Saya kira semua pemuda Papua
sudah tahu apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan bakal
terjadi di Papua Barat dalam perjalanannya menuju negara dan
bangsa yang merdeka dan berdaulat. Karena itu sebearnya tidak
perlu saya menggurui semua teman-teman dan adik-adik saya.
Maksud tulisan ini hanyalah
untuk memperjelas dan menyegarkan kembali ingatan kita. Banyak
orang ditabrak dan mati waktu mengendarai kendaraan bukan
karena mereka tidak tahu mengendarai atau bukan karena mereka
tidak memahami rambu-rambu jalan dan lalulintas. Kebanyakan
terjadi karena kekhilafan, juga karena ego pribadi yang
kelewat batas. Saya rasa begitulah jalan ceritanya dalam
perjuangan ini.
(Kata-katan dalam kutipan di bawah tidak persis seperti
yang mereka katakan, tetapi saya utarakan kembali sesuai
dengan apa yang saya pahami dari ucapan mereka yang sempat
saya dengar ataupun baca).
Pertama,
THOM BEANAL katakan waktu memberikan sambutan pada
Kongres Nasional Papua Barat II 2000 bahwa:
"Perjuangan ini gagal
atau berhasil hanya ada di tangan orang Papua, bukan di tangan
Jakarta, bukan di tangan orang barat."
Apa artinya? dan Mana buktinya?
Pergilah ke hutan rimba, di mana orang tua Anda bertahan
dan berjuang. Pergilah juga ke luar negeri, di mana para mantan
pejuang kemerdekaan berdiam. Lalu tanyakan kepada mereka, "Apa
sebenarnya penyebab masalah dalam perjuangan kemerdekaan ini?"
Saya tahu, mereka tidak akan mengatakannya secara jelas.
Itu karena Anda salah tanya. Cara bertanya bukan dengan
mengajukan kalimat pertanyaan di atas secara langsung, tetapi
dengan cara pergi kepada mereka, duduk, bicara, makan, dan
tinggal dengan mereka. Anda akan heran dan harap jangan kecewa
mendengar yang satu cerita tentang yang lain, yang satu
menyalahkan yang lain, yang satu membenarkan diri, yang satu
menganggap diri sebagai tokoh, dan yang lain hanyalah pengikut,
dll, dll. Itulah wajah perjuangan generasi tua Papua Barat.
Apakah itu ciri perjuangan Papua Merdeka saat ini?
Jangan heran kalau itu ada, karena itu memang wajah dan
budaya politik rakyat Papua? Begitukah? "Benar dan salah!"
Benar karena banyak bukti yang menunjukkannya.
Salah karena
persoalan itu sebenarnya tidak berakar dari orang Papua
sendiri, tetapi bersumber dari pihak ketiga, orang asing,
yaitu Indonesia dan dunia barat. Sekitar 1980-an kita tahu ada
satu orang Hitam yang datang ke hutan rimba sana dan berjanji
mau bantu perjuangan. Ia tinggal dan mau bantu. Tetapi siapa
dia? Dia rupanya agen pemerintah asing, yang datang mendata
semua kelebihan dan kekurangan pasukan TPN/OPM.
Anda tahu akibatnya?
Pasukan terbagi menjadi pasukan PMK dan TEPENAL, lalu ada
yang menamakan diri TPN. Lalu jurubicara TPN/OPM Laurens Dloga
ditembak mati oleh sebagian anggota TPN/OPM. Yang satu
menyerang yang lain, yang satu menganggap diri di pihak
kebenaran dan lainnya di pihak yang salah.
Benar karena pemimpin kita tidak berani melawan ambisi dan
nafsu pribadi, tidak mengutamakan perjuangan. Pernah terjadi
konflik hanya gara-gara urusan pribadi seperti masalah
perempuan atau makan dan minum. Pernah terjadi hanya
karena tidak ada kenaikan pangkat, karena tidak diberi jabatan
dalam struktur TPN/OPM, dll.
Lihat sekarang! Itulah yang terjadi, bukan? Dalam tubuh PDP
misalnya ada banyak kepentingan di sana. Ada kepentingan Barat,
ada kepentingan Jakarta, ada kepentingan pribadi, dan ada
kepentingan murni orang Papua. Mereka yang menjadi kaki-tangan
Barat terbang dari timur ke barat sama saja dengan orang naik
taksi dari Sentani - Port Numbay: makan pagi di Numbay, makan
siang di Jakarta, makan malam di New York. Lain lagi cerita
dari agen Jakarta: Makan pagi di Numbay, makan siang di
Makasar, makan malam di Bali, tidur di Jakarta. Lain juga
cerita mereka yang ada di sana karena kepentingan pribadi:
Makan pagi di Numbay, makan siang di Jakarta dan makan malam
di Biak, dan tidur di Timika.
Bagaimana cerita pejuang murni? Kasihan, mereka boleh
dibilang secara politik "sudah terjerat" dan tinggal
tunggu waktu menghembuskan nafas terakhir. Mengapa orang Papua
begitu tidak manusiawi mau merdeka dan membiarkan mereka taruh
nyawa begitu saja tanpa memperhatikan keselamatan mereka?
Dalam persaingan kepentingan inilah Theys Eluay dibantai
secara tidak manusiawi. Konon ada darah Theys di tangan orang
Papua juga. JANGAN HERAN! SEKALI LAGI: Jangan Heran! Pergi
kepada adat Papua dan tanyakan: Benarkah???
Dalam persaingan inilah terjadi benturan yang berarti
antara organisasi pejuang kemerdekaan yang ada di Papua Barat. Dalam usaha
inilah, terlihat sepertinya PDP bangkit sama saja dengan NKRI.
Dalam kondisi inilah, PDP tampil memakai topeng bernama:
"demokrasi", tetapi sebenarnya tidak.
Saya tidak mengatakan PDP salah, atau tidak baik. Tetapi
gejala kepentingan-kepentingan yang ada di dalam tubuh PDP
itulah yang mencurigakan dan mengecewakan. Itu penyakit
kambuhan, penyakit kronik, penyakit yang belum ada obat
penyembuhnya dalam politik perjuangan bangsa Papua.
Jangan heran kalau PDP mengabaikan kelompok Melanesia Barat
alias Bintang - 14. Jangan heran kalau PDP mengatakan Panglima
TPN/OPM yang satu adalah murni dan yang lainnya adalah agen
TNI/ NKRI. Jangan heran kalau TPN/OPM mengkleim satu-satunya
organisasi yang murni berjuang untuk rakyat Papua dan bukan
PDP. Jangan heran kalau AMP mengkleim diri sebagai wakil
"orang tua" dan organisasi pemuda / mahasiswa lain
tidak. Jangan heran kalau Demmak merasa diri lebih murni
berjuangan daripada organisasi masa lain. Singkatnya:
Jangan heran kalau di antara kita ada kecurigaan-kecurigaan
yang tidak masuk akal tapi yang sangat berpengaruh dalam
politik perjuangan Papua Barat.
Tetapi seperti saya katakan dalam puisi
memperingati HUT Kemerdekaan I Timor Leste, dunia ini
tidak pernah bersahabat, ia selalu menyajikan masalah-masalah
dan kalau Anda memecahkan masalah yang satu, pemecahan itu
sendiri akan melahirkan masalah satu atau dua, atau tidak atau
banyak lagi. Dan kita dilahirkan ke
bumi ini untuk melangkah maju menjalani masalah demi masalah,
bukan untuk kecewa, duduk dan berhenti.
Jadi, yang Pemuda Papua Barat harus buat adalah:
- Matikan egoisme pribadi dan
kepentingan pribadi bersama-sama dengan
kepentingan-kepentingan dari "pesan-pesan
sponsor". Lihat penderitaan rakyatmu! Sadarlah bahwa
orang tua punya harapan anak-anak muda ini akan berbuat
sesuatu yang lebih baik daripada generasi tua mereka.
Buktikan bahwa pemuda Papua sekarang berbeda dengan
generasi tua.
- Jalan untuk mengatakannya adalah
dengan "merendahkan diri", "mengakui satu
sama lain, entah secara organisasi maupun secara pribadi".
Kesalahan generasi tuamu karena mereka gagal dalam hal ini.
- Duduk dan renungkan, "Apa
yang sudah serta akan Anda dan organisasi Anda berikan
barikan buat bangsamu?" Jangan tanyakan tentang:
"Apa yang PDP telah buat?" atau "Apa yang
TPN/OPM telah buat?" dst. Kita perlu belajar mengakui
kelebihan dan kelemahan masing-masing pihak. Dan kalaupun
kita lemah dan diremehkan, mengakui kelemahan itu dan maju
dengan kelemahan sambil melakukan pembenahan sana-sini.
Thom
Beanal sudah bilang: "Papua Merdeka atau tidak, semua
tergantung kepada orang Papua!" Kalau tidak mau, silahkan
teruskan kebiasan-kebiasaan generasi tuamu. Dan mereka yang
murni memperjuangkan kemerdekaan akan belajar dari kesalahan
sendiri dan kesalahan orang lain, lalu maju melangkah untuk
berbuat baik bagi bangsanya.
Kedua, Alm. Ondofolo Dortheys Hiyo Eluay pernah katakan
dalam wawancaranya dengan Tempo Interaktif setelah datang dan
nonton debat seputar Pengesahan UU Otsus untuk Papua Barat (22
Okt. 2001) bahwa: "Saya tidak
pikir tentang Otonomi. Saya tolak tegas Otonomi. Saya hanya
berpikir untuk kemerdekaan bangsa Papua. Itu mandat yang saya
terima dari rakyat saya."
Itulah suara anggota PDP sekarang? Atau jangan tanya PDP,
tetapi, "Apakah itu suara hatimu sekarang?"
Saya tahu, PASTI ANDA JAWAB: "Ya benar, itu suara hati
saya!"
Tetapi maafkan saya, jangan tipu diri sendiri. Saya tanya
kepada hati yang ada "JAAAAAAAAAAAAAAAUH di dalam lubuk
hati sana!! Bukan hati yang bisa Anda keluarkan lewat mulutmu.
- Anda perlu biaya untuk uang sekolah, bukan?
- Anda perlu uang untuk sewa tempat tinggal (kos) dan
makan di warung dan minum anggur - bir, bukan?
- Anda perlu uang untuk bersenang-senang, bukan?
- Anda perlu uang untuk beli buku, bayar SPP, biaya angkot,
ongkos taxi, masuk chatting di Warnet, bukan?
Terus terang saja! Anda butuh ini, dan itu Anda dan saya
tidak bisa sangkal. Sekarang saya tanya lagi:
SIAPA YANG PUNYA UANG BANYAK DI PAPUA BARAT SEKARANG?
- Bukanlah Pemda dan aparat-aparatnya?
- Bukankah agen-agen Jakarta yang punya uang banyak
sekarang?
- Benar kan? Gunakan uang "OTSUS" untuk
perjuangan itu boleh saja?
- Benar kan? Kita terima Otsus sekarang saja, supaya kita
bisa pakai uang Otsus untuk perjuangan?
- Benar kan? Sementara saya bantu memperjuangkan suara
rakyat Papua, saya perlu makan, karena itu, biarlah saya
dekat dan setuju dan gunakan Otsus?
Ingat, ini cara-cara generasi tua bangsa Papua. Mereka
pernah dapat janji dari Sukarno, dari Suharto dan dari
Megawati Sukarnoputri. Mereka kira bisa pakai Indonesia untuk
memperjuangkan Papua Merdeka. Ternyata mereka salah besar.
Mana buktinya? Lihat saja banyak tokoh pro-integrasi
membelot dan lari ke luar negeri dan mati di sana. Mengapa?
Karena janji Sukarno dan Suharto ternyata NOL. Lihat saja
Theys sendiri yang dulunya pemuka pro-integrasi tetapi
membelot. Sejauh manakah kedekatan Anda dengan Indonesia? Saya
kira Theys adalah orang terdekat dengan Sukarno dan Suharto.
Pernahkan Anda tanya kepadanya: "Mengapa Tete Theys
bicara merdeka sekarang, dan bukan dulu?"
Kalau Anda berbuat salah sekarang, "PASTI" Anda
akan menyesal, sama dengan Bonay dkk. di pengasingan, dan sama
dengan Alm. Theys Eluay dkk. di Papua Barat.
- Jangan terlalu tolol sama
dengan orang tuamu.
- Jangan terbiasa lihat masa
sekarang dan mau bersenang-senang dengan masa kini saja.
- Biasakan diri lihat lima,
sepuluh, duapuluh, limapuluh, seratus, duaratus, seribu
tahun ke depan!!!
- Papua Barat sudah merdeka, cuma
belum berdaulat karena kedaulatan itu dirampas oleh AS dan
diserahkan melalui UNTEA kepada Indonesia. Hal pertama,
kita sudah tahu kesalahan itu. Dan lebih penting lagi,
kita sudah tahu bagaimana memperbaikinya.
- Sekarang tinggal Anda dan saya:
Mau setuju dengan perkataan Theys? Atau mau larut ke dalam
permainan Indonesia dan akhirnya terlambat untuk berbuat
di usia muda untuk bangasmu seperti yang dialami Theys?
It's all up to you!!!
Ketiga,
Alm. Ondofolo Dortheys Hiyo Eluay pernah katakan
dalam wawancaranya dengan Tempo Interaktif bahwa "Perjuangan
bangsa Papua di Papua Barat berbeda dengan perjuangan rakyat
Timor Leste karena perjuangan orang Papua bukan untuk mencapai
kemerdekaan, tetapi untuk merebut kembali kemerdekaan yang
sudah ada, yang dirampas oleh neo-kolonialisme
Indonesia."
(BERLANJUT....) KETIGA
»»
|