Home
4 Pertama, pelajaran dari Ucapan Thom Beanal
4 Kedua, pelajaran dari Ucapan Alm. Theys Eluay
4 Ketiga: Perjuangan bangsa Papua untuk merebut kembali kemerdekaan yang sudah ada, yang dirampas oleh neo-kolonialisme Indonesia."
4 Kunjungi Website Pribadi Saya
4 Baca Versi Bahasa Inggris (Read English Version
4 Baca Versi Bahasa Indonesia
4 Ondofolo Dortheys Hiyo Eluay: SELAMAT DATANG SANG PEMBUNUH! Kabar Apa Lagi yang Kau Bawa? Kabar Baik atau Bakar Buruk?
4

Gen. TPN PB Mathias Wenda: Minta Megawati Bicara Format Dialogue Damai, bukan Bicara Masalah Otsus

4 ONE PERSON DETAINED BY 1702 WAMENA DIED, OTHERS ARE SUSPECTED UNDER SERIOUS THREAT OF DEATH with Two Stories of Similar Assassinations in 1980s, by ELSHAM-Demmak and WPNews, 15 April 2003

 

Surat-Surat Terbuka Anak Koteka (Edisi Online)


Saya kira semua pemuda Papua sudah tahu apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan bakal terjadi di Papua Barat dalam perjalanannya menuju negara dan bangsa yang merdeka dan berdaulat. Karena itu sebearnya tidak perlu saya menggurui semua teman-teman dan adik-adik saya.

Maksud tulisan ini hanyalah untuk memperjelas dan menyegarkan kembali ingatan kita. Banyak orang ditabrak dan mati waktu mengendarai kendaraan bukan karena mereka tidak tahu mengendarai atau bukan karena mereka tidak memahami rambu-rambu jalan dan lalulintas. Kebanyakan terjadi karena kekhilafan, juga karena ego pribadi yang kelewat batas. Saya rasa begitulah jalan ceritanya dalam perjuangan ini.

(Kata-katan dalam kutipan di bawah tidak persis seperti yang mereka katakan, tetapi saya utarakan kembali sesuai dengan apa yang saya pahami dari ucapan mereka yang sempat saya dengar ataupun baca). 

Pertama, THOM BEANAL katakan waktu memberikan sambutan pada Kongres Nasional Papua Barat II 2000 bahwa: "Perjuangan ini gagal atau berhasil hanya ada di tangan orang Papua, bukan di tangan Jakarta, bukan di tangan orang barat." 

Apa artinya? dan Mana buktinya?

Pergilah ke hutan rimba, di mana orang tua Anda bertahan dan berjuang. Pergilah juga ke luar negeri, di mana para mantan pejuang kemerdekaan berdiam. Lalu tanyakan kepada mereka, "Apa sebenarnya penyebab masalah dalam perjuangan kemerdekaan ini?" 

Saya tahu, mereka tidak akan mengatakannya secara jelas. Itu karena Anda salah tanya. Cara bertanya bukan dengan mengajukan kalimat pertanyaan di atas secara langsung, tetapi dengan cara pergi kepada mereka, duduk, bicara, makan, dan tinggal dengan mereka. Anda akan heran dan harap jangan kecewa mendengar yang satu cerita tentang yang lain, yang satu menyalahkan yang lain, yang satu membenarkan diri, yang satu menganggap diri sebagai tokoh, dan yang lain hanyalah pengikut, dll, dll. Itulah wajah perjuangan generasi tua Papua Barat. 

Apakah itu ciri perjuangan Papua Merdeka saat ini?

Jangan heran kalau itu ada, karena itu memang wajah dan budaya politik rakyat Papua? Begitukah? "Benar dan salah!"

Benar karena banyak bukti yang menunjukkannya. Salah karena persoalan itu sebenarnya tidak berakar dari orang Papua sendiri, tetapi bersumber dari pihak ketiga, orang asing, yaitu Indonesia dan dunia barat. Sekitar 1980-an kita tahu ada satu orang Hitam yang datang ke hutan rimba sana dan berjanji mau bantu perjuangan. Ia tinggal dan mau bantu. Tetapi siapa dia? Dia rupanya agen pemerintah asing, yang datang mendata semua kelebihan dan kekurangan pasukan TPN/OPM.

Anda tahu akibatnya?

Pasukan terbagi menjadi pasukan PMK dan TEPENAL, lalu ada yang menamakan diri TPN. Lalu jurubicara TPN/OPM Laurens Dloga ditembak mati oleh sebagian anggota TPN/OPM. Yang satu menyerang yang lain, yang satu menganggap diri di pihak kebenaran dan lainnya di pihak yang salah.

Benar karena pemimpin kita tidak berani melawan ambisi dan nafsu pribadi, tidak mengutamakan perjuangan. Pernah terjadi konflik hanya gara-gara urusan pribadi seperti masalah perempuan atau makan dan minum. Pernah terjadi hanya karena tidak ada kenaikan pangkat, karena tidak diberi jabatan dalam struktur TPN/OPM, dll.

Lihat sekarang! Itulah yang terjadi, bukan? Dalam tubuh PDP misalnya ada banyak kepentingan di sana. Ada kepentingan Barat, ada kepentingan Jakarta, ada kepentingan pribadi, dan ada kepentingan murni orang Papua. Mereka yang menjadi kaki-tangan Barat terbang dari timur ke barat sama saja dengan orang naik taksi dari Sentani - Port Numbay: makan pagi di Numbay, makan siang di Jakarta, makan malam di New York. Lain lagi cerita dari agen Jakarta: Makan pagi di Numbay, makan siang di Makasar, makan malam di Bali, tidur di Jakarta. Lain juga cerita mereka yang ada di sana karena kepentingan pribadi: Makan pagi di Numbay, makan siang di Jakarta dan makan malam di Biak, dan tidur di Timika.

Bagaimana cerita pejuang murni? Kasihan, mereka boleh dibilang secara politik "sudah terjerat" dan tinggal tunggu waktu menghembuskan nafas terakhir. Mengapa orang Papua begitu tidak manusiawi mau merdeka dan membiarkan mereka taruh nyawa begitu saja tanpa memperhatikan keselamatan mereka?

Dalam persaingan kepentingan inilah Theys Eluay dibantai secara tidak manusiawi. Konon ada darah Theys di tangan orang Papua juga. JANGAN HERAN! SEKALI LAGI: Jangan Heran! Pergi kepada adat Papua dan tanyakan: Benarkah???

Dalam persaingan inilah terjadi benturan yang berarti antara organisasi pejuang kemerdekaan yang ada di Papua Barat. Dalam usaha inilah, terlihat sepertinya PDP bangkit sama saja dengan NKRI. Dalam kondisi inilah, PDP tampil memakai topeng bernama: "demokrasi", tetapi sebenarnya tidak. 

Saya tidak mengatakan PDP salah, atau tidak baik. Tetapi gejala kepentingan-kepentingan yang ada di dalam tubuh PDP itulah yang mencurigakan dan mengecewakan. Itu penyakit kambuhan, penyakit kronik, penyakit yang belum ada obat penyembuhnya dalam politik perjuangan bangsa Papua.

Jangan heran kalau PDP mengabaikan kelompok Melanesia Barat alias Bintang - 14. Jangan heran kalau PDP mengatakan Panglima TPN/OPM yang satu adalah murni dan yang lainnya adalah agen TNI/ NKRI. Jangan heran kalau TPN/OPM mengkleim satu-satunya organisasi yang murni berjuang untuk rakyat Papua dan bukan PDP. Jangan heran kalau AMP mengkleim diri sebagai wakil "orang tua" dan organisasi pemuda / mahasiswa lain tidak. Jangan heran kalau Demmak merasa diri lebih murni berjuangan daripada organisasi masa lain. Singkatnya: Jangan heran kalau di antara kita ada kecurigaan-kecurigaan yang tidak masuk akal tapi yang sangat berpengaruh dalam politik perjuangan Papua Barat. 

Tetapi seperti saya katakan dalam puisi memperingati HUT Kemerdekaan I Timor Leste, dunia ini tidak pernah bersahabat, ia selalu menyajikan masalah-masalah dan kalau Anda memecahkan masalah yang satu, pemecahan itu sendiri akan melahirkan masalah satu atau dua, atau tidak atau banyak lagi. Dan kita dilahirkan ke bumi ini untuk melangkah maju menjalani masalah demi masalah, bukan untuk kecewa, duduk dan berhenti.

Jadi, yang Pemuda Papua Barat harus buat adalah:

  • Matikan egoisme pribadi dan kepentingan pribadi bersama-sama dengan kepentingan-kepentingan dari "pesan-pesan sponsor". Lihat penderitaan rakyatmu! Sadarlah bahwa orang tua punya harapan anak-anak muda ini akan berbuat sesuatu yang lebih baik daripada generasi tua mereka. Buktikan bahwa pemuda Papua sekarang berbeda dengan generasi tua.
  • Jalan untuk mengatakannya adalah dengan "merendahkan diri", "mengakui satu sama lain, entah secara organisasi maupun secara pribadi". Kesalahan generasi tuamu karena mereka gagal dalam hal ini.
  • Duduk dan renungkan, "Apa yang sudah serta akan Anda dan organisasi Anda berikan barikan buat bangsamu?" Jangan tanyakan tentang: "Apa yang PDP telah buat?" atau "Apa yang TPN/OPM telah buat?" dst. Kita perlu belajar mengakui kelebihan dan kelemahan masing-masing pihak. Dan kalaupun kita lemah dan diremehkan, mengakui kelemahan itu dan maju dengan kelemahan sambil melakukan pembenahan sana-sini.

Thom Beanal sudah bilang: "Papua Merdeka atau tidak, semua tergantung kepada orang Papua!" Kalau tidak mau, silahkan teruskan kebiasan-kebiasaan generasi tuamu. Dan mereka yang murni memperjuangkan kemerdekaan akan belajar dari kesalahan sendiri dan kesalahan orang lain, lalu maju melangkah untuk berbuat baik bagi bangsanya.

Kedua, Alm. Ondofolo Dortheys Hiyo Eluay pernah katakan dalam wawancaranya dengan Tempo Interaktif setelah datang dan nonton debat seputar Pengesahan UU Otsus untuk Papua Barat (22 Okt. 2001) bahwa: "Saya tidak pikir tentang Otonomi. Saya tolak tegas Otonomi. Saya hanya berpikir untuk kemerdekaan bangsa Papua. Itu mandat yang saya terima dari rakyat saya."

Itulah suara anggota PDP sekarang? Atau jangan tanya PDP, tetapi, "Apakah itu suara hatimu sekarang?"

Saya tahu, PASTI ANDA JAWAB: "Ya benar, itu suara hati saya!"

Tetapi maafkan saya, jangan tipu diri sendiri. Saya tanya kepada hati yang ada "JAAAAAAAAAAAAAAAUH di dalam lubuk hati sana!! Bukan hati yang bisa Anda keluarkan lewat mulutmu.

  • Anda perlu biaya untuk uang sekolah, bukan?
  • Anda perlu uang untuk sewa tempat tinggal (kos) dan makan di warung dan minum anggur - bir, bukan?
  • Anda perlu uang untuk bersenang-senang, bukan?
  • Anda perlu uang untuk beli buku, bayar SPP, biaya angkot, ongkos taxi, masuk chatting di Warnet, bukan?

Terus terang saja! Anda butuh ini, dan itu Anda dan saya tidak bisa sangkal. Sekarang saya tanya lagi:

SIAPA YANG PUNYA UANG BANYAK DI PAPUA BARAT SEKARANG?

  • Bukanlah Pemda dan aparat-aparatnya?
  • Bukankah agen-agen Jakarta yang punya uang banyak sekarang?
  • Benar kan? Gunakan uang "OTSUS" untuk perjuangan itu boleh saja?
  • Benar kan? Kita terima Otsus sekarang saja, supaya kita bisa pakai uang Otsus untuk perjuangan?
  • Benar kan? Sementara saya bantu memperjuangkan suara rakyat Papua, saya perlu makan, karena itu, biarlah saya dekat dan setuju dan gunakan Otsus?

Ingat, ini cara-cara generasi tua bangsa Papua. Mereka pernah dapat janji dari Sukarno, dari Suharto dan dari Megawati Sukarnoputri. Mereka kira bisa pakai Indonesia untuk memperjuangkan Papua Merdeka. Ternyata mereka salah besar. 

Mana buktinya? Lihat saja banyak tokoh pro-integrasi membelot dan lari ke luar negeri dan mati di sana. Mengapa? Karena janji Sukarno dan Suharto ternyata NOL. Lihat saja Theys sendiri yang dulunya pemuka pro-integrasi tetapi membelot. Sejauh manakah kedekatan Anda dengan Indonesia? Saya kira Theys adalah orang terdekat dengan Sukarno dan Suharto. Pernahkan Anda tanya kepadanya: "Mengapa Tete Theys bicara merdeka sekarang, dan bukan dulu?"

Kalau Anda berbuat salah sekarang, "PASTI" Anda akan menyesal, sama dengan Bonay dkk. di pengasingan, dan sama dengan Alm. Theys Eluay dkk. di Papua Barat. 

  • Jangan terlalu tolol sama dengan orang tuamu.
  • Jangan terbiasa lihat masa sekarang dan mau bersenang-senang dengan masa kini saja.
  • Biasakan diri lihat lima, sepuluh, duapuluh, limapuluh, seratus, duaratus, seribu tahun ke depan!!!
  • Papua Barat sudah merdeka, cuma belum berdaulat karena kedaulatan itu dirampas oleh AS dan diserahkan melalui UNTEA kepada Indonesia. Hal pertama, kita sudah tahu kesalahan itu. Dan lebih penting lagi, kita sudah tahu bagaimana memperbaikinya. 
  • Sekarang tinggal Anda dan saya: Mau setuju dengan perkataan Theys? Atau mau larut ke dalam permainan Indonesia dan akhirnya terlambat untuk berbuat di usia muda untuk bangasmu seperti yang dialami Theys?

It's all up to you!!!

Ketiga, Alm. Ondofolo Dortheys Hiyo Eluay pernah katakan dalam wawancaranya dengan Tempo Interaktif bahwa "Perjuangan bangsa Papua di Papua Barat berbeda dengan perjuangan rakyat Timor Leste karena perjuangan orang Papua bukan untuk mencapai kemerdekaan, tetapi untuk merebut kembali kemerdekaan yang sudah ada, yang dirampas oleh neo-kolonialisme Indonesia."

(BERLANJUT....) KETIGA »»

   
© Copyright 1999-2001. All rights reserved. Contact: Tribal_WEBMASTER   by The Diary of OPM