FAQs Contact Details  |  Campaign Spotlights  |  Campaign Documents  |  Action Updates  Our Organisations  About Us 
4 Gen TPN PB Mathias Wenda: Wamena Kodim 1702 Commander Killed the two Indonesian TNI personnel, and one TPN/OPM member, WPNews, 21 April 2003, 21:32 GMT
4 Gen. TPN PB Mathias Wenda: PERANG MELAWAN MULTINASIONAL ADALAH KEWAJIBAN SEMUA RAKYAT PAPUA: Juga adalah mutlak, universal dan keduannya musuh bebuyutan!
4  
4 Gen. TPN PB Mathias Wenda Menanggapi Sikap Timor Leste terhadap Perjuangan Papua Barat, WPNews Interview 3 Maret 2003
4 Gen. TPN PB Mathias Wenda: Minta Megawati Bicara Format Dialogue Damai, bukan Bicara Masalah Otsus
4 Sovereignty entails obligations. One is not to massacre your own people. Another is not to support terrorism in any way.
 

Bintang Kejora Sudah Berkibar sejak dulu, Kini saatnya untuk Mempertahankannya agar Tidak Dipermainkan oleh Siapapun Juga, termasuk oleh Orang Papua 

Wawancara Ekslusif dengan Gen. TPN PB Mathias Wenda, Panglima Tertinggi TPN/OPM

CEB-WPNews - Papua Barat. Memonitor kegiatan HUT Kemerdekaan Papua Barat ke 42 hari ini (1 Desember 2003), WPNews melakukan wawancara langsung per telepon, menanyakan satu hal penting yang nampak berbeda dari peringatan-peringatan HUT sebelumnya: 
"Mengapa Sang Bintang Kejora tidak dikibarkan seramai tahun-tahun sebelumnya paska era Orde Baru?"

Gen. TPN PB Mathias Wenda selaku Panglima Tertinggi TPN/OPM menyampaikan pendapatnya, "Bintang Kejora Sudah Berkibar sejak puluhan tahun lalu, dan mulai dikibarkan dengan ramai berkali-kali belakangan ini. Yang perlu diperbuat saat ini adalah tindakan-tindakan untuk mempertahankan Bendera itu sehingga Sang Bintang Kejora Berkibar terus selama-lamanya, tanpa diturunkan oleh pihak penjajah."

Berikut petikan wawancara dimaksud.

WPNews: Selamat Pagi dan Selamat HUT Kemerdekaan Papua Barat ke 42.

Gen. TPN PB Mathias Wenda (TPN/OPM): Selamat Pagi dan Selamat HUT Kemerdekaan Papua Barat ke 42 untuk kamu dan untuk seluruh rakyat Papua di seluruh muka bumi.

WPNews: Dalam rangka HUT ke 42 Papua Barat ini, kami mau menanyakan pendapat Bapak Panglima tentang situasi peringatan HUT ke 42 hari ini, kelihatan dingin-dingin saja, tidak ada kegiatan perayaan hari besar ini seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada pengibaran Bintang Kejora dan kegiatan lain tahun ini. Apa pendapat Bapak selaku Panglima Tertinggi TPN/OPM?

TPN/OPM: Menurut saya tidak ada yang dingin-dingin, yang ada hanya sebatas perubahan taktis, disesuaikan dengan tindakan-tindakan regime sekarang yang melebihin regime Orde Baru.

WPNews: Jadi, maksudnya apa yang terjadi sekarang memang berdasarkan kebijakan TPN/OPM? Bukanlah itu karena pelarangan-pelarangan yang dilakukan Muspida Papua?

TPN/OPM: Ya, itu maksud saya. Kebijakan kami disesuaikan dengan tindakan-tindakan NKRI di tanah air. Jadi, kami tidak bisa berjuang membabi-buta. Jadi, alasannya karena kedua-duanya, karena keduanya saling mempengaruhi dan saling berhubungan.

WPNews: Bukankah itu berarti bahwa semakin NKRI menekan rakyat Papua, maka kebijakan TPN/OPM akan semakin disesuaikan dengan tindakan itu, maka perjuangan rakyat Papua akan semakin dimatikan?

TPN/OPM: Bukan begitu. Yang benar kan apa yang terjadi sesuai dengan keinginan rakyat Papua, yaitu untuk berjuang secara damai, sehingga apa-apa saja yang bisa menimbulkan kekerasan dan perang secara fisik, yang berlawanan dengan deklarasi dan keinginan rakyat Papua. Jadi, yang terjadi hari ini kan sesuai dengan itu. Maka saya bisa katakan orang Papua menang, karena yang terwujud hari ini adalah aspirasi rakyat Papua.

WPNews: Bukankah yang terjadi hari ini justru keinginan NKRI karena justru Muspida yang melarang kegiatan-kegiatan melanggar hukum Indonesia, sehingga orang Papua tunduk kepada larangan itu?

TPN/OPM: Bukan. NKRI justru menginginkan kekacauan dan pertumpahan darah. Mereka sudah mulai bunuh orang Papua di Wamena, mengacaukan keadaan di Timika, mereka sudah mulai mendeklarasikan Provinsi Irian Jaya Barat, memacetkan program Otsus, dan sebagainya, yang tujuannya hanya satu: mengacaukan Papua Barat dan membunuh orang Papua. Justru orang Papua menang dalam hal ini, karena keinginan NKRI itu ternyata tidak terwujud. Pelarangan-pelarangan itu dan tindakan-tindakan kekerasan lainnya justru bertujuan untuk memicu kekerasan dan pertumpahan darah, bukan sebaliknya. Justru dengan alasan itu maka jelas rakyat Papua menang.

WPNews: Yang menjadi patokan NKRI adalah bahwa karena tidak ada pengibaran Bendera Bintang Kejora atau peringatan HUT Kemerdekaan Papua Barat ke 42 secara besar-besaran di Tanah Papua, maka mereka berhasil mengendalikan situasi tanah Papua dan maka dengan demikian aspirasi "M" ditekan, yang menjurus ke arah mematikan aspirasi "M".

TPN/OPM: Oh, ya, itu pandangan kalian, karena kalian terlalu banyak mengikuti manipulasi media masa NKRI di situ. Kebenaran yang ada adalah bahwa, pertama: orang Papua di manapun dan siapapun sudah tahu dan yakin bahwa mereka bangsa lain dan karena itu mereka layak punya negara sendiri. Itu dasar utama. Kedua, NKRI dan orang Indonesia sudah tahu juga bahwa orang Papua sudah merdeka tahun 1960-an dan kemudian dicaplok secara paksa atau dengan kekerasan militer oleh NKRI dan karena itu mereka mau keluar dari NKRI dan kembali kepada status semula sebagai bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat. Itu orang Indonesia sudah tahu, dan itu keberhasilan orang Papua. Terakhir, dunia sudah tahu aspirasi, sikap, posisi, dan tindakan-tindakan orang Papua. Itu yang lebih penting. Mereka semua tahu bahwa tahun ini rakyat Papua menang, dan bahwa rakyat Papua tahu apa yang mereka sedang perbuat. Itupun kemenangan perjuangan Papua Merdeka. Jadi, apa yang terjadi bukan mematikan aspirasi "M", tetapi justru memupuk dan memperkuat perjuangan kita.

WPNews: Patokan Indonesia sekarang ini kan bahwa tidak ada kegiatan seperti sebelumnya berarti aspirasi semakin mati. Itu sebabnya kami pertanyakan.

TPN/OPM: Kalian dan semua bangsa Papua tidak perlu memakai patokan NKRI. Kita punya patokan sendiri. Dan patokan itu adalah bahwa: Bintang Kejora Sudah Berkibar sejak lama, Kini saatnya untuk mempertahankannya agar Bendera Kedaulatan Bangsa Papua itu tidak dipermainkan oleh siapapun juga, termasuk oleh Orang Papua" Termasuk menaikkan dan menurunkan Bendera Negara itu secara tidak terhormat juga tidak boleh. 

WPNews: Jadi, sikap tidak menaikkan Bintang Kejora karena tahu bahwa Bendera itu akan diturunkan secara paksa oleh TNI/Polri adalah langkah yang positif?

TPN/OPM: Saya kira begitu. Dan saya harap rakyat Papua punya penilaian seperti itu, karena kalau tidak, kita akan termakan oleh politik kotor NKRI.

WPNews: Apa pesan Bapak kepada bangsa Papua dalam rangka HUT Kemerdekaan Papua Barat ke 42?

TPN/OPM: Saya sebagai pribadi dan selaku Panglima Tertinggi TPN/OPM dengan ini mengucapkan SELAMAT HUT KEMERDEKAAN PAPUA BARAT ke 42. MERDEKA HARGA MATI!

   
© Copyright 1999-2002. All rights reserved. Contact: Tribal_WEBMASTER   by The Diary of OPM