Other Updates

 
4

Negara-negara Bicarakan Terorisme di Kuala Lumpur

4April, Laporan Kasus Theys Diserahkan ke Presiden
4 U.S. seeks to restore military ties with RI 
4Indonesian Observer March 30/2/02 : US-INDONESIA MILITARY COOPERATION BACK ON THE TABLE
4US-INDONESIA MILITARY COOPERATION BACK ON THE TABLE
4 U.S. seeks to restore military ties with RI 
4UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA)
4Mass exodus from Bonggo site due to damaged road
4BP says confident will win China LNG supply deal - [BP is bidding to supply gas from the giant Tangguh field in Indonesia]
4Soldiers detained over Papuan independence leader's murder
4Military officers to be linked to Theys' murder
4KPN report findings in Theys' alleged murder case
4Sorong (Papua): A Haven For Illegal Logging - With Full Government Support
  31 March, 2002 12:56:02 AM

Negara-negara Bicarakan Terorisme di Kuala Lumpur

Kuala Lumpur, Minggu


Hampir 50 negara Islam, akan bertemu di Kuala Lumpur untuk konferensi terbesar Muslim mengenai terorisme sejak serangan di AS 11 September lalu. 

Pertemuan tiga hari para menlu Organisasi Konferensi Islam (OKI) itu bertujuan untuk membuka jalan bagi pertemuan PBB yang lebih luas mengenai masalah itu.

Menlu Malaysia Syed Hamid Albar mengatakan konferensi itu bertujuan untuk membawa negara-negara Islam dalam ujung tombak
perang global melawan terorisme.

"Banyak kesalahan dan tanggungjawab dibebankan pada orang-orang Islam dan dan negara-negara Islam, karena itu kita hendaknya masuk dalam ujung tombak itu dan membantu usaha-usaha internasional memerangi terorisme, kata Syed Hamid kepada AFP menjelang pertemuan itu.

Konferensi itu akan dibuka oleh pemimpin veteran Asia dan PM Malaysia Mahathir Mohamad, yang mengecam serangan di AS itu dan aksi pembalasan militer terhadap Afghanistan.

Mahathir berulangkali mengatakan Islam secara tidak adil dituduh sebagai sumber terorisme, dan akar penyebab gejala itu perlu teliti.

Syed Hamid mengatakan pertemuan itu "tidak dimaksudkan sebagai konferensi untuk menampar negara manapun," tapi Israel mungkin akan dikecam karena banyak negara Islam menyebutnya "terorisme negara."

"Kami akan membicarakan akar penyebab, prinsip-prinsip, penyelesaian dan juga rencana aksi," kata Syed.

Ia mengatakan 48 dari 57 negara anggota OKI telah menyatakan kesediaannya untuk hadir, dengan paling tidak 27 negara mengirim
menlu mereka. 

Afghanistan, yang keanggotaannya di OKI ditangguhkan ketika Taliban berkuasa tahun 1996, telah diundang sebagai tamu Malaysia.

Taliban digulingkan oleh pasukan pimpinan AS tahun lalu setelah serangan teror di New York dan Washington 11 September lalu yang menurut AS didalangi Osama bin Laden yang tinggal di Afghanistan.

Menlu Afghanistan Abdullah Abdullah akan memimpin delegasi beranggotakan tiga orang ke pertemuan tersebut. "Kami akan berusaha berunding dengan sebanyak mungkin negara anggota OKI pada pertemuan in mengenai masalah terorisme dan dampaknya pada kaum Muslim dan juga membicarakan penangguhanan keanggotaan OKI, menduduki kembali kursi kami," kata jurubicara Kedubes Afghanistan Sayed Ruhullah Quraishi.

Pertemuan Kuala Lumpur itu dilakukan sehubungan KTT Liga Arab di Beirut pekan lalu, yang dimulai dengan kekacauan tapi diakhiri dengan persetujuan dengan suara bulat sebuah rencana Arab Saudi bagi perdamaian Timur Tengah.

Para delegasi di Kuala Lumpur mungkin akan menyuarakan kembali resolusi lain pada KTT Arab yang menolak serangan militer terhadap Irak dan menyerukan pencabutan sanksi-sanksi internasional terhadap Baghdad.

Presiden AS George W.Bush menyebut Irak sebagai "poros kejahatan" bersama dengan Iran dan Korea Utara, dan dugaan luas bahwa bahwa negara itu menjadi sasaran berikutnya "perang terorisme" yang dipimpin AS.

Asia Tenggara, tempat tuanrumah Malaysia melakukan pertemuan OKI, juga fokus kekhawatiran bagi AS, dengan sejumlah kelomopk militan lokal kabarnya memiliki hubungan dengan gerakan Al Qaeda pimpinan Osama.

Malaysia sendiri baru-baru ini menahan belasan tersangka anggota kelompo garis keras yang diduga berencana menggulingkan pemerintah. (AFP/Ant/Cay)

   

1999 | 2000 | 2001 | 2002 | 2003 | 2004