Setahun Sudah Usia Penculikan dan Pembunuhan Theys Eluay:
Pembunuhnya Belum Diketahui, Yang Diketahui Sudah Dilepas
Maka jelas, campurtangan Pihak Independent Adalah Mutlak!
By Collective Editorial Board of the Diary of
Online Papua Mouthpiece
Buku PAPUA MENGGUGAT:... karya Sem Karoba, Hans L.
Gebze dkk telah mencatat beberapa hal dalam menutup seluruh tulisan
setebal 490 halaman lebih.
Pembunuhan dan kematian Theys tidak manusiawi dan sadis. Penyangkalan, saling menuduh dan tidak sanggup mengungkap sadisme ini menambah beban penghargaan HAM di tanah Papua
Barat.
Maka dengan demikian: PAPUA MENGGUGAT:
PERTAMA: Bahwa Almarhum Ondofolo Dortheys Hiyo Eluay adalah Tokoh Adat Revolusioner Papua Barat, yang menggunakan Hukum Adat dengan prinsip kejujuran dan sopan santun atas nama kasih, kebenaran dan keadilan, yaitu dalam bahasa politik modern "perjuangan
damai."
Bahwa Theys telah membantu NKRI secara signifikan dalam agenda integrasi Papua Barat ke dalam NKRI, agenda Pembangunan Orde Baru dan Agenda Reformasi Total/ Demokratisasi paska Orde Baru.
Bahwa berdasarkan berbagai bukti perkataan dan perbuatannya, nama Theys untuk pertama kali dikenal dengan panggilan Gus Dur - Papua.
Bahwa pada saat yang sama pula, dari skenario Allah yang nampak dalam perjalanan bangsa Papua keluar dari perbudakan dan penjajahan Belanda dan NKRI, Theys telah muncul sebagai Musa Bangsa Papua. Ia telah berhasil memimpin bangsa Papua keluar dari perbudakan NKRI dan mempersiapkan bangsanya untuk masuk ke tanah Perjanjian.
Dan juga bahwa kehidupan dan perjuangan Theys telah membangun dan mempersatukan perjuangan rakyat Papua, dan kematiannya telah memupuk bibit-bibit perjuangan yang telah ditanamnya untuk terus bertumbuh subur dan
berbuah-buah.
KEDUA: Bahwa 11 November 2001 adalah Hari Wafatnya Pahlawan Tokoh Adat Revolusi Nasional Papua Barat, Ondofolo Dortheys Hiyo Eluay.
Bahwa sejak sekarang Bulan November adalah November Kelabu dalam Kalender bangsa Papua. Inilah hari kematian seorang Ondofolo, seorang pejuang damai atas nama kasih dan kebenaran, seorang Ketua PDP, Ketua LMA, dan Pelaku Kunci sejarah integrasi Papua Barat ke dalam NKRI.
Bahwa pada hari ini pula, pihak yang tidak bertanggungjawab telah menteror dan membunuh HAM, Demokrasi dan perjuangan damai tanah Papua Barat.
Bahwa hak orang Papua sebagai manusia ciptaan Tuhan dihina dan diperkosa lewat pembunuhan sadis dan misterius ini.
Bahwa dunia telah mencatat wafatnya Theys sebagai perilaku biadab, tak terpuji dan merendahkan martabat manusia.
Bahwa pada hari yang sama pula, sementara terjadi kematian HAM, Demokrasi dan Perjuangan Damai di Papua Barat, terjadi pula peristiwa kebangkitan dan kelahiran unifikasi, solidaritas dan patriotisme di Papua Barat, di Indonesia dan di berbagai belahan bumi untuk terus berjuang membela hak, kebenaran dan keadilan.
KETIGA: Bahwa Musuh Theys menjelang pembunuhan dan kematiannya hanya satu, yaitu juga musuh negara Papua Barat dan Bendera Bintang Kejora, yaitu musuh "kebenaran mutlak." Karena itu beliau telah wafat oleh tangan lawannya, bukan
kawannya.
Bahwa pembunuh Theys adalah pihak terlatih dan terampil (profesional) dengan biaya yang mahal, serta melibatkan institusi negara dengan permainan dan perencanaan tingkat tinggi, rapih dan sistematis.
Bahwa Pemerintahan Megawati Sukarnoputri dan Kabinet Gotong-Royong bertanggungjawab secara politik dan hukum atas nama HAM dan demokrasi, atas tragedi kemanusiaan di tanah Papua Barat sejak 1961 dan terakhir dengan pembunuhan tragisTheys Hiyo Eluay, yaitu sebuah "state-crime against humanity" (kejahatan negara terhadap
kemanusiaan)
KEEMPAT: Bahwa mengungkap pelaku pembunuhan sadis ini akan membuka pintu baru
bagi penegakan HAM di Indonesia pada
umumnya.
Bahwa kegagalan Polri mengungkap penyebab dan pelaku kematian Theys adalah tanda kegagalan profesi kepolisian
NKRI, tanda kegagalan pemerintahan Mega-Hamzah, tanda kekalahan penegakan hukum sekaligus sebuah penghinaan terhadap HAM bangsa Indonesia serta sebuah ancaman berat terhadap demokrasi sekaligus sebuah tanda kuat kebangkitan kembali militerisme dalam pentas politik Indonesia.
dan akhirnya:
TERAKHIR dan YANG PALING UTAMA: Bahwa campur tangan dunia luar dalam mengungkap pembunuh Theys adalah jalan yang paling
manusiawi, paling bijaksana dan terhormat atas nama HAM, demokrasi dan perjuangan damai di tanah Papua
Barat.
More
Stories
© 2002 The Diary of Online Papua Mouthpiece
|