| | | 04 April, 2002 04:19:42 AM
Berawal dari Rumor Drakula Theys tewas setelah pesta di markas Kopassus di Hamadi. Inilah kronologi dan kejanggalannya. Drakula gentayangan di Jayapura. Dua anak kecil menjadi korban makhluk yang konon doyan darah manusia itu. Warung-warung makan menggunjingkannya. Orang tua sibuk mengawasi anak-anaknya seharian suntuk. Jika malam tiba, jalanan mendadak sepi. Kabar seram ini menyergap ibu kota Provinsi Papua itu, lalu menyebar sampai radius 10 kilometer di Abepura.
Tak lama kemudian, persis di Hari Pahlawan, 10 November lalu, "sang drakula" benar-benar memakan korban. Sasarannya bukan seorang bocah, melainkan seorang tokoh, pemimpin Presidium Dewan Papua, Theys Hiyo Eluay. Ia lenyap diculik. Esoknya, mayat kepala suku Sentani itu ditemukan di Koya Tengah, kawasan transmigrasi, sekitar 35 kilometer dari Jayapura.
Jangan keburu kaget. Rumor drakula tadi memang sengaja diciptakan. Tim Elsham Papua, sebuah LSM yang ikut mengusut ihwal penyebab kematian Theys, menggarisbawahi bahwa kabar drakula tadi adalah prakondisi yang sengaja dibikin oleh komplotan pembunuh Theys. Tujuannya? Menghindari sebanyak mungkin orang menyaksikan pembunuhan. Rilis temuan Elsham Papua ini disampaikan kepada pers, awal Maret lalu.
Modus serupa pernah terjadi pada 1984. Saat itu santer beredar kabar bahwa seorang gadis cantik kerap berkeliaran di Jayapura jika hari sudah malam. Gadis itu berhidung mancung, berambut lurus, dan bodinya molek. Pokoknya menggoda. Yang membuat bulu kuduk merinding, hobinya melumat manusia. Itu sebabnya ia lalu disebut Hantu Sumiati. Buntutnya, Arnold Ap, seorang pejuang kemerdekaan Papua, tewas dicekik.
Banyak yang ganjil sebelum terjadi pembunuhan. Theys kerap absen dari sejumlah acara yang sudah dijadwalkan. Siang hari tanggal 10 November itu, mestinya ia menghadiri pesta pernikahan putra Michael Manufandu seorang pejuang Papua lainnya di Kampung Dok Lima, Jayapura. Entah kenapa, ia tak datang. Lewat Thaha Al Hamid, Sekjen Dewan Papua, Theys cuma menitip salam kepada sahibulhajat.
Sore harinya, ada jadwal rapat Presidium di Hotel Matoa, yang terletak di pusat Kota Jayapura. Tapi pertemuan itu akhirnya batal. "Saya mendapat firasat tidak enak, sepertinya sesuatu akan terjadi," kata Thaha Al Hamid kepada TEMPO. Sejumlah wartawan di Papua membisiki sebuah info gawat: bahaya tengah mengincar sejumlah pentolan Presidium. Kebetulan saat itu ramai terdengar sikap Theys dan rekan-rekannya: memasang garis demarkasi memisahkan diri dari Jakarta.
Malam itulah Theys meluncur ke Hamadi, sekitar tiga kilometer dari Kota Jayapura. Ia menghadiri resepsi Hari Pahlawan di markas Kopassus. Tamu datang dari banyak kalangan, juga wartawan. Theys mengenakan kemeja biru bermotif bunga. Ia duduk berdampingan dengan Letnan Kolonel Hartomo, komandan Kopassus setempat. Di meja disajikan sejumlah botol bir berukuran sedang dan bir kecil yang kerap disebut bir Papua.
Pesta berlangsung terang-benderang dan aman. Tapi ada sisi gelap di luaran. Semua lampu di halaman parkir dimatikan. Gelap-gulita. "Sejumlah orang hilir-mudik di parkiran itu," kata Boy Eluay, putra tertua Theys. Pukul 21.30 waktu setempat, Theys pamitan. Ia pulang ditemani Aristoteles, sopir pribadi sekaligus kemenakannya. Tujuannya balik ke Sentani, rumah Theys, yang berjarak sekitar 45 kilometer dari markas Kopassus itu.
Empat puluh lima menit kemudian, telepon di rumah Theys berdering. Yaneke Eluay, istri Theys, langsung menyambar. "Bapak diculik orang amber," kata Aristoteles sembari terisak. Orang amber adalah sebutan masyarakat setempat untuk orang yang bukan asli Papua. Tak jelas di mana Aristoteles menelepon. Pembicaraan keduanya berlangsung singkat dalam suasana panik.
Yaneke lalu menelepon pos Kopassus di Gunung Iffar Sentani, tak berapa jauh dari kediaman Theys. Ia bermaksud minta tolong agar suaminya dicari. Hal ini dilakukannya karena sejumlah personel Kopassus sudah akrab dengan keluarga Theys. Bahkan ada yang terbiasa tidur di kamar Aristoteles. Tapi, meski berkali-kali dipencet, telepon tak kunjung diangkat. "Padahal biasanya, kalau Mama telepon, pasti dilayani dengan baik," kata Boy Eluay. Esoknya, Yaneke jatuh pingsan begitu mendengar kabar bahwa suaminya sudah meninggal.
Sejumlah saksi mata yang ditemui Elsham Papua menuturkan bahwa Theys diculik di Skyline. Ini nama sebuah bukit yang jauhnya sekitar tiga kilometer dari markas Kopassus di Hamadi tadi. Malam itu kata para saksi mata ini sebuah mobil Kijang meluncur dari arah Hamadi. Jalannya oleng. Seseorang berusaha merebut setir mobil. Tapi gagal. Seseorang lalu terjatuh. Belakangan ke tahuan dialah Aristoteles, yang biasa dipanggil Aris.
Mobil Kijang Theys akhirnya meluncur terus ke arah Koya Tengah. Mayat kepala suku besar itu ditemukan seakan sedang tertegun di kursi tengah mobilnya.
Wens Manggut, Cunding Levi (Jayapura)
Sumber : Ttempo |