|
|
Berbagai Isu di Papua Timbulkan Kecemasan
Jakarta, Gencarnya berbagai isu yang menjurus kepada kekerasan dan konflik etnis atau agama di Papua akhir-akhir ini menimbulkan kecemasan sehingga mengganggu kedamaian, ketentraman dan ketidaknyamanan lingkungan. Para pemimpin agama di Papua menyatakan itu lewat siaran pers kepada Pembaruan, di Jakarta, Jumat (19/4).
Demikian pula, soal pemberitaan media massa dan sinyaleman adanya Laskar Jihad, barisan merah dan misi-misi khusus yang akan masuk Papua, itu jelas akan memberikan peluang besar untuk terciptanya konflik kekerasan dalam masyarakat.
''Suasana seperti itu otomatis menjadi pokok perhatian dan keprihatinan para pemimpin agama, terutama akibat munculnya isu menyesatkan yang merugikan semua pihak,'' bunyi pernyataaan itu.
Para pemuka agama yang mendatangani pernyataan itu adalah Ketua Sinode Gereja Kristen Injili Tanah Papua Herman Saud, Uskup Keuskupan Jayapura Leo Laba Ladjar, Ketua Sinode Gereja Kemah Injili Papua Jhon Gobay, Ketua Persekutuan Gereja Gereje Baptis Indonesia Yuridis Daely, Gereja Pantaikosta Papua Andreas, Pendeta Gereja Bethel Indonesia Roebyn Weohau dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Papua Zabeir D Hussein.
Mereka juga menyerukan, agar setiap insan Tuhan di Papua bersatu dan bersama menyatakan perilaku hidup yang damai. Seluruh warga Papua diserukan saling mencintai dan menghormat.
''Artinya, Papua sebagai zona damai, tanpa kekerasan yang mana para penghuninya memiliki rasa persaudaraan tinggi dengan menjauhi konflik,'' tegas pernyataan itu.
Para tokoh agama itu mengingatkan, segala bentuk kekerasan di wilayah Papua yang dapat menimbulkan perpecahan di antara warga masyarakat agar ditolak.
Karena itu, para pemimpin agama itu meminta kepada pemerintah daerah di provinsi itu agar sungguh-sungguh berjuang untuk masyarakat dengan mampu menumbuhkan kepercayaan kepada publik
Mereka mengemukakan, sampai saat ini masih banyak kasus kekerasan yang belum tuntas diselesaiakan oleh aparat penegak hukum, seperti kasus Abepura dan kematian Theys Hiyo Eluay. (pembaruan)
|