Educating the World, for a Free & Independent Confederated Tribal-States of West Papua

 

4

THE CHAIR OF KOTEKA TRIBAL ASSEMBLY (DeMMAK), Benny Wenda IS ARRESTED Peoples' Reaction will soon trigger violence and the International Community Should be Wise NOT to Close Their Eyes on the Ongoing Humanitarian Crises in West Papua

4 Ada Provokator yang Terus Mengacau di Papua
4 Ada Kaitannya dengan Pembunuhan Theys *Awom: Ini pasti ulah provokator untuk kacaukan Papua*Masyarakat Papua Diminta tak Terpancing
4 Makam Theys Dibakar *Untung ketahuan, sehingga hanya krans bunga yang ludes *Pelaku Masih dalam Penyelidikan
4 Makam Theys Dibakar, Pelaku Kabur
4 Masyarakat Papua Mendesak Pembentukan Komda HAM
4 Seharusnya Ada Wakil Papua di Komnas HAM
4 Presiden: Tak Perlu Ragukan Pemerintah Tuntaskan Kasus Theys
4 TNI Tidak Tolerir Upaya Menggoyang Pemerintah
4 Hubungan Militer Indonesia dan AS Harus Dipulihkan
Saturday, June 08, 2002 03:25:54 PM

Sobat Papua,

Jumat pagi (7 Juni) ada kejadian yang lain dari yang lain......bagaiama mungkin, makam ketua PDP yang letaknya di bekas lapangan bola SEntani berusaha di bakar oleh orang tak dikenal.

Ulah Provokator ? untuk memprovokasi massa cimpatakan kekacauan di Papua?

simak laporan selengkapnya :


Makam Theys Dibakar 

*Untung ketahuan, sehingga hanya krans bunga yang ludes

*Pelaku Masih dalam Penyelidikan



SENTANI-Jumat kemarin, makam Theys yang terletak di Lapangan Bola Sentani dibakar. Belum diketahui siapa yang melakukan pembakaran tersebut. Namun yang pasti hingga kemarin, pihak Polsek Sentani sudah melakukan pemeriksaan terhadap dua orang siswa sekolah yakni Steven Eluai siswa SMP 2 Sentani dan Benhur Suebu Siswa SMU Asisi Sentani. Mereka berdua dikabarkan mengetahui saat terjadinya pembakaran itu. 

Seperti diketahui, Jumat kemarin seperti biasanya masyarakat Sentani dan sekitarnya melakukan aktivitasnya masing-masing. Tak ada yang menduga kalau akan terjadi apa-apa. Namun betapa mereka kagetnya, ketika makam Theys keluar asap. 

Dan benar, ternyata makam alm Theys yang terletak di Otoritas Adat Taman Peringatan Kemerdekaan dan Pelanggaran HAM di Sentani itu dibakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Untung segera ketahuan, sehingga yang terbakar baru krans bunga yang mengelilingi makam Theys tersebut. Ini tidak lain berkat kecekatan masyarakat setempat yang segera berusaha memadamkam api.

Kajadian tersebut memang tak berlangsung lama, sebab dengan sigap dan dalam waktu sekejab saja sejumlah anggota keluarga, Satgas Papua maupun masyarakat sekitar langsung berusaha memadamkan api yang terus membakar sejumlah karangan bunga di atas maupun di kanan dan kiri dari makam tersebut.

Atas ulah orang tak bertanggung jawab ini, kemarin masyarakat Sentani sempat was-was. Bahkan masyarakat yang sempat terkumpul di airport baik yang berada di Hanggar Trigana maupun Bandara Sentani sempat ketakutan. 

Di sela-sela terbakarnya sejumlah krans bunga tersebut, istri almarhum Theys (Ny. Yaneke) serta anaknya Boy Eluay ikut sebuk memadamkan api. Mereka tampak sedih.

Boy Eluay ketika ditemui Cenderawasih Pos di sela-sela peristiwa tersebut, mengatakan, meski belum diketahui secara pasti siapa pelakunya, namun pihaknya mengaku mengetahui kemungkinan pihak yang berusaha melakukan pembakaran makam ayhanya itu.

"Yang jelas sangat kami sesali kejadian ini. Sebab kasus bapak ini kita sendiri belum puas karena belum terungkap,'katanya.

Dikatakan oleh Boy bahwa dengan peristiwa pembakaran ini, jelas merupakan upaya untuk menciptakan situasi menjadi kacau dan mengalihkan konsentrasi dari penanganan Kasus terbunuhnya Theys. ''Ini secara otomatis perlahan-lahan mereka akan mengalihkan kasus dari lamarhum ini dengan kasus-kasus baru yang akan timbulkan,''paparnya.

''Atas pembakaran ini pula, sudah ada informasi-informasi akurat yang masuk pad kami. Bahkan dari data-data yang ada pada kami sebenarnya sudah diketahui siapa mereka,'' tuturnya. 

Didesak pertanyaan siapa mereka itu, Boy Eluay tak mau trnasparan. ''Sebenarnya tidak semua pendatang punya hati yang jelek terhadap perjuangan ini malah banyak juga yang mendukung perjuangan secara diam-diam dan juga banyak memberi dukungan moril. Tetapi ada satu dua orang yang secara jelas-jelas sebagai provokator dan dia berusaha membuat keresahan tersendiri, yang ujung-ujungnya malah masyarakat itu sendiri yang akan berhadapan dengan pihak aparat,''katanya.

DUA DIPERIKSA

Di tempat yang berbeda, kapolsek Sentani AKP. Yunus Wally didampingi Kanit Resintel Ipda Sujadi Waluya menjelaskan, atas peristiwa tersebut, maka dua orang saksi masing-masing Steven Eluai siswa SMP 2 Sentani dan Benhur Suaebu Siswa SMU Asisi Sentani yang pertama kali melihat kejadian tersebut sedang dimintai keterangannya.

"Memang pelakunya belum diketahui dan sementara dalam penyelidikan. Namun pihak Polsek akan berusaha mencari siapa pelaku dari pembakaran tersebut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,"katanya. 

Masih menurut Kapolsek bahwa kedua saksi yang pertama melihat kebakaran tersebut yaitu Steven Eluai yang merupakan siswa SMP 2 Sentani dan Benhur Suaebu Siswa SMU Asisi Sentani. ''Mereka berdua sudah dipanggil dan dimintai keterangannya,''lanjutnya.

Menurut Kapolsek, dari keterangan kedua saksi yang telah diperiksa, belum bisa diperoleh keterangan yang pasti tentang siapa yang melakukan pembakaran tersebut. Sebab keduanya mengaku melihat pada saat api sudah mulai menyala. 

Seperti keterangan yang diberikan saksi Benhur bahwa kejadian tersebut diketahui ketika ia akan pulang ke rumahnya di Desa Hobong, dipanggil oleh salah seorang buruh bangunan yang sedang mengerjakan lantai dua bangunan sekolahnya. Saat itu, buruih tadi, memberitahukan kalau ada kebakaran di Kuburan Pak Theys. 

Setelah itu, baru ia lari ke kuburan dan melihat api yang membakar bunga di kuburan tersebut. ''Melihat kebakaran itu dia bermaksud memberitahukan Satgas yang biasa berjaga dikuburan tersebut, namun Satgas yang berjaga pada saat itu tidak ada lalu dia berlari ke pendopo (rumah Almarhum Theys) untuk memberitahukan akan kebakaran tersebut,''tutur Kapolsek. 

Sementara itu saksi Steven kepada Polisi mengatakan bahwa peristiwa itu diketahui pada saat akan kesekolahnya yang ada di samping Kuburan Theys. Namun tidak mengetahui paelakunya karena dia berkonsentrasi ke Sekolah. 

Setelah sampai di sekolah teman-temannya berteriak kalau kuburan Pak Theys terbakar. ''Lalu katanya dia hanya melihat api yang menyala di tumpukan bunga di makamnya almarhum Theys itu,''lanjut kapolsek.

Hal yang sama dikatakan Wakapolres Jayapura Kompol Drs. Frans Gina. Menurutnya,

pelaku pembakaran makam Theys Hiyo Eluay yang berlangsung Jumat kemarin masih dalam penyelidikan pihak berwajib. 

''Berdasarkan informasi yang kami terima pembakaran makam tersebut sempat mengakibatkan terjadinya konsentrasi massa di sekitar Kota Sentani. Namun kumpulan massa yang sempat membuat jalur Sentani terjadi kemacetan itu berhasil diatasi oleh aparat, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak sampai terjadi,''paparnya.

Ketika ditanya tentang adanya sinyalemen provokator yang bermain dibalik pembakaran makam tersebut, menurut Frans, saat ini pihak kepolisian belum bisa memberikan kesimpulan.

"Hal itu merupakan suatu tindakan-tindakan yang perlu kita selidiki dulu. Karena yang namanya pembakaran tersebut kita harus mencari fakta-fakta dulu siapa yang melakukan itu kemudian motifnya apa. Semuanya ini akan diselidiki dulu,"ungkap Frans Gina kepada Cenderawasih Pos.

Frans Gina menambahkan, andaikan dalam penyelidikan nanti ditemukan adanya indikasi provokator, maka pihak kepolisian yang melakukan penyidikan. "Nanti kalau terbukti ada provokar atau ini itu maka akan kita sidik,"ungkap Frans.

Terkait dengan adanya pembakaran makam tersebut Frans Gina mengaku telah memerintahkan Kapolsek Sentani untuk sesegera mungkin melakukan penyelidikan terhadap motif-motif pembakaran tersebut serta memburu pelaku pembakaran.****

Important News

Why I Wrote the book on Theys Eluay's assassination? by Sem Karoba

Amnesty International Annual Report 2002
released May 28, 2002,
Covering events from January - December 2001, INDONESIA

Papuan leaders want troops withdrawn

WASIOR BRACES FOR AN IMMINENT MILITARY OPERATION

Timor Lorosa'e President's Opinion on the Contrary to Jose Ramos-Horta's opinion on Supporting Independence Movement in Aceh and West Papua

Papuan Representatives Heading to Jakarta to Meet Mega-Hamzah Government

Fighting talk as independence movement gambles on action

Foreign Affairs, Defense and Trade Reference Committee on  Australia’s Relationship with PNG and the island states of Oceania

The right of peoples to self-determination in the prevention of conflicts 

Pemberlakuan Otsus Harus Memberdayakan Putra Papua

issue 344 - April 2002, New Internationalist Magazine's Speial Edition on West Papua, by Chris Richards and Paul Kingsnorth

 
   
© Copyright 1999-2001. All rights reserved. Contact: Tribesman-WEBMASTER   Presented by The Diary of OPM