Gen. TPN PB Mathias Wenda: Minta Megawati Bicara Format Dialogue Damai, bukan Bicara Masalah Otsus
SELAMAT HARI NATAL 2002 dan SELAMAT MEMASUKI TAHUN BARU 2003! SEMOGA DAMAI SEJAHTERA DARI ALLAH DI DALAM KRISTUS YESUS MENJADI SEMAKIN NYATA DARI WAKTU KE WAKTU
[WUTUNG - WPNews 23 December 2002) Setelah membacakan Surat Duka dan Heran dari Ondofolo Dortheys Hiyo Eluay per-telepon, Panglima Tertinggi Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) menanggapi "Rakyat Papua Barat tidak boleh dibikin bodoh terus-menerus. Mereka harus
pintar baca keadaan. Jangan pikir masalah persiapan-persiapan dengan penembak jitu, mobil ini dan itu, dan helikopter. Biarkan itu urusan Indonesia. Urusan orang Papua adalah 'Zona Damai' yang sudah dideklarasikan. Tapi jangan-jangan orang Papua sengaja supaya saya perintahkan PERANG di Papua Barat? Jangan-jangan mereka sengaja."
Ketika tiba pada kalimat Theys yang menyatakan Wenda tak mungkin mengganggu Hari Mulia orang Kristen itu, beliau serta-merta menanggapi: "Orang mati bisa tahu apa yang bakal terjadi, dan apa yang sedang terjadi. Orang yang hidup, apa lagi yang sudah banyak yang sekolah tinggi-tinggi itu seharusnya tahu lebih dari itu. Mereka bikin apa? Jangan-jangan sekolah Indonesia itu bikin bodoh mereka sampai mereka bodoh terus. Datang kemari supaya mereka sekolah di hutan rimba, orang tua mereka punya sekolah di sini, bukan di dalam bangku pendidikan Indonesia. Mereka tahu ka tidak?"
WPNews bertanya, "Benar Anda akan menyerang Megawati?" Gen. Wenda menjawab: "Jangan berpikiran kafir seperti mereka! Itu hari besar kita orang Kristen. Mengapa harus bikin kacau kah? Mereka suruh kita untuk perang waktu Hari Besar orang Papua Barat, 1 Desember 2002, dan kami
bilang 'Bodoh amat, siapa mau perang waktu peringatan hari penting orang Papua Barat?' Mega bilang, 'Aduh orang Papua pintar e?' Terus sekarang dia mau bikin kacau lagi pada Hari Besar Orang Kristen dan Umat Manusia.
Mampukah dia? Tidak akan pernah mampu. Kakak Theys benar, Mabes TPN/OPM adalah juga Mabes Kebenaran dan Keadilan. Di sini tempat kita mendidik orang untuk membela kebenaran, bukan sebaliknya. Bagaimana kita mau bikin kacau pada hari Jalan dan Kebenaran itu datang ke bumi? Bodoh amat!"
WPNews bertanya, "Berarti perang bisa pada hari-hari selain hari Natal?" Lalu orang nomor satu dalam TPN/OPM itu menanggapi: "Eh, kamu tidak tahu Papua Barat itu Zona Perang, bukan Zona Damai? Belum pernah tahu? Pulang ke rumah, tanya orang tuamu, hitung berapa orang-orangmu yang sudah mati! Itu bukan dalam kedaan perang? Kapan Papua pernah ada damai? Tiap hari kita dalam keadaan perang, dan tiap hari kita perang. Sampai Papua Barat merebut kembali kemerdekaannya, perang tidak bisa dibatasi oleh siapapun juga, termasuk PDP tidak ada hak membatalkan perang itu. Yang berkuasa membatalkannya adalah yang Theys bilang: 'Harus ada Rencana Perdamaian yang Komprehensif, bukan sekedar sodorkan Otsus baru bilang orang Papua Barat diam! Kami orang bodoh kah?' Jangan mudah tertipu!"
WPNews tanya lagi, "Kalau Bapak minta Format Dialogue Damai berarti tidak ada perang?" Wenda kembali bernada agak marah dan bilang: "Eh, anak dengar baik. Politik itu perang tanpa pertumpahan darah dan perang itu politik dengan pertumpahan darah. Ko tidak bisa lepaskan mereka dua. Mereka sama dengan mata uang yang tidak bisa lepas satu baru pake beli barang di pasar dengan sebelahnya saja. Harga kemerdekaan bukan pada politik atau perjuangan damai saja dan bukan kepada perang gerilya saja, dua-duanya penting dan perlu dan harus. Tidak boleh dengar orang PDP yang bilang kemerdekaan turun dari langit tiba-tiba dari Allah swt. waktu kita berjuang secara damai. Ampunilah! Tidak akan pernah! Tidak ada cerita! Allah bertugas mendatangkan kerajaan Allah ke bumi, bukan mendatangkan kemerdekaan politik bagi Papua Barat dan bangsa Palestina dan bangsa lain di bumi. Jangan salah tafsir Alkitab. Jangan tertipu dengan teori-teori yang bodoh seperti itu. Format Dialogue yang Bapak bilang itu bagian dari perjuangan, yaitu perang tanpa pertumpahan darah, yaitu perang untuk memperoleh kembali kedaulatan rakyat dan negara Papua Barat. Orang PDP tahu itu, kalau tidak tahu mundur saja, karena percuma kita taruh harapan sama mereka. Kalau orang Papua deklarasikan Papua Barat sebagai Zona Damai, berarti bukan bicara soal Otsus, tetapi mengenai Pelurusan Sejarah lewat Dialogue Damai. Itu maksud Bapak. Anak mengerti?"
WPNews terus menanggapi, "Ya, Bapak sudah mengerti. Tapi TPN/OPM minta dialogue ini sama dengan GAM yang minta dialogue?" Wenda bernada lebih marah lagi: "TPN/OPM bukan pasukan perdamaian. Ini angkatan perang untuk kemerdekaan Papua Barat. Sudah ada orang kepercayaan TPN/OPM ditugaskan secara khusus untuk urus itu. TPN/OPM secara organisasi tidak ada urusan dengan perjuangan damai. Tetapi kami melayani apsirasi rakyat. Kalau rakyat mau 'zona damai', pergi bicara sama PDP, karena mareka alat perjuangan damai. Karena itu Bapak tadi bilang, desak Megawati supaya sampai rencana dia untuk perdamaian di Papua Barat. Itu yang rakyat Papua minta, dan itu yang kami ingatkan supaya jangan larut dengan agenda Megawati. Ingat, politik adalah perang tanpa pertumpahan darah. Apakah TPN/OPM mau berdialogue seperti kesalahan pasukan saya beberapa saat lalu atau seperti yang GAM bikin? Maaf, TPN/OPM bukan pasukan perdamaian untuk Papua Barat. Perdamaian dengan Indonesia hanya bisa jadi kalau Indonesia keluar dari tanah Papua Barat, jangan salah tafsir di situ."
WPNews melanjutkan: "Minta maaf Bapak, karena kami tanya yang tidak benar!" Wenda menutup telepon dengan mengatakan: "Anak, tidak apa, kita semua sedang belajar, tua muda, kecil besar, yang mati dan yang akan lahir, semuanya sedang belajar. Kalau kamu orang Papua benar, kamu harus dengar suara orang mati itu. Kakak Theys sudah bicara terus terang. Buku AMP tentang Theys itu sudah tulis dengan jelas bahwa Megawati sudah rencana bunuh Theys dengan semua orang yang masih hidup sekarang sejak dia masih Wapres RI. Sekarang dia sudah bunuh Theys. Tinggal giliran yang lain untuk mati. Omong-omong, sebenarnya dari pertama saya secara pribadi sebagai Anak Tuhan dan sebagai Pemegang Komando Penderitaan Rakyat Papua Barat mau sampaikan:
SELAMAT HARI NATAL 2002 dan SELAMAT MEMASUKI TAHUN BARU 2003! SEMOGA DAMAI SEJAHTERA DARI ALLAH DI DALAM KRISTUS YESUS MENJADI SEMAKIN NYATA DARI WAKTU KE WAKTU. Semoga bangsa Papua tidak saja menjadi orang Kristen di KTP, tetapi benar-benar mengalami dan menerapkan pesan Sang Raja Damai itu."
Catatan: Ketika WPNews tanyakan tentang perang ti Wutung, Gen. Wenda mengatakan kita bicara waktu lain saja, karena kita sedang bicara tentang Raja Damai.
|