Saturday, June 08, 2002 03:48:16 PM
Presiden: Tak Perlu Ragukan Pemerintah Tuntaskan Kasus Theys
JAKARTA- Presiden Megawati Soekarnoputri meminta rakyat Papua tidak perlu meragukan upaya pemerintah dalam menuntaskan kasus penculikan dan pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay dan penghilangan secara paksa Aristoteles Masoka (sopir pribadi Theys).
Pemerintah akan menindaklanjuti proses penyelidikan sampai tuntas. Bahkan pemerintah juga tidak akan menutup-nutupi siapa yang menjadi dalang penculikan, motiv penculikan dan pembunuhan Theys, tegas Presiden Megawati ketika menerima Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPRD Provinsi Papua untuk kasus Theys, Pendeta Agustien Iwanggin Tanamal di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/6).
Presiden menegaskan, penyelidikan atas kematian Theys terus dilakukan sampai berhasil. "Karena itu, kenapa rakyat Papua mesti meragukan upaya pemerintah. Pasti akan diumumkan pada waktunya,'' ucap Megawati seperti dikutip Agustien.
Menurut Iwanggin, Presiden Megawati Soekarnoputri yang didampingi Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno menyatakan tidak pernah berjanji mengumumkan hasil KPN untuk kematian Theys pada 1 Mei 2002, seperti diungkapkan Ketua KPN Koesparmono Irsan.
Megawati mengakui, kematian Theys bukan hanya suatu pukulan terhadap orang Papua tetapi juga pemerintah dan dunia. Karena itu tidak mungkin penculikan dan pembunuhan ini didiamkan saja. Pemerintah berupaya terus untuk menyelesaikan sampai tuntas, siapa pelaku, motif pembunuhan dan siapa dalangnya.
Rakyat papua, lanjut Agustien, meminta mantan Ketua KPN Koesparmono mengklarifikasi pula pernyataannya bahwa penculikan dan pembunuhan Theys sebagai kasus kriminal biasa dan bukan pelanggaran berat hak asasi manusia.
Menjawab pertanyaan apakah tidak mengkhawatirkan kasus Theys akan dipetieskan, dia meyakini pemerintah pasti mengungkap tuntas kasus tersebut.
Masalah Besar
"Pemerintah harus siap memahami bahwa Papua punya masalah besar yang diketahui dunia internasional. Jangan sampai soal ini membuat aspirasi merdeka mencuat dan mendunia. Oleh karena itu harus diselesaikan sampai tuntas,'' tegas Ketua Pansus DPRD Papua itu.
Mengenai tidak ikutnya Sekjen PDP Thaha M Al Hamid dan anggota PDP Yorrys Th Raweyai dalam pertemuan dengan Presiden Megawati kendatipun sudah ada di halaman Istana Negara, Agustien menjelaskan, itu disebabkan protokoler kepresidenan yang hanya memberi izin untuk delapan orang.
"Memang nama Sekjen PDP Thaha Moh Alhamid tercatat dalam anggota Pansus DPRD Provinsi Papua yang diterima. Tapi karena solider dengan anggotanya, Yorrys Th Raweyai, dia menolak ikut bertemu presiden,'' tuturnya.
Di tempat yang sama Jenderal Endriartono Sutarto yang baru dilantik sebagai panglima TNI mengatakan, kasus Theys sedang diproses secara hukum.
"Kalau memang terbukti ada anggota TNI yang terlibat, ya pasti akan diberi sanksi hukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Saya punya komitmen yang kuat untuk ini,'' ucap Sutarto.
Sehari sebelumnya, utusan dari Papua itu juga menemui Ketua DPR Akbar Tandjung didampingi Wakil Ketua Komisi I Astrid S Sunaryo dan Syaeful Rachman dari Komisi II, di gedung MPR/ DPR, Jakarta.
Seusai mendatangi para wakil rakyat itu, Agustien mengatakan, kasus penculikan dan pembunuhan Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay merupakan rangkaian kejahatan negara yang dilakukan terhadap rakyat Papua selama 40 tahun. Karena itu, pengungkapan kasus Theys merupakan ujian akhir bagi pemerintah Indonesia. (A-17/M-11/W-8/M-15)
-------------------------------------------------------------------
Last modified: 8/6/2002
|
|