April 2002

2002 | 2001 | 2000 | 1999

Jan  |  FebMar  |  AprMay  |  June  |  July  |  Aug | Sept  | Oct  |  Nov  |  Dec

 

 

4 Pihak-pihak yang Ingin Pisah dari NKRI Harus Ditindak Tegas
4 30 Anggota OPM Menyerahkan Diri
4 KPN Hendaknya Tidak Sama Dengan Tim Lain
4 BP Bangun Kilang LNG di Desa Tanah Merah : Selain Hasil Penelitian Masyarakat Juga Setuju
4 Tiga Anggota Kopassus Akan Mengajukan Penangguhan Penahanan
4 Wapres Hamzah Haz: Separatisme Harus Ditumpas
4 Otsus Aceh dan Papua Dinilai tidak Serius
     
Sunday, April 28, 2002 08:05:06 PM

30 Anggota OPM Menyerahkan Diri



Jayapura, Sekitar 30 warga sipil bersenjata anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), Jumat (26/4), menyerahkan diri kepada Gubernur Papua JP Solossa yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Karubaga, Kabupaten Jayawijaya.

Kepada pers di Jayapura, Sabtu, Solossa mengaku terkejut setelah mendapat laporan bahwa ada sekitar 30 anggota OPM yang ingin menyerahkan diri kepadanya. Mereka ingin bergabung dengan masyarakat lainnya untuk membangun Papua dengan otonomi khususnya.

Kehadiran Solossa ke Kecamatan Karubaga atas undangan Generasi Muda Koteka di pedalaman Karubaga untuk membuka seminar tentang peran pemuda dalam pembangunan di pedalaman Jayawijaya. Turut mendampingi Solossa antara lain Bupati Jayawijaya David Hubi dan Dandim Jayawijaya Letkol (Art) Dwiyatmo Wahhardjo.

Di antara sekitar 5.000 warga yang memenuhi lapangan sepak bola Karubaga, pada kesempatan itu rombongan Gubernur mendapat informasi ada sekitar 30 anggota OPM ikut hadir dan ingin menyerahkan diri.

Sebagai tanda kesetiaan dan kejujuran penyerahan diri itu, salah seorang dari mereka memberikan kesempatan kepada Solossa untuk menggunting rambutnya yang telah bertahun-tahun dibiarkan memanjang sampai di pinggang. Solossa pun menggunting rambut anggota OPM itu sebagai tanda kesediaan pemerintah menerima warga OPM dari hutan yang dengan sadar ingin bergabung dan membangun bersama pemerintah.

Para anggota OPM ini menggunakan busana tradisional, koteka, wajah mereka berewokan dan rambut terurai panjang. Sudah puluhan tahun mereka berada di hutan sehingga sebagian dari mereka tidak bisa berkomunikasi dengan Indonesia. Kondisi kesehatan mereka pun sangat memprihatinkan.

Beberapa waktu lalu, sejumlah anggota OPM dari Kecamatan Batom, Jayawijaya, juga menyerahkan diri kepada aparat keamanan setempat. Mereka membawa satu pucuk senjata jenis SS1. Upaya kembali bergabung dengan negara kesatuan RI ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan pelaksanaan otonomi khusus di daerah ini.

Kuasai desa 

Sementara di Desa Ambuni, sekitar 20 km dari kota Kecamatan Wasior, Kabupaten Manokwari, ratusan anggota OPM masih menguasai desa itu. Masyarakat desa dilarang ke luar desa karena khawatir aktivitas mereka diketahui aparat keamanan. Penduduk dari luar desa pun dilarang masuk, kecuali petugas agama.

Camat Wasior Agus Nihinde di Jayapura mengatakan, pemerintah setempat bersama instansi terkait terus melakukan pendekatan kemanusiaan serta pembinaan kerohanian untuk menyadarkan anggota OPM. Mereka belum sadar mengenai pembangunan dan otonomi khusus sehingga perlu pendekatan persuasif.

Di Wasior, aparat keamanan sendiri sedang melakukan pendekatan persuasif untuk membujuk anggota OPM yang masih menyimpan tiga pucuk senjata milik polisi. Perampasan senjata dari tangan polisi terjadi 13 Juni 2001, saat insiden berdarah yang menewaskan lima anggota Brimob dan satu warga sipil. 

Sekitar enam pucuk senjata dirampas OPM, namun tiga pucuk sudah dikembalikan. Polisi telah menggunakan berbagai pendekatan untuk mengembalikan senjata itu, namun belum berhasil. Menurut rencana, pekan lalu, polisi mengadakan penggerebekan ke Wasior untuk mengejar senjata yang masih dikuasai OPM. Tetapi, rencana itu ditanggapi negatif berbagai kalangan di Papua sehingga polisi masih berupaya menggunakan pendekatan persuasif. (kor-kcm)
http://www.infopapua.com/

© Copyright 1999-2001. All rights reserved. Contact: TribalWEBMASTER   Presented by The Diary of OPM