April 2002

2002 | 2001 | 2000 | 1999

Jan  |  FebMar  |  AprMay  |  June  |  July  |  Aug | Sept  | Oct  |  Nov  |  Dec

 

 

4 OPM Menyatakan Desa Ambuni Tertutup Untuk Orang Luar
4 Pesawat Hercules Masih Dibutuhkan di Papua
4

Moeng Parhadimoeljo: "Jika Salah, Anak Buah dan Komandan Harus Dihukum"

4 MORE SCARY NOW: THE RED-AND-WHITE MILITIA SECRET DOCUMENT REVEALED, The Next East Timor is now Apparent
4 TNI Rahasiakan Anggota yang Terlibat Theys
4 Puspom Tahan 3 Kopassus dan 5 Saksi Sipil
4 Hari Kartini, Investigasi Kasus Theys Dilaporkan Presiden
4 Terlibat Kasus Theys, Anggota TNI akan Ditindak Tegas
     
Saturday, April 27, 2002 12:39:58 AM

Koesparmono: Tanpa Aris, Kasus Theys Tak Puaskan Publik


16-4-2002 / 14:21 WIB 

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pengusutan pembunuhan Theys Hiyo Eluay tidak akan memuaskan publik jika Aristoteles Masoka tetap lenyap, bak ditelan bumi. Sopir Theys itu adalah saksi kunci. Dia yang tahu pelaku pembunuhan, dan penyidik akan mendapat jalan untuk mengungkap motif peristiwa itu dengan mengorek keterangan dari pelaku. “Yang disebut optimal itu bagaimana? Menurut saya, yang optimal itu adalah terungkap kedua-duanya,” kata Koesparmono Irsan, Ketua Komisi Penyelidik Nasional (KPN), kepada Tempo News Room di Jakarta Selatan, Rabu (15/4). 

Pengusutan kasus Theys, jelasnya, betapa pun akan behadapan dengan dua persoalan amat penting: kejanggalan tewasnya Theys ditambah hilangnya Aris sejak malam nahas itu dia mengemudikan mobil yang ditumpangi tokoh politik Papua tersebut. Kesaksian Aris akan membuka tabir pembunuhan Theys. Selain itu, keterangan saksi sekaligus mengungkap kemana kepergian dia selama ini. Hilang diculik? Atau, sengaja melarikan diri? 

Tewasnya Theys, katanya, terungkap dari visum at repertum yang dibuat dokter forensik. Korban diketahui tewas karena kekurangan oksigen. Keyakinan terjadinaya pembunuhan terlihat dokumen visum serta keterangan dokter yang mengotopsi. Indikasi makin diperkuat ketika tim melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara). Juga, Markas Kopasuss Tribuana dan kawasan Enthroop tempat Theys dicegat. Kejanggalan lain, pelaku bisa bebas melintasi jalanan dengan melewati empat pos militer. “Padahal, biasanya, jam enam malam saja orang sudah tidak boleh lewat,” jelas Pak Koes. (Eduardus Karel Dewanto) 

http://www.tempointeraktif.com/harian/fokus/96/2,1,3,id.html 

© Copyright 1999-2001. All rights reserved. Contact: TribalWEBMASTER   Presented by The Diary of OPM