FAQs Contact Details  |  Campaign Spotlights  |  Campaign Documents  |  Action Updates  Our Organisations  About Us 
4 Catatan dan Refleksi: Budaya Kekerasan Indonesia (Jawa) dan Tanggapan atas Insident Wamena, 4 April 2003, by A. Duwit, 14 April 2002
4 Ketiga: Perjuangan bangsa Papua untuk merebut kembali kemerdekaan yang sudah ada, yang dirampas oleh neo-kolonialisme Indonesia."
4 INTEL POLDA PAPUA SEDANG INCAR TIGA ORANG PENTOLAN BLACK PARADISE ASLI MERAUKE, OntItServ, 20 April 2003
4 Agen-agen Bupati Dalam Tubuh IMMER-Jayapura Mulai Sibuk Jalankan Instruksi Dari Pemda Merauke., oleh Rex Kaiyan, `4 April 2003
4 Gen. TPN PB Mathias Wenda Menanggapi Sikap Timor Leste terhadap Perjuangan Papua Barat, WPNews Interview 3 Maret 2003
 

INTEL POLDA PAPUA SEDANG INCAR TIGA ORANG PENTOLAN BLACK PARADISE ASLI MERAUKE


By OntItServ.

Tiga orang mahasiswa Merauke yakni Theodora Pahun, Vidensia Timbiri dan Markus Mbaith yang terlibat langsung dalam Konser Bintang Kejora Untuk Papua Barat di Melboure dan kota-kota besar lain di Australia dengan memperkuat kelompok tari Black Paradise dari Elsham Papua, kini menjadi target pihak Intelijen Indonesia. Intelijen Indonesia dari Polda Papua terus mengicar mereka selama tiga minggu terakhir ini, tanpa mereka sadari.

Intel Polda telah berhasil menyusup masuk di Asrama Maro Putra di Padang Bulan (No. Telp.0967-586916) dengan mengelabui para mahasiswa penghuni asrama tersebut. Selama tiga mingu terakhir ini, mereka secara rutin mengunjungi asrama Maro Putra kapan saja : pagi, siang dan malam.

Dengan menjadikan asrama Maro Putra sebagai basis sementara, mereka berkeliaran tanpa di curigai di sekitar Kompleks Muyu Mandobo di Padang Bulan Bawah, memantau Theodora Pahun dan Vidensia Timbiri yang berdomisili di Asrama Maro putri di Padang Bulan Bawah. Rekan mereka yang lain, Markus Mbaith, yang tinggal di Anjungan Merauke  Expo Waena, juga menjadi target.

Untuk menghilangkan kecurigaan semua mahasiswa Papua Merauke, terutama para  mahasiswa penghuni Asrama Maro Putra, Pusat Komando Intelijen Polda Papua yang
berbasis di Vuria-Kota Raja  menugaskan seorang Intel Polda asli Merauke. Intel tersebut bersama beberapa orang temannya rajin bolak balik asrama Maro Putra dan sekitar Padang Bulan, juga Anjungan Merauke  Expo di Waena. Mereka membeli minuman keras dan membujuk para mahasiswa penghuni asrama untuk mabuk. Bujukan itu di terima dan beberapa hari terakhir ini mereka berpesta-pora dengan alkohol.

Sang intel asli Merauke itu sebenarnya melanjutkan pengawasan ketat terhadap mahasiswa Papua Merauke dan Organisasinya IMMER-Jayapura oleh seorang intel Brimob Papua juga asli Merauke. Berkat kelihaiannya, Intel Brimob tersebut sempat menyusup masuk dalam tubuh IMMER, bahkan sempat memegang jabatan penting dalam Kepengurusan Basis Mappi, sebuah organisasi bernafaskan sukuisme di bawah payung IMMER Jayapura. Karena kedoknya telah terbongkar dan pernah diumumkan di Website ini, sang Intel Brimob itu secara mendadak di pindahtugaskan ke Merauke sejak bulan Januari 2003 yang baru lalu.

Selain mengincar tiga orang pentolan Black Paradise yang di sebutkan di atas, beberapa intel Polda itu juga mengincar para mahasiswa Papua Merauke yang biasa menentang kebijakan kolonial di Merauke. Mereka bekerjasama dengan para mahasiswa Merauke yang di pakai sebagai Intelijen Sipil oleh Bupati John Gluba Gebze, Kopassus, maupun kesatuan lain. Hal ini terbukti dari keberadaan beberapa orang Intel Polda penugasan Merauke yang di datangkan ke Jayapura untuk mengamankan pelantikan para kareteker 14 kabupaten baru tanggal 12 April 2003 yang baru lalu.

Sekedar di ketahui, ketiga mahasiswa yang sedang diincar ini tergabung dalam kelompok tari Black Paradise yang di koordinir oleh Elsham Papua. Mereka berhasil menyelengarakan konser  di beberapa kota besar di Australia. Konser tersebut bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi pembanguan dan operasional awal kantor Elsham Internasional (Papua resource Cetre) di New York. John Rumbiak, superisor Elsham Papua yang kini berbasis di New York akan menggunakan kantor tersebut sebagai basis dalam rangka mengintensifkan lobby ke PBB untuk mempersoalkan kembali PEPERA 1969 yang pernah di laksanakan secara tidak fair, di mana 1025 orang Papua Barat yang memilih saat itu di tunjuk langsung oleh yang mau di pilih, yakni Indonesia, di bawah todongan sejata.

   
© Copyright 1999-2002. All rights reserved. Contact: Tribal_WEBMASTER   by The Diary of OPM