|
|
 |
|
Jakarta, Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) Letnan Jenderal Ryamizard Ryacudu mengingatkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi bahaya serius, disintegrasi. Oleh karena itu, TNI tidak akan ragu menumpas berbagai kelompok yang bisa menjadi sumber disintegrasi.
"Pemberontakan Rangkuti harus ditumpas. Pemberontakan Ratanca harus ditumpas. Itulah sikap tegas Maha Patih Gajah Mada menjaga kebesaran Majapahit dari bahaya disintegrasi," tandasnya di sela-sela acara gladi bersih Hari Ulang Tahun (HUT) ke-41 Kostrad, di kawasan Tugu Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Senin (4/3). Saat itu, di hadapan Ryamizard sedang berlangsung adegan pemberontakan Rangkuti.
Menurut Kitab Pararaton, Rangkuti adalah pemimpin pemberontak yang antara lain beranggotakan Semi, Pangsa, Tuju, Banyak, dan Ratanca. Mereka mengadakan pemberontakan untuk membunuh Raja Majapahit, Jayanegara. Pemberontakan berhasil ditumpas Gajah Mada tahun 1319.
Ketika ditanya wartawan, bagaimana mengatasi persoalan tersebut, Ryamizard menjawab, "Sikat saja. Tidak usah ragu-ragu." Dia kemudian memberi contoh wilayah yang rawan separatisme dan disintegrasi, antara lain Papua dan Aceh.
Pada hari yang sama di Markas Besar (Mabes) TNI Cilangkap Jakarta, usai serah terima jabatan Kepala Pusat Penerangan (Puspen) TNI dari Marsekal Muda Graito Usodo kepada Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin, Sjafrie mengingatkan, Mabes TNI punya pertimbangan sendiri dengan menunjuk dirinya sebagai Kepala Puspen TNI yang baru.
"Selalu ada pertimbangan-pertimbangan dari TNI dalam menentukan kebijakan. Dan saya yakin, ini tidak akan mempengaruhi citra (TNI menjadi lebih buruk-Red)," ujarnya menjawab
wartawan. (win/Ant/kcm)
http://www.infopapua.com/papua/0302/0501.html
 |
|
