| | | 06 April, 2002 06:47:12 AM
Wasior Kembali Memanas, Saling Tembak Di Desa AmbuniManokwari, Di saat sidang-sidang Komisi HAM PBB di Genewa berlangsung, aksi baku tembak antara aparat keamanan (Polri) versus Kelompok Bersenjata Pro Papua Merdeka dilaporkan kembali terjadi di Wasior. Aksi baku tembak yang terjadi di desa Ambumi sebagaimana dilaporkan sumber Tim Advokasi Wasior (TAW) dari Wasior dan Nabire menyebabkan 1 personil Polres Nabire terluka.
Hingga kini belum diperoleh keterangan identitas korban dan luka yang dialami. Relawan ELSHAM melaporkan bahwa kondisi keamanan di wilayah kecamatan Wasior dan sekitarnya kembali memanas sejak pertengahan Maret 2002. Isu operasi intelejen oleh Kostrad dan Kopasus dan penyerangan ke Ambumi yang dihembuskan Tim Negosiasi bentukan polda Papua telah membuat berang Petinggi TNI AD di di kecamatan Wasior.
Dalam arahan kepada warga jemaat Kubiari di desa Wondiboy (26/3), DANRAMIL Kecamatan Wasior Pembantu Letnan Dua TNI. Muhamad Saleh Rahakbauw meminta kepada masyarakat untuk tenang dan berdoa agar senapan yang masih tersisa di kelompok penyerang pro Papua Merdeka dapat di kembalikan. Lebih lanjut Saleh Rahakbauw mengatakan aktivitas aparat keamanan di Wasior dalam upaya merampas kembali senapan api hanya mencari ketenaran.
"Yang nampak cuma cari nama dan buat isu yang menakutkan masyarakat" Kata Danramil menuding 2 personil Brimob yang tergabung dalam Tim bentukan Polda Papua.
"Jika ada pasukan dari AD di Wasior atau Ambumi, saya akan menyurat menanyakan alasan kedatangan dan berapa lama di Wasior". Semua itu akan dilakukan agar masyarakat tahu, tegas Rahakbauw.
Sejak akhir tahun lalu, kelompok bersenjata pro papua Merdeka di Wasior telah keluar dari gerilaya di hutan dan menetap di desa Ambumi. Kelompok ini bahkan dengan tegas mengatakan siap baku tembak dengan aparat keamanan yang mencoba berkunjung ke Ambumi. Selain memiliki 3 pucuk senapan api SS-1 rampasan tersisa, ditambah 2 pucuk yang dimilik siap menghadapi aparat keamanan yang akan datang. Ottis Koridama, pimpinan kelompok sekarang mengatakan, tidak akan mengembalikan 3 pucuk senapan api milik Brimob Polda Papua yang tersisa.
Kondisi terakhir ini telah memaksa sejumlah warga desa Ambumi memiih keluar dari desa kediaman. Penduduk desa Ambumi merasa tidak aman - takut dengan kelompok bersenjata, tetapi juga kepada aparat keamanan yang pasti akan datang menyerang, kata seorang ibu yang ditemui di desa Kabouo.
"Mama dengan adik-adik dorang datang kesini karena takut, sebab kelompok tersebut tiap malam terus berjaga-jaga". "Bila kami pergi keluar kampung dan kembali , mereka marah (kelompok bersenjata) "Jangan kamu kembali kesini lagi". "Kami takut jangan sampai ada pasukan dan sekarang ada himbauan agar kami tidak memberi makan kelompok bersenjata, lanjut ibu yang tidak ingin menyebutkan namanya. Insiden baku tembak telah pecah dan sebagaimana ibu yang mengkhawatirkan kondisi buruk menimpa dirinya.
Paska penyerangan Wombu (31/3/2001)dan selanjutnya Wondiboy (13/6/2001) yang menewaskan 5 personil Brimob telah memicu aksi balas dendam aparat keamanan (Polri) terhadap penduduk sipil setempat.
TAW mencatat sekitar 144 penduduk ditahan dan disiksa, bahkan kemungkinan melebihi jumlah tersebut; baik di Wasior, Ransiki, Windesi, Bintuni, Nabire dan kota Manokwari. Dibunuh secara kilat sebanyak 6 orang; hilang sebanyak 26 orang; Rumah penduduk dibakar dan dibongkar sebanyak 55 buah rumah; dan sebanyak 44 orang menjalani wajib lapor dan diproses ke pengadilan.
Sumber : TIM ADVOKASI UNTUK WASIOR
Sekretariat : Jl. Gunung Salju Bengkel Tan Fanindi Manokwari Telp. +62 +986 213185, Faximile: +62 +986 212392
e-mail : tim@manokwari.wasantara.net.id |