Kamis, 06/06/02 09:50 WIT
RI Optimistis Menangkan Tender Pasok Gas ke Cina
Jakarta, Indonesia sampai kini masih optimistis dapat memenangkan tender pasokan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) ke Cina. ''Karena Indonesia telah memenuhi tiga syarat utama,'' kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro kepada pers seusai rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Jakarta, kemarin.
Ketiga syarat itu antara lain, untuk memasok LNG ke 'Negeri Tirai Bambu' itu Indonesia telah memenuhi standar keamanan suplai, didukung hubungan kedua negara (goverment incorporated), dan harga yang kompetitif. Pasok LNG ke Cina direncanakan akan disuplai dari Lapangan Tangguh, Papua, yang cadangan gasnya terbukti mencapai 18,4 triliun kaki kubik gas.
Blok Tangguh dioperasikan Beyond Petroleum Indonesia dan Pertamina. Purnomo tidak merinci berapa harga kompetitif yang dimaksud. Selain itu, Purnomo juga yakin Cina tidak akan melakukan wanprestasi dalam hal penyelenggaran tender internasional LNG itu. ''Kami yakin ini meski pesaing kita melakukan berbagai pendekatan ke Cina,'' kata Purnomo.
Pada kesempatan terpisah, Vice President Goverment and Public Affairs BP Indonesia Satya W Yudha menilai peluang pihaknya untuk memenangkan tender itu 90%. ''Peluang kami sebesar itulah,'' kata Satya tanpa bersedia merinci.
Sampai kini saingan utama Indonesia untuk tender LNG ke Cina adalah Australia dan Qatar. Pengumuman pemenang tender ini, sebagaimana diakui Dirut Pertamina Baihaki Hakim, akan dilakukan Cina pada Juni ini.
Dalam bagian lain keterangannya, Purnomo juga mengakui sengitnya persaingan dalam tender LNG tersebut. Dia mengatakan proposal untuk memasok gas dari Proyek Tangguh Irian ke Guangdong, Cina, kini mendapat saingan dari Australia. Perdana Menteri Australia John Howard telah ke Cina dengan tawaran harga lebih murah.
Masuknya tawaran Australia itu membuat Cina terpaksa menunda keputusan pemenang bagi pemasok gas ke Guangdong. Menurut rencana, Mei lalu sudah bisa diketahui keputusannya. Namun, sampai awal bulan ini belum diketahui juga, gara-gara Howard datang ke Cina. Calon pemasok lainnya adalah Qatar yang ikut tender melalui Exxon.
''Memang, dalam kunjungan itu Australia mengajukan beberapa hal yang tidak kami ketahui secara pasti pada Cina. Tapi, salah satunya memang soal harga. Walaupun, itu bukan berarti melakukan penawaran ulang,'' tambah Purnomo.
Ketika ditanya bagaimana peluang Indonesia, Purnomo mengatakan meski ada harga baru yang ditawarkan Australia ke Cina, itu tidak akan memengaruhi peluang Indonesia untuk memenangkan tender. Alasannya, Indonesia telah memiliki tiga komponen utama yang digunakan dalam melakukan penawaran untuk pasokan gas ke Guangdong Cina, yakni harga kompetitif, keamanan pasokan, dan government incorporated.
''Melihat ketiga faktor itu, tentu kami optimistis bahwa Indonesia akan tetap menang dalam penawaran tender ke Guangdong, Cina,'' tambah mantan Wakil Gubernur Lemhannas ini. Dia juga yakin Cina akan konsisten dalam melakukan penawaran gas melalui tender bertaraf internasional itu.
Proyek di Guangdong butuh gas sebesar tiga juta ton kaki kubik. Kesempatan itu diperebutkan Indonesia melalui proyek gas Tangguh, Papua, Australia, dan Qatar. Baik Indonesia maupun Australia sama-sama melibatkan peran negara karena yang datang langsung presiden dan perdana menterinya.
(Sdk/E-2-media)
|
|