|
|
Irian Jaya - Papua
Propinsi Irian Jaya ini, sekarang sudah akrab dipanggil dengan propinsi Papua meski secara resmi DPR-RI belum mengubahnya. Nama Papua tampaknya lebih menyatu dan mempunyai nilai historis, sehingga dipilih oleh masayarakat propinsi ini -- karena memang sejak dulu namanya Papua.
Banyak keistimewaan yang dimiliki wilayah ini. Dari sisi kebersamaan dengan Indonesia saja, propinsi ini baru ditetapkan sebagai Propinsi Daerah Tingkat I Irian jaya pada 10 September 1969, sekaligus menetapkan Jayapura sebagai ibukota. Papua juga satu-satunya propinsi yang pernah di bawah penguasaan Persatuan bangsa-Bangsa (PBB). Keberadaan di bawah lembaga dunia itu berlangsung dari 1 Oktober 1962.
Dari segi luas, propinsi Papua Barat merupakan propinsi dengan wilayah terbesar, sekitar 21 persen seluruh wilayah Indonesia. Karena itu, pada pemerintahan BJ Habibie, propinsi ini sudah dipersiapkan untuk dibagi menjadi tiga, Irian Selatan, Tengah, dan Utara. Tapi upaya itu dicurigai sebagai strategi untuk memecah Irian.
Dilihat dari jumlah penduduk, wilayah ini juga merupakan propinsi dengan jumlah penduduk terkecil. Mereka yang terdiri atas belasan suku bangsa itu kebanyakan masih hidup di daerah pedalaman. Tak sedikit di antara mereka yang masih hidup seperti jaman kuno, seperti berburu dan pertanian yang sangat sederhana untuk //survive//. Ironisnya, propinsi ini memiliki kekayaan yang sangat besar. Cadangan tembaga dan emas yang dieksploitasi oleh PT Freeport Indonesia merupakan salah satu cadangan terbesar di dunia. Belum lagi cadangan minyak bumi yang berada di wilayah ini, terutama di lepas pantai //offshore//. Belasan perusahaan minyak menguras minyak dari wilayah ini, di ataranya Amoseas, Shell, Conoco, Total Indonesia, dan Philips. Miliaran dolar telah tergali dan terkuras dari bumi Papua. Tapi kehidupan masyarakat masih teramat miskin, bahkan masuk dalam propinsi termiskin di Indonesia. Begitu juga tingkat pendidikan yang rata-rata sangat rendah. Pendeknya, kemiskinan dan pendidikan yang ada tidak sesuai dengan kekayaan alam yang dipunyai.
Belakangan ini keinginan sebagian masyarakat Papua untuk memisahkan diri dari negara kesatuan Indonesia sangat besar. Tampaknya mereka telah menalan kekecewaan yang sangat dalam terhadap perlakuan pemerintah Indonesia. Terutama soal eksploitasi kekayaan yang kemudian ujung-ujungnya berbuah pada pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Hal menakjubkan lainnya adalah terdapatnya salju di pegunungan Jayawijaya. Inilah satu-satunya wilayah bersalju yang berada di kawasan tropis. Munculnya salju itu dimungkinkan karena pegunungan Jayawijaya ini mempunyai ketinggian 5.080 meter yang dinamai Puncak Jaya. Puncak itu hampir selalu ditutupi salju sehingga biasa disebut salju abadi.
Sebetulnya, Papua mempunyai lokasi wisata alam yang sangat indah, seperti Lembah Baliem, Danau Sentani, Puncak Salju Cartenz, atau pantai Hamadi.
Sayangnya infrastruktur di propinsi ini sangat memprihatinkan. Hubungan darat sangat minim sedangkan jarak antara satu kota atau wilayah dengan wilayah lain sangat jauh. Kondisi seperti itu tidak mampu mendorong perekonomian. Dan juga jangan berharap potensi wisata akan optimal jika infrastruktur tak ada kemajuan berarti. (rep)
|