FAQs Contact Details  |  Campaign Spotlights  |  Campaign Documents  |  Action Updates  Our Organisations  About Us 
4 Catatan dan Refleksi: Budaya Kekerasan Indonesia (Jawa) dan Tanggapan atas Insident Wamena, 4 April 2003, by A. Duwit, 14 April 2002
4 INTEL POLDA PAPUA SEDANG INCAR TIGA ORANG PENTOLAN BLACK PARADISE ASLI MERAUKE, OntItServ, 20 April 2003
4
Ketiga: Perjuangan bangsa Papua untuk merebut kembali kemerdekaan yang sudah ada, yang dirampas oleh neo-kolonialisme Indonesia."
4 IBLIS RASUK PDP MASUK NERAKA, D. Radongkir, 15 April 2003
4 Agen-agen Bupati Dalam Tubuh IMMER-Jayapura Mulai Sibuk Jalankan Instruksi Dari Pemda Merauke., oleh Rex Kaiyan, `4 April 2003
4 Pesan Khusus dari Sem Karoba (Surat-Surat Terbuka Anak Koteka: Edisi Online)
4 Gen. TPN PB Mathias Wenda Menanggapi Sikap Timor Leste terhadap Perjuangan Papua Barat, WPNews Interview 3 Maret 2003
4 Demmak - West Papua Addresses the Green Party Ireland Annual Convention, 1-2 March 2003, in Ennis, Co. Clare, Republic of Ireland
4 WEST PAPUA: Its Illegal Occupation, Its Impacts and the Future, By Sem Karoba, Messenger of Demmak and Mediator of PDP for (RTF Format)
4 Updates from Conflict Prevention Initiative at HPCR per 29 January 2003
4 Current Updates on West Papua, per 22 January 2003
4 West Papua: Betrayed but Not Defeated, by S. Karoba
 

YOHANNES GLUBA GEBZE KAGET DAN MULAI BERAKSI

Agen-agen Bupati Dalam Tubuh IMMER-Jayapura Mulai Sibuk Jalankan Instruksi Dari Pemda Merauke.

Rex Kayian

Berita tentang kelakuan sang dermawan palsu (lihat Berita 20 Maret 2003) ternyata membuat bupati Johannes Gluba Gebze dan para petinggi pemerintahan kabupaten Merauke kaget. Para penindas rakyat Papua Merauke yang saat bahagia karena sukses memecah suku-suku asli Papua Merauke melalui Pemekaran Kabupaten, penjinakkan Mahasiswa melalui bantuan-bantuan mematikan, (lihat: Berita tanggal 28 Maret 2003), pemusnahan massal melalui Virus Politik HIV/AIDS , berang dan mulai mengecek, siapa yang menulis berita tersebut dan menaikkannya ke website resmi perjuangan rakyat Papua, http://www.westpapua.net.

LANGKAH-LANGKAH YANG DI TEMPUH

Karena merasa bahwa kedoknya yang sebenarnya sebagai serigala berbulu domba itu mulai terbongkar dan di ketahui oleh public, terutama rakyat Papua Merauke, para penghisap rakyat Papua Merauke itu mulai beraksi. Manuver-manuver yang di lakukan bertujuan untuk menandingi opini yang terbentuk akibat penyebaran berita tersebut di kalangan rakyat Papua Merauke, sekaligus mencari tahu, siapa yang menulis berita itu.

Ada dua manuver yang di lakukan : pertama, Bupati Gebze berusaha meyakinkan publik, terutama rakyat Papua Merauke, bahwa pemekaran kabupaten Merauke menjadi 4 kabupaten (3 kabupaten baru di tambah 2 kabupaten induk), adalah untuk mempercepat kemajuan kawasan selatan, bukan untuk memecah persatuan rakyat Papua Merauke. Penipuan terang-terangan terhadap rakyat Papua Merauke ini selalu di sampaikan pada saat memberikan sambutan pada acara apa saja, dan biasa di sosialisasikan lewan corong utama kaum Penjajah di Merauke : RRI Merauke, juga media cetak milik militer Indonesia, Harian Cepos. 

Kedua, Bupati Gebze memerintahkan agen-agennya yang secara khusus di pasang dalam tubuh Ikatan Mahasiswa/I Merauke (IMMER)Jayapura untuk melacak, sipa yang menulis berita itu. Beberapa hari terakhir ini, agen-agen bupati itu rajin mengunjungi basis-basis mahasiswa Merauke di Asrama Maro Putra dan Asrama Maro Putri di Padang Bulan, Rumah Kontrakan Mahasiswi Merauke dan Anjunagn Merauke-Expo di Waena serta sejumlah Kos di Waena, Abepura dan Kotaraja.

Para mahasiswa merangkap Intelijen Sipil ini berbasis di Asrama Mahasiswa Katolik Tauboria (No.Telp.0967-583541), Asrama Maro Putra (lihat: Berita 03 Desember 2002) dan sejumlah Kos di Abepura. Ada juga beberapa orang Mahasiswi yang baru di rekrut sebagai Intelijen Sipil (kaki tangan Bupati Gebze). Beberapa dari mereka tinggal di Asrama Maro Putri di padang Bulan Bawah, ada yang tinggal di Rumah Kontrakan Mahasiswi Merauke di Waena. Setiap instruksi Bupati Gebze menyangkut pengawasan terhadap para mahasiswa yang yang biasa menentang kebijakan pemerintah colonial di Merauke biasa didiskusikan di Sekretariat PMKRI Santo Efrem di Jl. Sosiri-Padang Bulan (No.Telp.0967-581179), karena beberapa agen bupati adalah anggota PMKRI, bahkan ada yang duduk dalam Kepengurusan Organisasi itu. Selain secretariat PMKRI, tempat pertemuan mereka yang lain adalah Asrama Putri Maro di Padang Bulan Bawah.

KEKELIRUAN BERPIKIR MASSAL DI KALANGAN MAHASISWA IMMER 

Para agen bupati rupannya tidak mengalami kesulitan dalam mengecek, siapa yang menulis berita-berita tentang Merauke. Hal ini bukan karena penulisnya sudah di ketahui, tetapi karena Mahasiswa IMMER di Jayapura sudah menunjuk beberapa teman mereka sebagai kambing hitam. Siapa yang di jadikan kambing hitam? Yang di jadikan kambing hitam adalah beberapa orang Mahasiswa Merauke yang biasa mendownload berita-berita tentang Merauke (Papua Barat pada umumnya) dari internet dan menyebarkan kepada teman-temannya yang lain sebagai informasi untuk didiskusikan. Pandangan keliru yang sudah tertanam dalam kepala para mahasiswa IMMER adalah bahwa : "siapa yang mendownload dan menyebarkan berita apa saja dari internet , berarti dia yang menulis berita tersebut dan menaikkannya ke website yang bersangkutan". Cara berpikir kerdil ini sangat membahayakan teman-teman, saudara-saudara mereka sendiri yang kebetulan biasa memperbanyak berita apa saja dari internet dan membagi-bagikannya kepada para mahasiswa yang lain, maupun masyarakat.

Mereke selalu menganggap berita-berita actual di WestpapuaNet sebagai isu-isu murahan yang di tiup oleh orang-orang frustrasi yang tidak perlu di percaya. Anda bisa membuktikannya sendiri dengan mencoba memberikan informasi apa saja tentang Merauke yang anda baca di WestpapuaNet kepada mahasiswa IMMER di Jayapura. Saya harap anda tidak kaget, marah dan kecewa bercampur ngeri, mendengar jawaban yang santai bahwa : Ah… itu isu saja… jangan percaya… Saya sarankan agar anda harus berhati-hati, karena anda bisa di tuduh sebagai orang yang menulis berita tersebut. Anjuran penguasa colonial Indonesi kepada seluruh rakyat Papua Barat untuk tidak mempercayai berita-berita yang memojokkan penjajah telah tertanam dalam sanubari mereka dan sampai dengan detik ini, mereka tetap memegang teguh anjuran pemangsa manusia Papua itu.

Mereka tidak bisa melihat inti berita, kemudian mengecek kebenaran berita tersebut dan memprotes di website yang bersangkutan kalau tidak benar, atau sebaliknya mendukung berita tersebut kalau benar. Dengan demikian bisa terjadi sebuah dialog antara mereka yang membaca dengan si penulis berita, yang pada akhirnya akan melahirkan pemikiran baru yang bisa membebaskan rakyat Papua dari penjajahan di bidang kesadaran. Kalau ada berita tentang Merauke di Website, mereka sibuk mencari tahu siapa yang menulis berita itu. Karena tidak bisa menentukan si Penulis berita dengan tepat, akhirnya teman-teman mereka yang mendownload berita tersebut selalu di jadikan kambing hitam. Tuduhan terhadap teman-teman mereka biasa di perkuat dengan keterangan beberapa orang dukun di Sentani, Abepura, Koya dan Arso. Momen inilah yang di manfaatkan oleh para agen bupati untuk memberikan laporan kepada majikan mereka (Bupati Gebze) dengan memfitnah beberapa orang mahasiswa IMMER di Jayapura.

SARAN-SARAN

Pertama, kepada bupati John Gluba Gebze, berhentilah pakai Mahasiswa untuk mengamankan kekuasaan kaum penghisap di Merauke. Ajari para mahasiswa untuk cari uang dengan cara yang halal, bukan dengan cara yang betul-betul haram, maksiat, seperti yang anda sedang ajarkan kepada mahasiwa IMMER di Jayapura (dan mahasiswa Merauke di kota-kota studi lainnya???). Cara kerja anda seperti ini sungguh-sungguh melayani kepentingan orang-orang non Papua di Merauke yang bahagia karena Merauke di pimpin oleh orang Papua yang mudah di congar kesana kemari semau mereka. Ada pekerjaan lain yang perlu anda lakukan, seperti perjuangan untuk merebut kembali tanah-tanah adat suku Marind Anim yang sudah habis di kuasai oleh orang-orang Non Papua. Ketahuilah bahwa semua suku asli Papua Merauke sudah siap berdiri di belakang anda untuk merebut kembali warisan nenek moyang Orang marind Anim itu. Orang-orang Non Papua, terutama orang-orang Key yang ada di samping kiri kanan anda tidak perlu di dengar. Mereka hanya dekat dengan anda karena mau terus hidup bahagia di atas penderitaan kami orang asli Papua Merauke, anda dan rakyat anda.

Kedua, kepada para mahasiswa IMMER Jayapura yang di pasang oleh bupati Gebze, keluarlah dari dunia hitam tempat anda cari makan itu, karena segala tindak tanduk anda di Jayapura sedang di pantau oleh rakyat Papua Barat. Sadarlah sebelum terlambat, karena secara mendadak, anda akan membayarnya dengan harga yang sangat mahal, apabila kesabaran rakyat Papua Barat yang tertindas berakhir. Anda mahasiswa, tidak perlu menjalankan perintah bupati Gebze karena beliau itu budak Jakarta. Kebijakan beliau yang selau mengorbankan rakyat Papua Merauke menunjukkan bahwa beliau sedang di congar kesana kemari oleh orang-orang Non Papua di Merauke demi memantapkan kekuasaan mereka terhadap kami, orang-orang asli Papua Merauke. Dengan menjalankan peran anda sebagai agen Bupati, berarti anda sedang di congar seperti sapi oleh orang-orang non Papua di Merauke untuk memperkuat sistem social, politik, ekonomi, hukum, administrative dan ideology yang sepenuhnya di rancang dan di terapkan oleh pemerintah colonial Indonesia untuk mengindonesiakan kami orang Papua Barat. Anda dan orang tua anda di kampong boleh bangga karena anda mahasiswa, tetapi di mata orang Non Papua, anda tidak lebih dari seekor sapi yang hidungnya telah di congar. Anda adalah "alat produksi" bagi orang-orang Non Papua di Merauke yang siap memakai jasa anda, untuk memenuhi tujuan-tujuan mereka, kapan saja.

Ketiga, kepada para mahasiswa IMMER Jayapura secara umum, coba bangun suatu pemahaman yang baik melalui diskusi-diskusi yang rutin dengan melibatkan seluruh mahasiswa Asli Papua Merauke. Hal ini di maksudkan agar kekeliruan -kekeliruan berpikir massal yang melanda mahasiswa IMMER bisa di bersihkan. Kalau tidak, kalian akan tetap tinggal tertutup seperti katak di bawah tempurung, terus mengembangkan pemikiran takhyul dengan berkonsultasi denga para dukun tentang masalah apa saja, sementara orang tua anda di kampong sana terus di perlakukan seperti binatang oleh orang-orang Non Papua, dengan dukungan penguasa Indonesia, karena memang kekuasaan colonial Indonesia itu di bangun untuk melayani mereka. Semoga…………….

Lanjutan:

   
© Copyright 1999-2002. All rights reserved. Contact: Tribal_WEBMASTER   by The Diary of OPM