys ditemukan meninggal di pinggir jurang, beberapa saat setelah mengikuti peringatan Hari Pahlawan di Markas
Kopassus, Jayapura, 10 November 2001.
Pelaku secara kolektif, menurut Erary, sudah jelas. Tinggal hanya Polisi Militer dalam tugas penyidikan memilah siapa bikin
apa, mendapat perintah dari siapa, dan siapa menggagas skenario penculikan dan
pembunuhan, dan siapa yang bertugas melakukan teror dan upaya-upaya
menggagalkan.
Kemungkinan para pelaku berada pada tahap eksekutor, perencana, dan penggagas. Kalau eksekutor sebagai level pertama sudah
diketahui, tentu akan merambat sampai ke level kedua dan ketiga.
Hasil penyelidikkan KPN Daerah sudah 90 persen mengarah para pelaku kolektif dari institusi
tertentu. KPN telah mempelajari dan menganalisis Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dikerjakan
Polri, sedangkan BAP Polisi Militer akan diserahkan pekan depan.
Keterangan para saksi kepada KPN, jauh lebih terbuka dibanding yang disampaikan kepada Polri dan Polisi
Militer. Para saksi sendiri mengaku lebih bebas berbicara kepada KPN.
Misalnya, saksi mengungkapkan, sopir Theys, Aristoteles Masoka alias Ari, dipukul di salah satu ruangan di Markas Tribuana kemudian dibawa ke luar dari
situ, lalu dimasukkan ke dalam mobil. Selanjutnya, Ari dibawa dengan mobil itu ke luar
markas.
Mengenai barang bukti, ia mengatakan, bukti-bukti material sudah diperoleh.
Misalnya, medical record, kendaraan korban, sidik jari, teror-teror yang dilakukan setelah kasus pembunuhan terhadap sejumlah pejabat yang bertugas mengusut kasus
ini, dan para saksi. Khusus mengenai teror-teror ini, semakin menunjukkan bahwa pelaku bukan sembarang
orang.
Sementara itu, Komandan Polisi Militer Kodam Trikora Kolonel (CPM) Sutarna
mengatakan, lembaganya tidak perlu mendapat rekomendasi dari KPN. Polisi Militer sudah bekerja maksimal sampai pada reposisi para saksi dan
seterusnya.
"Data-data dari Polisi Militer jauh lebih lengkap dari KPN punya. Data-data itu sedang dianalisis di Jakarta dan akan diumumkan Panglima
TNI. Kita bekerja bukan atas rekomendasi KPN, tetapi atas perintah Panglima
TNI," kata Sutarna. (kor-kcm)
http://www.infopapua.com/papua/0302/1301.html
|