|
|
Kontras: TNI Takut Dikoreksi
Jakarta, Langkah TNI yang tidak mau mengungkap identitas pelaku pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay, menunjukan adanya ketakutan untuk dikoreksi oleh lembaga-lembaga hak asasi. Gejala menutup-nutupi merupakan sama halnya dengan menutupi keingintahuan masyarakat.
Jika hal seperti ini diteruskan, proses hukum bisa tidak berjalan secara benar. "Ini skenario menutupi kejahatan negara. Seolah-olah tidak ada konspirasi, tidak ada kerja yang sistematik. Padahal kematian Theys merupakan bagian dari kebijakan negara terhadap Papua,” ungkap Munir, Ketua Dewan Pengurus Kontras kepada detikcom, 24/4 yang dihubungi lewat telepon. Munir sendiri sedang berada di Malang, Jawa Timur.
Menurut Munir, arah penyidikan yang hanya akan ditimpakan kepada 3 orang pelaku saja, jelas tidak mengungkap siapa yang memerintahkannya. “Ini sama dengan kasus tim mawar, yang tidak sampai menyentuh jenderal dan jelas akan mengecewakan masyarakat,” ungkap Munir.
Dan seperti sebelumnya, mereka selalu mengatakan kebijakannya tak salah, tapi yang salah hanya oknum saja. Dan yang dikorbankan bawah. Dan orang sudah tahu skenario seperti ini.
Menjawab tudingan pengacara tiga tersangka kasus Theys, Hotma Sitompul, yang menuduh Munir Cs sebagai organisasi anti hukum, Munir mengaku males mengomentari pernyataan Hotma. Sebab statemen Hotma dinilai tidak mencerminkan etika seorang advokad. “Apa yang dikatakan Hotma justru mencerminkan dirinya sendiri, itu menunjukkan mukanya sendiri dan saya tak merasa terhina,” kata Munir. (jon-dc)
|