| | | Surat Kabar Harian Cenderawasih Pos 9 April 2002 Jangan Dibawah ke Hutan Thom Beanal Yakin Kasus Theys Murni Masalah PolitikJayapura Penyelidikan kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay, pada 10 November 2001, masih berlanjut. Bahkan KPN daerah telah menyimpulkan sementara siapa dibalik tindakan keji itu. Namun hebonya, di Jakarta berkembang isu bahwa kematian ketua LMA ini berkait bisnis kayu di Papua senilai Rp 400 miliar seperti dilansir Cenderawasih Pos (4/4) mengutip pemberitaan MajalahTempo.
Isu ini cukup menggentarkan, dikabarkan dua jenderal terlibat dalam pembunuhan yang berkaitan dengan bisnis kayu tersebut. Tentunya informasi yang santer di Jakarta itu membuat masyarakat Papua bertanya-tanya.
Apakah mungkin Theys dibunuh karena itu, sementara ondofolo Sereh itu dikenal dengan perjuangan politiknya yang global, yakni berjuang untuk menjadikan Papua sebagai suatu bangsa yang berdaulat, terlepas dari NKRI. Apa komentar Presidium Dewan Papua atas informasi ini. Berikut bincang-bincang Cenderawasih pos dengan Wakil Ketua PDP, Thom Beanal, yang menghadiri Raker Dewan Adat Papua 5-8 April di Kotaraja, Jayapura kemarin.
*Belakangan ini berkembang informasi tewasnya Theys terkait bisnis kayu di Papua senilai Rp 400 miliar. Bagaiman pendapat anda?
Menurut saya masalah politik jangan dibawah-bawah ke masalah hutan atau Kayu. Sebab seorang tokoh adat mengenal batas wilayah adatnya. Dimana dia bisa bicara dan dimana dia tidak boleh berbicara. Pak Theys adalah seorang ondofolo dari Sereh, bukan dari Enggros atau Tobati. Jadi mereka jangan bawah-bawah masalah ini seolaholah dia (Theys) ada sibuk dengan Hanurata yang ambil kayu di Holtecamp.
*Jadi menurut anda, tidak mungkin Pak Theys terlibat dalam hal itu?
Tidak mungkin ia (Theys) lakukan itu dan tidak ada urrusan dengan masalah kayu. Sebab wilayah Sereh hanya pada danau Sentani, pulau-pulau hingga Cyclop. Kalau lewat batas itu jelas malu, tidak bisa. Seorang kepala suku tidak sembarang, ia sangat menghargai orang yang punya barang.
*Tapi apa mungkin kalau tinjau dari kapasitas beliau sebagai ketua LMA Papua?
Saya pikir tidak. Contohnya kami di Timika, bukan Amungme yang punya masalah. Itu hanya dengan lima keret orang pantai yang punya masalah. Bukan orang yang disebut Suku Amungme. Disini juga barangkali tidak jauh berbeda.
Kami di Papua walaupun sederhana masih tahu adat istiadat dan hak kami. Jadi jangan bawah seolah-olah Pak Theys itu ketua LMA Papua dia mau campur ke sana. Tidak demikian. Dia akan Bantu kalau ada permintaan dari LMA di kabupaten. Jadi orang di adat, tah betul aturannya.
*Ada informasi isu bisnis kayu itu terkait sejumlah HPH di Papua. Kira-kira menurut anda?
Kalau dikaitkan dengan Djayanti kah apa, saya tidak tahu. Tapi yang jelas kalau bicara tentang hak hutan saya rasa tidak benar. Jadi jangan orang dari Jakarta membawa soal politik ini ke dalam masalah ekonomi. Apalagi dikaitkan dengan bisnis kayu miliaran itu. Kalau kaitannya sedikit dekat tidak apa-apa, tapi ini sangat jauh.
*Jadi menurut anda, kematian Pak Theys tak ada sangkut pautnya dengan isu tersebut?
Tepat sekali. Kematian Theys murni karena politik. Sebab dia itu sudah teken (tanda tangan) politik yang bertentangan dengan negara ini. Kedua, dia adalah tahanan negara. Sehingga kalau dibunuh oleh satu pasukan yang disebut pasukan khusus, jelas masalah ini murni politik. Orang Jakarta jangan buat hal yang sudah jelas menjadi kabur. Apalagi pasukan khusus bukan untuk bunuh-bunuh orang kampung. Mereka disiapkan untuk hadapi keadaan gawat atau perang di negra ini.
*Indikasi ada anggota Kopassus Satgas Tribuana yang terlibat. Menurut anda siapa yang harus bertanggung jawab atas kasus ini?
Negara yang harus bertanggung jawab. Sebab kalau Kopassus bertindak, jelas negara ada dibalik itu. Karena mereka ditugaskan di Papua atas perintah negara dan tentunya ada komando untuk menghabisi Theys. Dia kan dianggap sangat berbahaya.
Jadi komandonya bukan Kodam Trikora, tapi ada di Jakarta dan ini berkaitan dengan Intelijen Negara (BAKIN). Jadi kalau satu pasukan khusus yang bertindak, jelas berkaitan langsung dengan negara.
Dan yang perintahkan jelas bukan dari bawahan, tapi ada topnya (atasan). Mereka boleh memutarbalikan dengan menghukum bawahan,.tapi dunia sudah tahu bahwa ini perintah atasan.
*Tanggapan anda tentang perkembangan penyelidikan KPN, bagaimana?
Sebenarnya tidak perlu dilakukan penyelidikan macam-macam. Sudah jelas Kopassus Tribuana yang lakukan itu. Dan itu bukan baru ditemukan, sebab polisi sudah tahu duluan. Jadi yang salah seharusnya ditindak sesuai aturan. Jangan buat berbagai macam tim penyilidik. Padahal tinggal diungkapkan saja pelakunya.
*Bila sudah ditemukan tersangka, menurut anda sebaiknya persidangannya dimana?
Saya pikir karena ini bunuh Papua punya pemimpin, maka berikanlah kami merdeka. Tidak perlu lakukan proses hukum atau ke persidangan segala. Theys sudah dibunuh, apakah dibangkitkan dengan menyidangkan pelakunya. Itu saja, beri kami merdeka.
*Belum lama ini istrinya Pak Theys ke Jakarta, kira-kira terkait masalah apa. Dan apakah sudah di koordinasikan demngan PDP?
Oh itu, istrinya pak Theys (Ny. Yaneke Ohee) memang ke Jakarta bertemu Rahmawati. Namun bukan karena apa-apa, hanya sebagai seorang janda ia cukup prihatin dengan kasus ini. Dan mereka juga sampaikan keprihatinannya dengan meninggalnya Pak Theys. Ia bertemu Rahmawati karena bapaknya (mantan presiden Soekarno) sebagai sorang pemimpin yang pernah diperlakukakn seperti itu.
Memang hal itu tidak dibicarakan dengan PDP, namun bagi saya mereka kan sudah saling kenal lebih dulu. Sehingga tidak perlu koordinasi dengan kami. Sebab itu menyangkut hubungan antara mereka.(patrias Samber) |