 |
4 |
KONTAK PEMBACA: Penolakan Pemekaran Papua
Adalah Rekayasa PDP, Sinar Harapan, 23 Januari,
2004 |
4 |
Our
Books |
4 |
Our
Papers |
4 |
Our Articles |
4 |
Is Papua autonomy a
myth ?, by Neles Tebay, Pontifical, University of Urbaniana,
Rome, The Jakarta Post August 21, 2003 |
4 |
Where nationalisms collide - History is
central to the politics of West Papua, Richard Chauvel, Inside
Indonesia, Jul - Sep 2001 |
4 |
Opinion: Southwest Pacific forum, beyond Papua issue,
Kornelius Purba, Staff Writer, The Jakarta Post, Yogyakarta, korpur@yahoo.com |
4 |
Opinion.
Danger in mixed signals, The Australian, By Paul Kelly, 01nov00 |
4 |
Indonesia. Activist warns of further
violence, Tuesday, October 31, 2000, Associated Press in
Canberra - Updated at 3.40pm |
|
|
KONTAK PEMBACA: Penolakan Pemekaran Papua Adalah Rekayasa PDP
Sinar Harapan, 23 Januari, 2004 Redaksi Yth,
Masalah separatisme merupakan ancaman serius bagi bangsa
Indonesia di masa mendatang, oeh karena itu mengharapkan kepada
seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu memertahankan
persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satu bibit-bibit ancaman
separatis telah nampak jelas di hadapan kita, bibit separatisme
tersebut selain Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua
Merdeka (OPM) dan pihak asing sebagai pendukungnya dengan
mengendarai organisasi Presidium Dewan Papua (PDP).
Salah satu kegiatan dari dari PDP yang menonjol adalah
mengkampanyekan pemekaran provinsi Papua, dengan alasan jika
Papua di pecah menjadi beberapa provinsi maka hal itu
bertentangan dengan UU No.21 tahun 2001 tentang Otsus Papua dan
memecah belah masyarakat Papua.
Alasan yang sering dikemukaan petinggi-petinggi PDP tersebut
terasa sangat mengada ada dan menyesatkan bagi masyarakat, sebab
pemekaran provinsi tersebut adalah murni aspirasi masyarakat
Papua yang telah muncul dan diperjuangkan oleh tokoh-tokoh Papua
sejak masa pemerintahan Pak Harto tahun 1980-an.
Namun pada masa itu, pemerintah belum bisa memekarkan provinsi
Papua dengan berbagai pertimbangan, antara lain adalah masalah
jumlah penduduk dan penyebarannya yang tidak merata, sebagai
syarat terbentuknya suatu provinsi baru.
Oleh karena itu, penolakan pemekarkan provinsi Papua hingga saat
ini hanya dilakukan oleh kelompok masyarakat yang tergabung
dalam PDP dan faksi pendukungnya, sementara sebagian besar
masyarakat Papua mendukungnya. Dengan alasan, bahwa kondisi
Papua saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan masa tahun 1980
an, di mana jumlah penduduk dan penyebarannya sudah merata,
ditambah sumber daya manusia (SDM) yang handal untuk menjalankan
roda pemerintahan daerah sangat memadai, sehingga masyarakat di
Papua mendukung rencana pemerintah untuk memekarkan provinsi
Papua untuk memperlancar pembangunan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Papua sendiri.
Melihat kondisi saat ini, dimana selama ini masyarakat sebagian
besar hidup di bawah garis kemiskinan, maka sudah saatnya
seluruh komponen masyarakat di Papua menyadari, bahwa
peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua hanya bisa terjadi
apabila provinsi Papua dimekarkan. Dengan demikian seluruh
elemen masyarakat di pelosok daerah akan mendapat kesempatan
untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya, sehingga
hasil pembangunan yang dicapai akan dirasakan oleh seluruh
masyarakat di Papua.
Dengan adanya pemekaran provinsi Papua tersebut dan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat Papua, maka bibit-bibit separatisme
akan dapat diatasi, karena pemekaran adalah sebagai perwujudan
dari pelaksanaan Otsus Papua yang mengamanatkan desentaralisasi
kekuasaan dan pembangunan kepada daerah-daerah hingga ke tingkat
Kabupaten. Dengan adanya penolakan pemekaran, berarti menolak
Otsus Papua yang mana keberadaan Otsus tersebut diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Masalah separatisme tidak terlepas dari adanya ketidakpuasan
atau ketimpangan ekonomi dan pembangunan antara daerah. Dengan
semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat Papua, maka akan
dapat mengikis pemikiran kelompok-kelompok yang pro kemerdekaan,
sehingga masalah separatisme dengan sendirinya akan sirna dari
bumi Papua. Dengan demikian persatuan dan kesatuan masyarakat
akan tetap terjamin.
Oleh karena itu adanya keraguan dari pihak PDP bahwa pemekaran
adalah untuk memecah belah masyarakat Papua sangatlah tidak
rasional, karena bercermin dari provinsi lain yang telah
dimekarkan terbukti mengalami kemajuan yang pesat dalam berbagai
bidang pembangunan dan masyarakatnya semakin sejahtera. Untuk
itu masyarakat Papua harus menyadari bahwa sepak terjang PDP
terbukti semakin menyengsarakan masyarakat Papua.
Jimy Obey
Di Papua
Copyright © Sinar Harapan 2003
|