Other Updates

 
4

Mendesak, Pembentukan Tim Investigasi Independen

4Kasus Theys, Dua Jenderal Terlibat 
4Komando Siluman, Pasukan Siluman
4Jantung Theys dan Aristoteles
4Terjepit Bisnis Kayu
4Antara Jakarta dan Papua
4Berawal dari Rumor Drakula
4Kelambanan Pemulangan Pengungsi dan Situasi Politik Lokal
4KANTOR GUBERNUR MALUKU TERBAKAR HABIS

 

  04 April, 2002 04:04:11 AM

Jantung Theys dan Aristoteles 

Banyak kejanggalan di balik tewasnya Theys Hiyo Eluay. Penyebab kematiannya ada dua versi. Minggu, 11 November, Kepala Polres Jayapura Ajun Komisaris Besar Polisi Daud Sihombing kepada pers melansir bahwa Theys diduga mati karena dicekik. Esoknya, Dokter Clemens Manyakori, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, mengumumkan bahwa Theys mati karena kekurangan oksigen, bukan karena cekikan. Indikasi itu tampak dari ditemukannya sperma di celana korban. 

Hasil visum itu menjadi polemik. Untuk memperjelasnya, jantung Theys harus dibawa ke laboratorium forensik kepolisian di Makassar, Sulawesi Selatan. Tapi pihak keluarga menolak. Anehnya, setelah dua bulan ayahnya dikuburkan, Boy Eluay baru tahu bahwa jantung ayahnya masih disimpan ibunya, Yaneke Eluay. Gara-gara soal jantung ini, kontak Boy dan ibu tirinya itu renggang. Ketika dikonfirmasi TEMPO soal jantung itu, Yaneke menolak berkomentar. 

Kejanggalan lainnya adalah soal Ismail Nalli. Warga Koya Tengah—lokasi transmigrasi tempat Theys terbunuh—yang menyaksikan proses pembunuhan Theys itu sudah melaporkan kesaksiannya kepada kepolisian Papua. Tapi belakangan ia digelandang ke markas Kopassus di Hamadi. Kabarnya, ia ditekan agar tak membeberkan kesaksian yang telah dibeberkannya panjang-lebar ke polisi. 

Aristoteles, sopir Theys, juga raib hingga kini. Kabar terakhir, ia menelepon Yaneke mengabarkan kondisi Theys. Setelah itu, tak jelas, wallahualam. Komisi Penyelidik Nasional, awal Maret ini, membongkar sejumlah tempat yang dicurigai sebagai kuburan di markas Kopassus. Hasilnya? Nihil. Belum jelas apakah Aris yang juga keponakan Theys itu masih hidup atau sudah mati. 

Lolosnya mobil Theys masuk kawasan Koya Tengah juga aneh. Di sepanjang perjalanan itu terdapat dua pos penjagaan tentara yang dikawal ketat. Siapa pun yang hendak lewat harus melapor dulu ke para penjaga itu. Siapa yang punya kemampuan menerabas penjagaan seperti ini? "Pelakunya jelas anggota Kopassus," kata Boy Eluay. Supervisor Elsham Papua, Jhon Rumbiak, menduga bahwa oknum Kopassus hanyalah sang eksekutor. "Perjuangan" Theys dianggap membahayakan Jakarta. 

Wens Manggut (Tempo)

   

1999 | 2000 | 2001 | 2002 | 2003 | 2004